Panduan Mudah Memahami Konspirasi Uang di Dunia (2)
https://www.naviri.org/2018/05/konspirasi-uang-part-2.html
Naviri.Org - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Panduan Mudah Memahami Konspirasi Uang di Dunia 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Di dalam toko emasnya, Fabian memiliki sebuah ruang penyimpanan yang sangat kuat, dan sebagian masyarakat merasa lebih aman kalau menitipkan koin emas mereka kepada Fabian untuk disimpan. Fabian akan menagih sejumlah uang tertentu sebagai jasa penyimpanan untuk orang-orang tersebut. Sebagai bukti atas deposit emas mereka, Fabian memberikan selembar kertas kwitansi.
Orang-orang yang membawa kwitansi dari Fabian bisa menggunakan kertas itu untuk membeli barang, sama halnya seperti menggunakan koin emas. Lama-kelamaan, kertas-kertas itu beredar di masyarakat sebagai uang, sama seperti koin emas.
Tak lama kemudian, Fabian menemukan bahwa kebanyakan orang tidak akan menukarkan kembali kwitansi deposit mereka dengan koin emasnya.
Dia pun berpikir, “Saya memiliki semua emas di sini, dan saya masih juga bekerja sebagai tukang emas. Ini benar-benar tak masuk akal. Ada ribuan orang di luar sana yang akan membayar bunga kepada saya atas koin-koin emas yang mereka titipkan kembali kepada saya, yang bahkan tidak mereka tukarkan kembali.
“Memang benar, emas-emas mereka bukan milik saya, tetapi emas-emas itu ada di gudang saya, dan itulah yang penting. Saya tidak perlu membuat koin sama sekali, saya bisa menggunakan koin-koin yang dititipkan kepada saya.”
Mulanya, Fabian sangat hati-hati, dia hanya meminjamkan sebagian kecil dari emas yang dititipkan orang kepadanya. Lama-kelamaan, karena terbukti tidak ada masalah, dia pun meminjamkan dalam jumlah lebih besar.
Suatu hari, seseorang mengajukan sebuah pinjaman yang nilainya sangat besar. Fabian berkata kepadanya, “Daripada membawa koin emas dalam jumlah sebesar itu, bagaimana kalau saya menulis beberapa lembar kwitansi emas, sebagai bukti deposit Anda kepada saya?”
Orang itu pun setuju. Dia mendapatkan hutang yang dia inginkan, tetapi emasnya tetap di gudang Fabian! Setelah orang itu pergi, Fabian pun tersenyum. Dia bisa meminjamkan emas kepada orang lain, sambil mempertahankan emas di gudangnya sendiri.
Baik teman, orang tak dikenal, maupun musuh, membutuhkan uang untuk melanjutkan perdagangan mereka. Selama orang-orang bisa memberikan jaminan, mereka bisa meminjam sebanyak yang mereka butuhkan. Dengan hanya menuliskan kwitansi, Fabian bisa meminjamkan emas-emasnya senilai beberapa kali lipat dari yang sebenarnya dia miliki. Segalanya akan baik-baik saja, selama orang-orang tidak menukarkan kwitansi deposit emas mereka kepada Fabian.
Fabian memiliki sebuah buku yang menunjukkan debit dan kredit dari setiap orang. Bisnis simpan-pinjam ini benar-benar sangat menguntungkan baginya.
Status sosial Fabian di masyarakat meningkat secepat kekayaannya. Dia mulai menjadi orang penting, dia harus dihormati. Di dunia finansial, kata-katanya ibarat sabda suci.
Tukang emas dari kota lain mulai penasaran tentang rahasia Fabian, dan suatu hari mereka pun mengunjunginya. Fabian memberitahu apa yang dia lakukan, dan menekankan kepada mereka pentingnya kerahasiaan sistem ini.
Seandainya skema ini terekspos, bisnis mereka pasti akan ditutup, jadi mereka sepakat untuk menjaga kerahasiaan bisnis ini.
Masing-masing tukang emas itu kembali ke kota mereka, dan menjalankan operasi seperti yang diajarkan oleh Fabian.
Orang-orang menerima kwitansi emas, sama seperti emas itu sendiri, dan banyak emas yang masyarakat pinjam yang akan dititipkan kembali kepada Fabian. Ketika seorang pedagang ingin membayar kepada pedagang lainnya, mereka bisa menuliskan instruksi kepada Fabian untuk memindahkan uang dari rekening mereka kepada rekening lainnya, yang akan dilakukan oleh Fabian dengan mudah dalam beberapa menit. Sistem ini menjadi sangat populer, dan kertas instruksi itu pun mulai dikenal dengan sebutan “cek.”
Pada suatu malam, para tukang emas dari berbagai kota mengadakan pertemuan rahasia, dan Fabian mengajukan rencana baru. Besok harinya, mereka rapat dengan pemerintah, dan Fabian berkata, “Kertas kwitansi kami telah menjadi sangat populer. Tak perlu diragukan, Anda para wakil rakyat juga menggunakannya dan manfaatnya jelas-jelas sangat memuaskan. Namun, sebagian kwitansi ini telah dipalsukan oleh orang-orang. Hal ini harus dihentikan!”
Para anggota pemerintah pun mulai khawatir. “Apa yang bisa kami lakukan?” tanya mereka.
Jawaban Fabian, “Pertama-tama, adalah tugas dari pemerintah untuk mencetak uang kertas dengan desain dan tinta yang unik, dan masing-masing uang kertas harus ditandatangani oleh Gubernur. Kami para tukang emas akan senang hati membayar biaya cetak, dan ini juga akan menghemat banyak waktu kami untuk menulis kwitansi.”
Para anggota pemerintah berpikir, “Ya, memang kewajiban kami untuk melindungi masyarakat dari pemalsuan uang, dan nasihat Fabian kedengarannya masuk akal.” Dan mereka pun setuju untuk mencetak uang kertas, sebagaimana yang diminta Fabian.
“Yang kedua,” lanjut Fabian, “sebagian orang juga pergi menambang emas, dan membuat koin emas mereka sendiri. Saya menyarankan agar dibuat sebuah hukum agar setiap orang yang menemukan emas harus menyerahkannya. Tentu saja, mereka akan mendapat ganti koin yang saya buat dan uang kertas baru.”
Ide itu pun mulai dijalankan. Pemerintah mencetak uang kertas baru dengan pecahan $1, $2, $5, $10, dan lainnya. Biaya cetak yang rendah itu dibayar oleh para tukang emas.
Uang kertas itu jauh lebih gampang untuk dibawa, dan dalam waktu singkat diterima oleh masyarakat. Namun, di luar faktor kenyamanan, ternyata uang kertas dan koin emas yang beredar hanyalah 10% dari nilai transaksi masyarakat. Kenyataan perdagangan menunjukkan bahwa 90% nilai transaksi dilakukan dengan cara pindah buku (cek).
Rencana berikut Fabian mulai berjalan. Sampai saat itu, orang-orang membayar Fabian untuk menitipkan koin emas (uang) mereka. Untuk menarik lebih banyak uang ke gudangnya, Fabian akan membayar para depositor sebanyak 3% bunga atas emas titipan mereka.
Kebanyakan orang mengira Fabian meminjamkan kembali uang yang dititipkan kepadanya. Karena dia meminjamkan kepada orang lain dengan bunga 5%, dan dia membayar para deposan 3%, maka keuntungan Fabian adalah 2%. Orang-orang pun berpikir jauh lebih baik mendapatkan 3% daripada membayar Fabian untuk menjaga emas (uang) mereka, dan mereka pun tertarik.
Volume tabungan meningkat dengan cepat di gudang Fabian. Dia bisa meminjamkan uang kertas $200, $300, $400, bahkan sampai $900 untuk setiap $100 yang dia dapatkan dari deposan. Dia harus berhati-hati dengan rasio 9:1 ini, sebab menurut pengalamannya memang ada 1 dari setiap 9 orang yang akan menarik emas mereka. Bila tidak ada cukup uang saat diperlukan, masyarakat akan curiga.
Dengan demikian, untuk $900 dolar pinjaman yang diberikan Fabian, dengan bunga 5%, dia akan mendapatkan kembali $45. Ketika pinjaman + bunga itu dilunasi, Fabian akan membatalkan $900 di kolom debit pembukuannya, dan sisa $45 itu adalah miliknya.
Dia dengan senang hati akan membayar bunga $3 untuk setiap $100 yang dititipkan deposan kepadanya. Artinya, keuntungan riil Fabian adalah $42! Bukan $2 seperti yang dibayangkan kebanyakan orang. Para tukang emas di kota-kota lain melakukan hal yang sama. Mereka menciptakan kredit (pinjaman) tanpa modal (emas), dan menagih bunga atas pinjaman mereka.
Para tukang emas itu tidak lagi membuat koin emas, pemerintahlah yang mencetak uang kertas dan koin, dan memberikannya kepada para tukang emas untuk didistribusikan. Satu-satunya biaya Fabian adalah ongkos cetak uang yang sangat murah. Di samping itu, dia juga menciptakan kredit tanpa modal, dan menagih bunga atas pinjaman barunya.
Kebanyakan orang mengira, suplai uang adalah operasi dari pemerintah. Mereka juga percaya bahwa Fabian meminjamkan uang dari para deposan kepada peminjam baru, namun agak mengherankan karena orang lain bisa mendapatkan uang pinjaman, padahal uang para deposan masih tetap tak berkurang. Seandainya semua orang mencoba mengambil uang mereka pada saat bersamaan, skema penipuan ini akan terungkap.
Tak masalah bila sebuah pinjaman diajukan dalam bentuk uang kertas atau koin. Fabian tinggal mengatakan kepada pemerintah bahwa penduduk bertambah, dan produksi baru memerlukan uang baru, yang akan dia dapatkan dengan biaya cetak yang sangat kecil.
Suatu hari, seseorang menemui Fabian. “Bunga yang Anda tagih ini salah,” katanya. “Untuk setiap $100 yang Anda pinjamkan, Anda meminta $105 sebagai kembalinya. Tambahan $5 ini tidak mungkin bisa dibayarkan, karena mereka bahkan tidak ada, tak pernah dicetak.”
Lalu orang itu melanjutkan panjang lebar, “Petani memproduksi makanan, industri memproduksi barang, tetapi hanya Anda yang memproduksi uang. Katakanlah hanya ada dua pedagang di negara ini, dan semua orang bekerja untuk salah satunya. Mereka masing-masing meminjam $100. Setahun kemudian, mereka harus mengembalikan masing-masing $105 kepada Anda (total $210). Bila salah satu berhasil menjual habis dagangannya dan mendapatkan $105, orang satunya hanya akan memiliki $95, dia masih berhutang $10 kepada Anda, dan tidak ada uang yang beredar untuk melunasi $10 ini kecuali dia mengajukan pinjaman baru kepada Anda. Sistem ini bermasalah!
“Untuk setiap $100 yang Anda pinjamkan, Anda seharusnya mengedarkan $100 kepada sang peminjam dan $5 untuk Anda belanjakan. Jadi total uang yang beredar memungkinan si peminjam untuk membayar.”
Fabian mendengarkan dengan tenang, lalu menjawab, “Dunia finansial adalah subjek yang rumit, butuh waktu bertahun-tahun untuk memahaminya. Biarkan saya saja yang memikirkan masalah ini, dan Anda mengurus urusan Anda. Anda harus belajar untuk lebih efisien, meningkatkan produksi, memotong ongkos pabrik, dan menjadi pengusaha yang lebih cerdas. Saya siap membantu urusan itu.”
Orang itu pun pergi meninggalkan Fabian, tetapi hatinya masih bimbang. Sepertinya ada yang tidak beres dengan sistem kerja Fabian, dan pertanyaan yang dia ajukan masih belum terjawab.
Orang-orang menghormati Fabian dan kata-katanya. Dia adalah pakar, orang yang tidak setuju dengannya pastilah orang bodoh. Lihatlah betapa negara ini bertambah maju, produksi kita juga terus bertumbuh, kehidupan kita sudah jauh lebih baik.
Untuk menutup bunga dari uang yang mereka pinjam, para pedagang dan pengusaha meninggikan harga dagangan mereka. Karyawan senantiasa memprotes karena dibayar terlalu rendah, dan pemilik perusahaan senantiasa menolak membayar lebih. Petani tidak bisa mendapatkan harga jual yang adil dari produk pertanian mereka. Para ibu rumah tangga terus merasa tidak puas, karena harga barang di pasar dinilai terlalu tinggi.
Pada suatu ketika, orang-orang akhirnya mulai berdemonstrasi, hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebagian orang tidak sanggup melunasi hutang mereka, dan menjadi miskin. Teman dan saudara mereka pun tidak sanggup menolong.
Mereka lupa kekayaan yang sebenarnya masih berlimpah di sekeliling mereka; tanah yang subur, hutan yang kaya, mineral yang berlimpah, juga ternak-ternak yang sehat. Yang mereka pikirkan sepanjang hari adalah uang yang rasanya selalu kurang. Mereka tidak pernah bertanya tentang sistem. Mereka percaya pemerintahlah yang menjalankan sistem ini.
Baca lanjutannya: Panduan Mudah Memahami Konspirasi Uang di Dunia (3)