Indonesia, Penghasil Sampah Plastik Terbesar di Dunia
https://www.naviri.org/2018/05/indonesia-penghasil-sampah-plastik-terbesar.html
Naviri.Org - Ada prestasi yang bisa dibilang tak sedap untuk Indonesia, terkait sampah plastik. Pasalnya, negeri ini dinobatkan sebagai negara penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia. Penobatan itu didasarkan riset yang dipublikasikan di jurnal Science, yang mengungkap bahwa Indonesia merupakan penyumbang terbesar kedua sampah plastik di lautan.
Data tersebut diperoleh lewat pemodelan dengan memasukkan faktor skala pembangunan ekonomi negara, jumlah rata-rata sampah yang diproduksi, cara pengolahan sampah, serta jumlah populasi yang bermukim di radius 50 km dari garis pantai.
Lewat Ekspedisi Widya Nusantara (EWIN), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membuktikan kebenaran hasil pemodelan tersebut lewat pengambilan sampel langsung di lapangan.
"Kita akan meneliti mikroplastik di perairan Sumba," kata Muhammad Reza Cordova, periset Pusat Penelitian Oseanografi dalam konferensi pers Pelepasan EWIN di Jakarta.
Perairan Sumba dipilih karena merupakan pintu keluar dari Arus Lintas Indonesia, arus dari Pasifik ke Hindia yang melewati Indonesia.
Pergerakan arus bukan hanya membawa nutrien dan sejumlah satwa, tetapi juga sampah. Sampah yang keluar dari perairan Sumba mungkin tak berasal dari Indonesia, tetapi dibawa dari Pasifik.
Untuk meneliti, Reza akan mengambil sampel air dari perairan Sumba. Sampel itu kemudian disaring dengan penyaring khusus, dan diamati dengan bantuan sinar UV. Keberadaan mikroplastik dari beragam polimer akan dideteksi.
Riset di perairan Sumba ini adalah tahap pertama. "Ke depan, kita berharap bisa melakukan di wilayah utara Indonesia," ungkapnya.
Dari rangkaian penelitian, LIPI berharap bisa mengetahui sampai yang masuk dan keluar dari Indonesia. Data yang diperoleh akan digunakan untuk mengonfirmasi riset yang menyatakan bahwa Indonesia penghasil plastik terbesar kedua.
Dalam jangka panjang, Reza akan meneliti perbandingan mikroplastik yang masuk dan keluar dari wilayah Indonesia, untuk mencari tahu peran arus dalam perpindahan sampah sekaligus jumlah sampah yang terbuang ke laut.
"Bisa saja sampah yang keluar (dari perairan Indonesia) justru lebih sedikit, yang berarti bahwa perairan kita jadi trap. Kalau yang terjadi seperti itu, justru lebih berbahaya," katanya.
Baca juga: Fakta dan Masalah Sampah Plastik di Indonesia