Ian Fleming, Sosok Pencipta Tokoh James Bond
https://www.naviri.org/2018/05/ian-fleming.html
Naviri.Org - Meski dunia mungkin lebih mengenal James Bond dari film-filmnya, namun tokoh James Bond lahir pertama kali dalam bentuk novel. Melalui novel, tokoh James Bond pertama kali dikenal publik, sampai kemudian kisahnya diangkat ke layar kaca hingga menjadi serial film bioskop yang sangat terkenal. Sama seperti filmnya, kisah James Bond dalam novel juga termuat dalam banyak judul.
Karakter James Bond tak dapat dilepaskan dari sosok sang penulis, Ian Fleming. Dialah yang menciptakan sosok James Bond dalam novel-novelnya. Dilahirkan di London pada 28 Mei 1908, Fleming adalah anak kedua dari empat bersaudara. Ia sempat mengenyam pendidikan di Eton College sebelum berkelana ke Jerman dan Austria.
Sepulangnya ke Inggris, ia meniti karier di Reuters dan menjadi pialang saham setelahnya. Saat Perang Dunia II meletus, Fleming jadi asisten Direktur Intelijen Angkatan Laut Inggris, John Godrey. Pekerjaan tersebut membuat Fleming berurusan dengan hal-hal berbau intelijen; menjalin kontak langsung dengan MI6 dan dinas rahasia lainnya, sampai membantu menyusun pedoman intelijen Amerika yang kelak jadi cikal bakal berdirinya CIA.
Usai Perang Dunia II berakhir, Fleming direkrut surat kabar London, Sunday Times. Di sana, ia melakoni peran tak jauh berbeda dari pekerjaannya di Angkatan Laut dengan menjadi manajer isu luar negeri dan global, yang tugasnya membangun jaringan korespondensi asing.
Pengalaman kerja di dua tempat itu menarik perhatian Fleming terhadap kerja-kerja intelijen. Pikirannya kemudian dipenuhi imajinasi sosok agen rahasia yang menjalankan misi-misi berbahaya; adu tembak, bertarung, hingga menyelamatkan nyawa banyak orang. Dari situlah Fleming menciptakan alter ego-nya, sendiri bernama James Bond.
Pada 1945, Fleming pindah ke Jamaika. Tinggal di negeri kepulauan Karibia itu adalah impian yang sudah ia timbun dari lama. Ia jatuh cinta dengan Jamaika sejak menginjakkan kaki untuk kali pertama pada 1942 ketika mengikuti konferensi angkatan laut. Sejak itulah ia bertekad kembali ke sana dan mendirikan rumahnya sendiri.
Impian Fleming berhasil terwujud. Di Jamaika, ia membangun bungalow yang ia sebut dengan “Goldeneye.” Hari-harinya diisi dengan snorkeling, menjelajah laut, dan menjadi tuan rumah untuk teman-temannya yang berlibur di Jamaika.
Jamaika pula yang jadi saksi bagaimana ia menulis novel pertama James Bond, Casino Royale, selepas tertunda sekian lama. Fleming mulai menulis Casino Royale pada 17 Februari 1952 dan selesai satu bulan kemudian, tepatnya pada 18 Maret 1952.
Casino Royale bercerita mengenai misi rahasia Bond melawan Le Chiffre, dewa judi, mafia, dan villain dari Perancis. Namun, yang terjadi lebih kompleks dari apa yang disajikan di permukaan. Di dalamnya ada pengkhianatan, cinta, dan pertarungan antar dinas rahasia yang melibatkan Inggris sampai Uni Soviet.
Ia memilih kasino sebagai latar kejadian karena ia merasa kasino adalah tempat yang tepat untuk memperkenalkan Bond. Sebab di tempat macam ini, segala perilaku, keterampilan, dan pengetahuan akan meja judi menggambarkan atribut seorang pria.
Ketika novel itu jadi, Fleming menyebutnya sebagai “an oafish opus” (karya yang bahlul). Ia lalu menunjukkan Casino Royale kepada Clare Blanchard, mantan pasangannya. Blanchard memberi masukan kepada Fleming agar tidak mempublikasikannya sama sekali atau setidaknya tetap merilis ke publik dengan judul yang berbeda.
Meski demikian, Fleming tetap mempublikasikannya tanpa mengubah judul seperti yang disarankan Blanchard. Cetakan pertama dirilis pada 13 April 1953, dan langsung mendapatkan sambutan positif dari para kritikus, di samping terjual cepat di Inggris.
Setahun kemudian, naskah Casino Royale dimainkan di layar kaca untuk pertama kalinya lewat serial Climax! yang tayang di CBS. Serial ini dibintangi Barry Nelson—bukan sebagai James Bond, tapi “Jimmy Bond.” Ia juga bukan agen MI6, melainkan pegawai CIA. Secara total, Casino Royale telah diadaptasi ke layar kaca sebanyak tiga kali. Yang terakhir dalam bentuk film dengan Daniel Craig sebagai bintang utamanya.
Dalam “Casino Royale: 60 Years Old” yang terbit di The Telegraph, Jeremy Duns mengatakan bahwa dari semua buku Bond, Casino Royale merupakan novel Fleming tentang Bond yang paling kuat dan kaya karakterisasi. Di dalamnya, semua adegan dibuat intens dan hampir tergesa-gesa, gelap, brutal, serta berisi dialog-dialog terbaik yang pernah ada.
Fleming pernah mengaku bahwa ia bukan penulis yang jenius dan ambisius. Dalam menulis Bond, yang ia andalkan hanyalah tekad dan kecintaannya kepada dunia intelijen.
“Jika saya menunggu kejeniusan datang, itu tidak akan pernah terjadi,” katanya suatu waktu. “Saya tidak paham Shakespeare dan saya tidak punya ambisi.”
Setelah merilis Casino Royale, Fleming meneruskan kiprahnya dengan melepas 13 novel bond lainnya. Dari Live and Let Die (1954), Goldfinger (1959), You Only Live Twice (1964), Dr. No (1958), sampai From Russia, With Love (1957).
Novel-novel Fleming tersebut lantas diadaptasi ke film dengan bintang macam Sean Connery hingga Daniel Craig. Tak sekadar jadi film yang diadaptasi dari novel semata, James Bond karangan Fleming sudah menjadi franchise yang melegenda.
Dalam perkembangannya, James Bond dikenal publik sebagai agen rahasia Inggris dengan tampilan necis, mobil Aston Martin yang keren, hingga perempuan-perempuan yang berada di sekelilingnya (biasa disebut Bond Girl). Singkat kata, menjadi James Bond adalah mimpi laki-laki di seluruh dunia.
Baca juga: Mungkinkah James Bond Diperankan Wanita?