Dunia Kita Sedang Memasuki Zaman Robot
https://www.naviri.org/2018/05/dunia-kita-sedang-memasuki-zaman-robot.html
Naviri.Org - Disadari atau tidak, dunia yang kita tinggali sedang berubah dan terus berubah. Beberapa perubahan ada yang memberi dampak positif bagi manusia, beberapa perubahan lain memberi dampak negatif. Sementara sebagian perubahan lagi memunculkan tanda tanya serta kekhawatiran. Untuk hal terakhir, robot tampaknya termasuk perubahan yang memunculkan kekhawatiran.
Pasalnya, ketika robot-robot makin banyak memasuki kehidupan manusia, maka artinya akan ada banyak pekerjaan yang ditangani manusia akan digantikan robot. Ketika itu terjadi, artinya akan ada pengangguran di sisi manusia, karena robot mengambil alih pekerjaannya. Yang lebih mengkhawatirkan, robot di dunia kita bukan robot bodoh yang hanya bisa bergerak mekanis, tetapi robot pintar yang dilengkapi kecerdasan buatan.
Stephen Hawking pernah menulis di Guardian, tentang bagaimana perkembangan teknologi kecerdasan buatan telah menghapus banyak pekerjaan manusia.
Katja Grace dan tim Future of Humanity Institute dari Universitas Oxford, menghubungi 1.634 akademisi dan perwakilan industri dalam bidang kecerdasan buatan untuk memperkirakan masa depan manusia. Hasilnya bisa sangat seram, tapi juga baik.
Grace menyebut bahwa perkembangan teknologi robot dan kecerdasan buatan telah membuat hidup manusia jadi lebih baik. Robot yang bisa membersihkan puing sisa nuklir, menyelamatkan manusia saat terjadi bencana, dan tugas-tugas berbahaya lainnya.
Dari 352 ahli kecerdasan buatan yang merespons undangan Oxford, ada beberapa hal yang bisa kita pahami, yang terancam oleh teknologi dan robot bukan hanya pekerjaan-pekerjaan manufaktur yang dilakukan oleh buruh. Tetapi juga pekerjaan orang-orang kerah putih.
Mereka memperkirakan bahwa robot dan kecerdasan buatan akan mampu menerjemahkan bahasa secara sempurna pada 2024, menulis tugas sekolah tingkat SMA pada 2026, dan mengendarai truk pada 2027.
Sementara itu, pada 2031, robot diproyeksikan bisa mengambil pekerjaan manusia di sektor ritel, menulis buku pada 2049, dan menjadi ahli bedah pada 2053.
Stephen Hawking menyebut bahwa permasalahan dari teknologi kerap kali digunakan untuk kepentingan industri alih-alih kemanusiaan. Ia mencontohkan otomatisasi industri, dalam hal ini penggunaan robot, telah melahirkan kesenjangan sosial dan ekonomi.
Ia juga menyebut perkembangan teknologi informasi membuat sebagian kecil kelompok individu memperoleh keuntungan luar biasa dengan mempekerjakan beberapa orang saja. “This is inevitable, it is progress, but it is also socially destructive,” kata Hawking.
Permasalahannya, kata Hawking, bukan soal kemajuan teknologi menggantikan manusia. Tapi demi keserakahan segelintir orang.
Kita menggantikan manusia dengan mesin untuk memperoleh keuntungan lebih banyak. Dampak yang terburuk bukan hanya orang miskin semakin banyak, tetapi efek yang terjadi setelahnya.
Tentu dengan pergantian dari manusia ke teknologi, produksi barang akan meningkat. Artinya, perusahaan bisa memperoleh produk lebih banyak dengan tenaga lebih sedikit. Tidak perlu ada uang lembur, cuti hamil berbayar, tunjangan hari raya, hingga asuransi kesehatan.
Intinya, semua pengeluaran yang dihabiskan untuk manusia akan terhenti dan makin murah, dengan adanya robot atau kecerasan buatan.
Tapi apa nanti dampaknya?
Buruh/karyawan merupakan kelas pekerja yang paling banyak jumlahnya di Indonesia. Berdasarkan lapangan pekerjaan utama pada Februari 2017, penduduk Indonesia paling banyak di sektor pertanian sebanyak 39,68 juta (31,86%), disusul perdagangan sebanyak 29,11 juta (23,37%), dan jasa kemasyarakatan sebanyak 20,95 juta orang (16,82%).
Adapun status pekerjaan utama yang terbanyak sebagai buruh/karyawan/pegawai (38,08%), berusaha sendiri (17,55%), berusaha dibantu buruh (17,09%), dan pekerja keluarga (14,58%).
Jika seluruh industri ini tenaga kerjanya diganti oleh robot, bayangkan berapa banyak usaha terdampak yang akan gulung tikar karena buruh tak lagi punya pekerjaan?
Buruh, seperti juga karyawan pekerja kerah putih, adalah masyarakat konsumtifnya. Jika kelompok masyarakat ini dihilangkan, siapa yang akan membeli produk yang dihasilkan perusahaan? Barang kebutuhan yang dihasilkan perusahaan akan membludak, tapi tak ada yang membeli karena buruh diganti robot.
Hal lain yang mungkin bisa terjadi adalah pekerjaan yang sedikit akan menuntut orang rela bekerja dengan upah murah. Perbudakan modern akan lahir, muncul masalah sosial seperti kriminalitas akibat pengangguran, maraknya prostitusi, perdagangan manusia, dan lesunya ekonomi bukan sesuatu yang mustahil.
Baca juga: Dunia Kita Sedang Memasuki Zaman Robot