Cara Menghitung dan Mempersiapkan Dana Pensiun
https://www.naviri.org/2018/05/cara-menghitung-dan-mempersiapkan-dana-pensiun.html
Naviri.Org - Apakah Anda bekerja di sebuah perusahaan, dengan gaji bulanan? Saat ini, Anda mungkin masih muda, dan bisa bekerja dengan baik, sehingga bisa terus aktif bekerja. Tapi apakah ada jaminan Anda akan tetap bekerja di tempat sekarang Anda bekerja? Suatu saat, khususnya ketika Anda mulai tua, Anda akan pensiun. Pernahkah Anda memikirkan hal itu? Lebih penting lagi, pernahkah Anda mempersiapkan diri untuk menyambut masa-masa itu?
Membicarakan pensiun, sebagian orang mungkin berpikir, “Ah, saya masih muda, urusan pensiun bisa ditangani nanti setelah tua.” Padahal, mempersiapkan dana pensiun yang layak justru harus dimulai jauh-jauh hari, ketika masih muda, ketika masih aktif bekerja.
Kebutuhan orang ketika pensiun mungkin saja berbeda-beda. Ada yang anaknya semua sudah selesai sekolah ketika orang tua pensiun, sehingga orang tua tidak ada lagi beban untuk membayar biaya pendidikan. Ada pula yang anaknya masih memerlukan biaya pendidikan lumayan besar ketika orang tua pensiun. Ada pula yang sudah memiliki aset yang dapat memberikan penghasilan, sehingga pada masa pensiun tinggal memetik hasilnya.
Untuk mencapai pensiun nyaman, persiapan sejak dini perlu dilakukan dengan perhitungan saksama, evaluasi setiap tahun dan penggunaan instrumen yang tepat. Persiapan pensiun mandiri, melengkapi fasilitas tunjangan pensiun publik maupun dari perusahaan. Malah, bisa jadi persiapan pensiun mandiri memberikan kontribusi paling besar untuk mendapatkan pensiun nyaman.
Persiapan pensiun mandiri dapat dimulai sejak dini, bahkan ketika kita mulai bekerja untuk pertama kalinya. Semakin lama persiapan, semakin baik. Misalnya saja, seorang first jobber berusia 25 tahun mendapatkan gaji pertama sebesar Rp3 juta. Dengan asumsi inflasi sebesar 5% per tahun, gaji sebesar Rp3 juta setara dengan Rp13 juta pada 30 tahun yang akan datang ketika dia pensiun, dengan asumsi tidak ada kenaikan gaji.
Asumsi lainnya, setelah pensiun pada usia 55, hidupnya masih akan berlangsung hingga usia 75. Artinya ada masa pensiun 20 tahun yang harus dibiayai. Pertanyaannya, berapa dana pensiun yang harus dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan pada masa pensiun tersebut?
Ketika memasuki pensiun, diharapkan gaya hidup tidak terlalu berubah. Sehingga kebutuhan setelah pensiun pun tetap pada kisaran Rp13 juta per bulan. Maklumlah, ketika pensiun, salah satu pengeluaran besar adalah sektor kesehatan. Semakin tua, semakin banyak penyakit yang mengintai, dan biaya kesehatan pun semakin besar.
Dengan kebutuhan Rp13 juta per bulan, berarti selama 20 tahun diperlukan biaya sebesar Rp3,1 miliar. Apakah mungkin untuk mendapatkan dana pensiun sebesar itu?
Mengapa tidak? Dana pensiun sebesar Rp3,1 miliar itu dapat dicicil dengan hanya Rp250.000 saja per bulan selama masa produktif, yaitu 30 tahun. Asumsinya, selama satu tahun, imbal hasil yang didapatkan 17,5%. Jika imbal hasil sebesar 10%, tiap bulan harus ditabung dana sebesar Rp1,3 juta selama 30 tahun.
Imbal hasil 10-15% bisa didapatkan dari dana yang diinvestasikan pada produk investasi di pasar modal, seperti reksa dana atau saham. Reksa dana atau saham memang memiliki volatilitas tinggi. Tetapi dalam jangka panjang, menjanjikan hasil yang tinggi pula. Dana persiapan pensiun tidak akan berkembang baik jika hanya ditempatkan pada produk perbankan seperti tabungan yang imbal hasilnya kecil.
Berapa dana pensiun yang cukup?
Bagaimana jika mempersiapkan dana pensiun dengan target sama, Rp3,1 miliar pada usia 40 tahun? Masa yang tersisa 15 tahun, sehingga dalam satu bulan dana yang harus disisihkan Rp3,5 juta dengan asumsi imbal hasil yang sama, 17,5%. Besar sekali bedanya.
Itu baru memperhitungkan gaji terakhir sebesar Rp13 juta saja. Bagaimana dengan asumsi gaji terakhir Rp30 juta, dan ingin dipertahankan ketika pensiun? Dengan asumsi imbal hasil 17,5%, tabungan dana pensiun yang diperlukan dalam sebulan Rp570.000 selama 30 tahun. Kalau waktu tersisa hanya 15 tahun, setiap bulan diperlukan Rp8,3 juta dengan asumsi imbal hasil sama. Jika aset hanya berkembang 10 persen, dana bulanan yang harus disediakan lebih besar lagi, Rp18 juta per bulan.
Ada dua hal yang penting dalam mempersiapkan dana jangka panjang ini. Pertama adalah asumsi imbal hasil dan jangka waktu. Semakin tinggi asumsi imbal hasil, semakin kecil dana yang harus disisihkan setiap bulan. Demikian pula dengan jangka waktu. Semakin panjang jangka waktu yang tersisa, semakin tinggi asumsi imbal hasil.
Kelas aset saham memang berfluktuasi tinggi dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang imbal hasilnya lebih tinggi dibandingkan dengan kelas aset lainnya. Untuk menghindari kerugian, sebagian uang yang sudah dikumpulkan dapat dipindahkan ke kelas aset yang lebih rendah volatilitasnya, seperti pasar uang atau pasar surat utang,
Dana pensiun bukanlah rencana yang tidak dapat dirancang ulang. Ada baiknya melakukan evaluasi setidaknya satu tahun sekali, karena perubahan beberapa asumsi seperti perubahan gaji, atau keadaan keluarga semisal penambahan anak dan perubahan lainnya.
Mari kita menyongsong masa pensiun yang cerah dengan mempersiapkan dana pensiun sejak dini.
Baca juga: Tips Menyiapkan Masa Tua dengan Dana Pensiun