Sekarang, Orang Bebas Nongkrong di Starbucks Tanpa Beli Kopi
https://www.naviri.org/2018/05/bebas-nongkrong-di-starbucks.html
Naviri.Org - Gerai atau toko Starbucks umumnya memiliki ruangan luas, dengan banyak meja dan kursi yang bisa dinikmati siapa pun untuk duduk-duduk atau nongkrong bersama teman. Cuma, karena berada di area Starbucks, orang-orang pun merasa perlu membeli sesuatu agar bisa nongkrong di Starbucks. Namun, sekarang, orang bebas nongkrong di gerai Starbucks tanpa harus beli apa pun.
Peritel kopi global Starbucks mengeluarkan kebijakan baru. Semua masyarakat boleh duduk di tokonya, meski tak belanja apa-apa. Kabar populis tersebut muncul setelah Starbucks berulang kali tersandung kasus bernuansa suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Pada April lalu, dua pria berkulit warna tertentu dicokok polisi di toko Starbucks di Philadelphia, Amerika Serikat. Dua pria itu hanya menumpang toilet dan tidak belanja apa pun.
Kasus SARA kemudian terjadi lagi. Pada Kamis (17/5/2018), oknum karyawan Starbucks di La Canada, California, Amerika Serikat, mencetak kertas dengan pesan bernuansa rasial kepada tamunya.
Tamu itu, yang diketahui bernama Pedro, sontak kecewa dan marah atas ulah oknum itu. Padahal, ia merasa telah menyebut namanya dengan benar dan jelas ketika memesan dua gelas kopi. "Kata-katanya amat sensitif bagi seorang yang memiliki darah Latin," cetus Pedro.
Terkait berulangnya kasus SARA di tokonya, Starbucks telah mengeluarkan surat edaran resmi pada Sabtu (19/5/2018) berisi panduan baku terhadap tamu. Itu dilakukan agar toko Starbucks menjadi inklusif bagi semua golongan.
Sebagaimana dilaporkan Wall Street Journal, surat itu berbunyi, "Setiap orang yang datang ke area Starbucks, termasuk wilayah luar ruang dan toilet, adalah tamu. Tanpa perlu mempertimbangkan mereka membeli sesuatu atau tidak".
Peraturan baru itu diharapkan mencegah kasus SARA terjadi lagi di dalam Starbucks. Dalam aturan barunya, Starbucks juga memberi syarat bahwa tamu yang tidak belanja apa-apa tidak boleh menganggu kenyamanan pengunjung lainnya.
Seorang petinggi Starbucks menyebutkan kepada Wall Street Journal, selama ini perusahaan tidak memiliki aturan baku terkait kebebasan tamu "nongkrong" di tokonya. Karena itulah, tamu yang hanya menumpang toilet atau duduk santai tanpa belanja kerap diminta pergi dari gerai Starbucks.
Sebelum peraturan resmi dirilis, Executive Chairman Starbucks, Howard Schultz, juga telah berpendapat bahwa menghargai kemajemukan adalah hal krusial bagi Starbucks. Berkaca dari hal tersebut, Starbucks kini resmi membebaskan semua kalangan masyarakat masuk dan menikmati toko Starbucks.
Baca juga: Gerai Starbucks Paling Unik dan Rahasia di Dunia