Asal Usul Virus Zika yang Menggegerkan Dunia
https://www.naviri.org/2018/05/asal-usul-virus-zika.html
Naviri.Org - Dunia telah dikejutkan oleh datangnya penyakit-penyakit atau virus-virus baru, yang kemudian menghantui banyak orang. Sebelumnya, dunia pernah digegerkan oleh HIV/AIDS, virus dan penyakit yang disebut menular melalui hubungan seksual. Ketika HIV/AIDS mulai ditangani, muncul lagi virus lain, kali ini melibatkan unggas, khususnya burung, sehingga dikenal sebagai flu burung.
Kini, dunia juga digegerkan dengan penemuan virus baru yang disebut Zika. Sebagaimana virus-virus sebelumnya yang ditakuti karena dapat menjangkiti banyak orang sekaligus dalam waktu cepat, virus Zika juga mengalami hal serupa. Yang lebih menakutkan, virus Zika bisa menyerang bayi dalam kandungan, sehingga bayi mengalami masalah kerusakan pada otak. Hal semacam itu banyak terjadi di daerah Brasil.
Setidaknya 3.700 bayi yang telah dikonfirmasi menderita mikrosefalus atau radang otak yang membuat ukuran kepalanya kecil. Meski belum teruji secara ilmiah, bayi penderita mikrosefalus itu diduga disebabkan virus Zika.
Hutan tepi danau
Virus Zika, yang menjangkiti puluhan ribu orang di 23 negara di Amerika dan Karibia, pertama kali ditemukan di hutan Zika, Uganda, pada 1947. Hutan Zika tidak banyak dikenal di negara itu. Mayoritas warganya tidak tahu letak hutan itu.
Hutan Zika adalah jenis hutan tropis yang terbentang tak jauh dari kota Entebbe, di tepi Danau Victoria, Uganda tengah. Kota itu berjarak 23 km dari ibu kota Kampala. Di Entebbe, terdapat juga kantor dan kediaman resmi Presiden Uganda.
Sekalipun virus Zika ditemukan di Uganda, belum pernah ada laporan tentang wabah virus Zika di negara itu. Menurut BBC, dalam 68 tahun atau hampir tujuh dekade sejak virus ditemukan, baru dua kasus virus Zika yang dikonfirmasi di sana.
Institut Penelitian Virus Uganda (UVRI), yang berbasis di Entebbe, adalah lembaga pengelola hutan Zika. Melalui situsnya www.uvri.go.ug, UVRI mengatakan, hutan seluas 12 hektar itu amat dilindungi dan dibatasi hanya untuk penelitian ilmiah.
Menurut UVRI, hutan Zika cocok untuk mempelajari beragam jenis nyamuk. Di hutan yang berada di ruas jalan Entebbe-Kampala itu ada 40 jenis nyamuk. UVRI telah mendirikan insektarium untuk penangkaran, pengamatan, dan penelitian nyamuk.
Sementara lema "zika" berasal dari bahasa lokal Luganda yang berarti "tumbuh lebat". Di hutan Zika itu memang beragam vegetasi tumbuh dengan lebat. Juga ada banyak hewan kecil, termasuk rayap, dan tentu saja nyamuk atau serangga.
Hutan Zika telah menjadi simpul penelitian ilmiah di Afrika Timur sejak 1946. Virus yang dinamai Zika itu ditemukan dengan tidak sengaja oleh ilmuwan Uganda, AS, dan Eropa, ketika mereka sedang meneliti virus penyebab demam kuning pada 1947.
Kala itu, ilmuwan sedang menguji vaksin pada kera-kera jenis Regus di hutan Zika, terkait wabah demam kuning. Penelitian selama satu dekade ketika itu didanai Rockefeller Foundation. Mereka menemukan mikroorganisme baru yang dinamai Zika.
Baik demam kuning, demam berdarah dengue, maupun zika, sama-sama disebar melalui gigitan nyamuk yang sama, yakni Aedes aegypti. Ketika Zika mewabah di Amerika dan Karibia, dunia pun cemas. Apalagi belum ada vaksinnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seperti dirilis Reuters, mendesak perusahaan dan ilmuwan segera membuat vaksin Zika. Namun, para ilmuwan mengatakan, butuh waktu lama untuk mendapatkan vaksin yang telah teruji secara klinis.
Penyebaran Zika ke seluruh Amerika dan Karibia, oleh WHO disebut sebagai ledakan. Dalam kurun setahun bisa menjangkiti 4 juta orang. Asia pun kini dalam status waspada, meski kasus virus Zika belum ditemukan.
Cara tradisional mengatasi penyebaran adalah membersihkan tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti, serangga yang diduga penyebar virus. Tidak boleh ada genangan air di pot bunga, talang air, dan kaleng bekas, serta menguras bak penampung air. Kita mengenalnya dengan istilah 3M, yakni menguras, menutup, dan menguburkannya.
Baca juga: Panduan Mencegah dan Melindungi Diri dari Virus Zika