Aktif di Dunia Maya Bisa Menurunkan Daya Ingat
https://www.naviri.org/2018/05/aktif-di-dunia-maya-bisa-menurunkan-daya-ingat.html
Naviri.Org - Banyak orang yang mengalami masalah berupa mudah lupa pada hal-hal yang terkait dirinya. Bahkan untuk hal remeh sekali pun, semisal datang ke dapur untuk melakukan atau mengambil sesuatu, tapi kemudian lupa apa tujuannya setelah sampai di dapur. Hal semacam itu, meski mungkin terdengar aneh, nyatanya dialami cukup banyak orang.
Kebiasaan gampang lupa bisa disebabkan oleh banyak hal. Dari aspek psikologis, depresi, stres, dan kecemasan, bisa membuat orang sukar mengingat hal-hal yang baru terjadi. Selain itu, ternyata, kebiasaan beraktivitas di dunia digital bisa membuat orang gampang lupa.
Sejumlah studi telah mengungkap beragam efek negatif yang diakibatkan dari kebiasaan mengakses internet, khususnya media sosial, secara berlebihan. Bagaimana individu menampilkan dirinya berdasarkan penilaian warganet, kesenjangan dalam relasi di dunia nyata akibat tingginya aktivitas di dunia digital, dan kecanduan berinternet yang berpengaruh terhadap kegiatan studi atau kerja, adalah beberapa contohnya.
Psikolog klinis dari Dimensions Centre, Hong Kong, Dr. Joyce Chao, menyatakan bahwa penggunaan internet secara berlebihan bisa berimbas pada kemampuan mengingat jangka pendek, konsentrasi, dan rentang perhatian seseorang.
“Gawai kita—dan konten yang ditampilkan di dalamnya—didesain untuk membikin candu, jadi tidak mengejutkan bila hal ini membuat kita begitu terikat… Khususnya bila kita menyalakan notifikasi dan kita terbiasa mengecek media sosial, berita-berita, dan hal-hal sejenisnya. Orang-orang juga berharap kita membalas pesan sesegera mungkin, sehingga ketika kita tidak dapat melakukannya dengan alasan apa pun, kecemasan menghampiri, dan ini berpengaruh terhadap mood serta konsentrasi kita,” kata Chao.
Terkait kemampuan mengingat jangka pendek, temuan di Korea Selatan—yang tingkat penggunaan teknologi digital oleh penduduknya begitu tinggi—sejalan dengan pendapat Chao. Di sana, ada fenomena pasien-pasien usia muda yang mengalami short-term memory loss, penurunan kemampuan memperhatikan sesuatu, serta kesulitan mengelola emosi. Menurut sebagian dokter, hal ini dipicu oleh kebiasaan mengakses informasi yang membludak di dunia digital.
Tahun 2013, profesor bidang Computer Science dari Kungliga Tekniska Hogskolan, Erik Fransen, menyatakan di situs KTH bahwa semakin banyak informasi yang menyebar dan ditangkap seseorang ketika beraktivitas di media sosial, semakin mungkin membuat kemampuan ingatan jangka pendek berkurang.
Hal ini disebabkan lebih terbatasnya kapasitas memori jangka pendek seseorang dibandingkan kapasitas memori jangka panjangnya. Biasanya, seseorang mampu mengingat 5-9 hal ketika disuguhi informasi baru.
“Saat kamu beraktivitas di Facebook, kamu akan sulit menyortir dan menyimpan hal-hal yang kamu perlukan di otak… Dan saat kamu berupaya menjejali otakmu dengan terlalu banyak informasi, kemampuanmu memproses informasi akan menurun,” ujar Fransen.
Selain kebiasaan beraktivitas di dunia digital, gampang lupa dapat dipicu oleh faktor lain. Dari faktor fisik, kesulitan mengingat informasi baru berasosiasi dengan kerusakan pada pusat memori di otak, demikian dinyatakan Dr. Mary Spiers, neuropsikolog klinis dari Drexel University, AS, dalam Asian Scientist. Selain itu, short-term memory loss juga disebut-sebut berelasi dengan penyakit Alzheimer atau demensia—kepikunan yang didorong faktor penuaan.
Baca juga: Benarkah Orang Mudah Lupa Saat Makin Menua?