5 Film Horor Indonesia Terbaik Sepanjang Masa
https://www.naviri.org/2018/05/5-film-horor-indonesia-terbaik.html
Naviri.Org - Industri film Indonesia, sebagaimana di negara-negara lain, juga mengenal genre horor. Karenanya, industri film Indonesia pun telah melahirkan begitu banyak film horor, dari zaman dulu sampai sekarang. Genre film horor bahkan telah melahirkan artis-artis yang kemudian identik dengan genre ini, seperti Suzanna di masa lalu, atau Dewi Perssik di masa sekarang.
Berbeda dengan banyak film horor masa kini yang kerap membalut horor dengan adegan lucu serta sensual, film-film horor Indonesia di masa dulu benar-benar mengerikan sekaligus mencekam. Karenanya, ada banyak film zaman dulu yang tetap dikenang dan ditonton di masa sekarang. Terkait hal itu, berikut ini adalah lima film horor Indonesia yang dianggap terbaik sepanjang masa.
Bayi Ajaib (1982)
Bayi Ajaib adalah film horor Indonesia yang disutradarai oleh Tindra Rengat. Ceritanya tentang persaingan antara Kosim (Muni Cader) dengan Dorman (W.D Mochtar). Keduanya ingin menduduki jabatan sebagai lurah, sehingga bisa leluasa melakukan penambangan intan di desa.
Dorman memohon bantuan kepada arwah leluhurnya. Di sisi lain, istri Kosim yang bernama Sumi (Rina Hassim) tengah berbadan dua. Namun, seorang dukun (Wolly Satinah) mencium adanya kejanggalan dalam kandungan Sumi. Benar saja, ketika bayi yang diberi nama Didi itu lahir, berbagai keanehan dan hal-hal menyeramkan terjadi.
Beranak Dalam Kubur (1971)
Beranak Dalam Kubur menjadi salah satu film paling fenomenal. Lebih lagi di dalamnya terdapat ratu horor Indonesia. Siapa lagi kalau bukan Suzanna? Dalam film yang disutradarai Awaludin ini, ia beradu akting dengan Mieke Wijaya, Dicky Suprapto, dan Ami Prijono.
Setting tempatnya ada di sebuah desa bernama Ciganyar. Terdapat sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak kandung bernama Dhora, dan anak tiri bernama Lila.
Lila hidup di kota dan sudah berkeluarga. Suatu hari, dalam keadaan hamil, Lila pulang kampung karena mendengar kematian ibu tirinya. Siapa sangka, sang kakak tiri yang kejam sudah menyiapkan serentetan aksi jahat, termasuk dengan menguburnya hidup-hidup.
Dead Time: Kala (2007)
Kala adalah film horor Indonesia keluaran tahun 2007, disutradarai oleh Joko Anwar. Orang-orang juga menyebutnya sebagai Dead Time: Kala. Film ini sering mendapat review positif. Kala dimainkan dengan apik oleh Fachri Albar, Ario Bayu, August Melasz, dan Shanty.
Kasus main hakim massa terhadap lima orang yang dianggap maling, memicu dua polisi, Eros (Ario Bayu) dan Hendro Waluyo (August Melasz), untuk menyelidiki. Begitu juga dengan Janus (Fachri Albar), seorang jurnalis penderita narkolepsi yang terjun dalam kasus tersebut.
Penelusuran mereka mengarah pada berbagai peristiwa kematian atau kejadian-kejadian janggal. Termasuk mengungkap sejarah harta karun yang kerap menjadi rebutan para pejabat, menguak sosok Ratu Adil, Sang Penidur, dan sebagainya.
Keramat (2009)
Film arahan Monty Tiwa ini rilis pada tahun 2009. Tak ada skenario, naskah, atau srcipt film, sehingga sang sutradara serta tim Moviesta Pictures benar-benar mengorganisir segalanya. Namun, para pemain seperti Poppy Sovia, Migi Parahita, Sadha Triyudha, Miea Kusuma, dan yang lain, mampu menjalankan peran dengan sangat baik.
Film ini menceritakan proses pembuatan film lain berjudul Menari di Atas Angin. Ceritanya, Diaz dan Migi menjadi pemain utamanya. Tim di belakang layar terdiri dari Poppy dan Cungkring. Lalu ada Sutradara Miea, asisten Sadha, dan Dimas sebagai Manajer Produksi.
Mereka yang berasal dari Jakarta kemudian berangkat ke Bantul, Yogyakarta, untuk proses syuting. Di sanalah, berbagai kejadian misteri mesti dilewati. Sampai-sampai mereka berurusan dengan paranormal, hal-hal supranatural, dan beberapa kru bahkan meninggal.
Kuntilanak (2006)
Kuntilanak adalah film horor Indonesia yang rilis pada tahun 2006. Film yang diarahkan oleh Rizal Mantovani ini sudah memiliki kelanjutannya, namun yang perdana sering dinilai sebagai yang terseram dan berkesan. Para bintang yang terlibat meliputi Julie Estelle, Evan Saners, Ratu Felisha, Ibnu Jamil, Alice Iskak, dan Lita Suwardi.
Samantha atau Sam (Julie Estelle) terpaksa angkat kaki dari rumahnya sendiri. Ia sudah kesal, sebab terus diusik oleh ayah tirinya. Ia pun pindah tempat tinggal ke sebuah rumah milik keluarga Mangkoedjiwo, yang kebetulan menjalankan usaha batik.
Sang pemilik sekaligus keturunan keluarga tersebut, Raden Ayu Sri Sukmarahimi Mangkoedjiwo, menuturkan berbagai syarat pada Sam sebelum menempati rumahnya. Namun Sam menerobos salah satu aturan, yang kemudian menggiringnya pada malapetaka. Serentetan peristiwa menyeramkan dan kematian menyusul kemudian.
Baca juga: 10 Film Horor yang Paling Banyak Direkomendasikan