Upaya Terbaru Facebook Melawan Hoax
https://www.naviri.org/2018/04/upaya-terbaru-facebook-melawan-hoax.html
Naviri.Org - Berita-berita hoax (atau hoaks) muncul di mana-mana, dan Facebook menjadi salah satu tempat yang kerap menjadi sumber penyebarannya. Hal itu mungkin dilatari mudahnya menyebarkan berita palsu atau hoax di Facebook, karena si pelaku hanya cukup membuat akun di Facebook, lalu mengunggah berita hoax yang ia inginkan, dan membiarkan orang-orang di Facebook menemukannya.
Teknik sederhana itu tampaknya berhasil dalam penyebaran hoax, hingga selama ini banyak orang yang termakan berita-berita palsu dan ikut menyebarkannya. Facebook menyadari kenyataan itu, dan trus meningkatkan upaya untuk memerangi hoax di platform mereka.
Sebagai media sosial yang paling berpengaruh dalam pemberian informasi terhadap masyarakat, Facebook masih terus berusaha menekan angka berita palsu untuk menjaga kepercayaan penggunanya.
Segenap inisiatif literasi digital telah mereka ajukan. Sadar perusahaan tidak mampu melakukannya sendiri, kali ini Facebook bermitra dengan pihak ketiga sebagai pemeriksa fakta alias Fact-Checker di Indonesia. Lalu bagaimana cara Fact-Checker bekerja?
Setiap berita yang masuk akan diidentifikasi oleh Facebook. Jika berita tersebut mengandung berita palsu baik, setelah diidentifikasi oleh machine learning atau berdasarkan laporan pengguna, maka berita tersebut kemudian akan dilanjutkan ke Fact-Checker untuk ditinjau keakuratannya.
Kemudian berita palsu tersebut nantinya akan diberi label yang menunjukkan informasi tersebut tidak benar. Fact-Checker juga akan memberikan tautan artikel terkait dengan fakta yang sebenarnya.
Jika terbukti palsu, Facebook akan segera menempatkan berita palsu tersebut pada peringkat yang paling rendah di News Feed. Apabila laman tersebut masih terus menyebarkan berita palsu, maka Facebook akan mengambil tindakan seperti penurunan distribusi dan menghilangkan kemampuan untuk memonetisasi laman Facebook-nya.
"Bentuknya itu konten yang ditandai sebagai berita palsu, kontribusinya kami turunkan terlebih dahulu. Kalau orang tetap melihat artikel tersebut, nanti akan terlihat kalau artikel ini sudah ditandai (sebagai berita palsu) oleh Fact-Checker," papar Alice Budisatrijo, News Partnership Lead Facebook Indonesia, dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (2/4/2018).
Pemeriksa fakta adalah upaya pertama yang dilakukan oleh Facebook di Asia Pasifik dengan memilih pemeriksa fakta yang telah memiliki sertifikasi International Fact-Checking Network (IFCN) yang dikeluarkan oleh Poynter Institute.
"Kita semua memiliki tanggung jawab untuk mengurangi penyebaran berita palsu, untuk itu kami bekerja sama dengan mitra yang sudah bersertifikasi internasional," tambah Alice.
Alice mengatakan akan ada media-media lain yang bakal Facebook ajak sebagai mitra Fact-Checker, dengan catatan sudah mendapatkan sertifikasi dari IFCN.
"Yang bisa menjadi mitra kami adalah (media) yang punya sertifikasi dari IFCN. (Saat ini) Beberapa media lain sedang ada yang dalam proses," jelas Alice.
Baca juga: Kisah Hoax Tertua yang Tercatat Sejarah