Teroris Cyber yang Menggegerkan Dunia Maya
https://www.naviri.org/2018/04/teroris-cyber-yang-menggegerkan-dunia.html
Naviri.Org - Ada banyak hacker di dunia maya, dan mereka kadang meretas situs-situs tertentu. Tujuan peretasan itu bisa macam-macam. Dari mengincar keuntungan tertentu, untuk membuktikan diri, atau sekadar iseng. Namun, umumnya, para hacker melakukan peretasan pada situs-situs umum, sehingga mereka pun biasanya selamat karena tidak terdeteksi.
Belakangan, ada hacker yang nekat. Dia tidak meretas situs-situs yang “umum”, tapi justru meretas situs CIA (dinas intelijen Amerika Serikat). Hacker nekat itu bernama Ryan Cleary, remaja berumur 19 tahun, yang dijuluki teroris cyber. Julukan itu tak bisa dilepaskan dari usianya yang masih muda, namun punya kemampuan sekaligus keberanian memasuki situs CIA yang dijaga super ketat oleh ahli-ahli teknologi informasi.
Siapakah Ryan Cleary yang meretas stus-situs pemerintah dari kamar tidurnya yang remang-remang itu?
Remaja yang tergabung dalam kelompok LulzSec ini menyerang komputer CIA, Senat Amerika Serikat (AS), dan Sony, dari dalam kamarnya. Remaja pemilik nama online ViraL ini ditangkap di rumahnya di Essex oleh pasukan gabungan Scotland Yard dan FBI. Ryan digambarkan sebagai pribadi pendiam yang ‘hidup dalam dunia maya’.
Selain itu, menurut ibu Ryan, Rita (44), remaja ini mengidap agrofobia dan defisit gangguan perhatian. “Ryan tak pernah meninggalkan kamarnya selama empat tahun,” katanya.
Remaja 19 tahun ini bahkan enggan meninggalkan kamar remangnya yang berisi komputer dengan dua monitor, pendingin ruangan, TV rusak, dan ranjang. Remaja ini mengidap gangguan bipolar.
“Ryan termasuk tipe penyendiri, ia hanya keluar kamar jika ingin ke kamar mandi. Bahkan, untuk makan malam, saya meninggalkannya di depan kamar,” papar Rita. “Saya tak mengerti mengapa Ryan bisa terlibat kasus ini, ia bahkan tak keluar kamar sama sekali,” lanjutnya.
Remaja 19 tahun ini mengidap ADHD dan gangguan emosi perilaku. Saat berusia lima tahun, Ryan pernah dikeluarkan dari sekolah karena perilakunya. Saat berusia 10 tahun, Ryan dikirim kembali ke sekolah khusus di Colchester.
Rita menggambarkan putranya sebagai pribadi introver. “Saya sangat khawatir. Ia bisa melukai atau membunuh dirinya sendiri. Ia sangat pintar, namun memiliki kebutuhan yang rumit,” ujarnya.
Saat ayah, Neil, dan kakaknya, Mitchell (22), menanyai apa yang ia perbuat dengan internet, Ryan menjawab sedang bermain game. Ryan sering mengeluarkan jargon dan obrolan cyber yang tak dimengerti keluarganya.
Mengabaikan perlengkapan massal komputernya, kamar Ryan layaknya kamar remaja laki-laki pada umumnya. Ada poster wanita menempel di dinding.
“Ryan bukan tipe orang yang senang kekerasan. Ia lebih memilih tinggal dalam kamar,” kata kakak remaja ini. Karena perbuatannya, Ryan terancam ekstradisi dan penjara 60 tahun.
Baca juga: Seorang Nenek Memutuskan Jaringan Internet di Dua Negara