Tawaran-tawaran “Ajaib” yang Datang ke Ponsel Kita
https://www.naviri.org/2018/04/tawaran-ajaib-di-ponsel-kita.html
Naviri.Org - Sebagai pengguna ponsel, kemungkinan besar Anda pernah mendapat SMS berupa tawaran-tawaran yang—jika dipikirkan—terasa ajaib. Misal, Anda tinggal di Kota Semarang, dan suatu hari mendapat tawaran promo dari suatu gerai ayam goreng di Semarang, yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal Anda. Mungkin, Anda pun berpikir, “Bagaimana gerai ayam goreng itu bisa tahu kalau aku tinggal di dekat mereka?”
Lebih ajaib lagi, suatu hari Anda sedang jalan-jalan ke swalayan, lalu ponsel Anda berdering. Anda mendapati SMS masuk, dan isinya adalah promosi terkait sebuah tenant yang tepat ada di samping Anda berjalan. Misal, Anda sedang melangkah di depan tenant A, dan Anda menerima SMS promo dari tenant A. Bagaimana bisa promo ajaib sampai terjadi? Kenapa mereka—yang berpromosi—seperti bisa tahu Anda sedang berada di mana?
Jika Anda tinggal atau bekerja di dekat pusat hiburan atau belanja macam mal, sangat mungkin akan menerima pesan itu lebih dari satu atau dua dalam sehari. Anehnya, SMS yang sama bisa masuk lagi di hari berikutnya ketika melewati/berada di tempat sama. Apa yang sebenarnya terjadi?
Teknologi memang mengubah banyak hal, termasuk dunia pemasaran. Menjaring sebanyak-banyaknya konsumen masih menjadi mantra andalan. Tapi, fitur-fitur baru yang dilahirkan kecanggihan teknologi, terutama internet, membuat para ahli pemasaran menyadari mantra kedua: “Jangkau konsumen yang tepat, dengan pesan yang tepat, pada waktu yang tepat.”
Setelah teknologi geolocation ditemukan, mantra kedua menjadi lebih mudah dipraktikkan. SMS promosi yang masuk ke ponsel Anda adalah salah satu produk dari teknologi tersebut.
Geolocation mengidentifikasi lokasi geografis sebuah objek, misalnya ponsel, sumber radar, atau terminal komputer, yang tersambung ke internet. Akrabnya manusia zaman ini dengan ponsel mereka jadi salah satu celah yang dikombinasikan para ahli pemasaran untuk memanfaatkan geolocation.
Caranya? Dengan melacak keberadaan perangkat yang kita gunakan lewat Radio Frequency Identification (RFID)—semacam gelombang elektromagnetik; WiFi dan alamat Media Access Control (MAC)—kode unik yang dimiliki setiap komputer; kartu SIM; dan data pengguna, baik yang diinput sendiri maupun yang dikoleksi oleh ponsel pintar Anda.
Penyebaran SMS promosi hanya salah satu cara memanfaatkan teknologi geolocation, yang biasa disebut dengan isitilah Geofenching. Mekanismenya memanfaatkan operator kartu SIM alias provider. Produsen membayar ke operator untuk mengirimkan pesan tertentu secara broadcast kepada siapa saja dalam radius tertentu dari tenant mereka. Kartu SIM yang tertanam di ponsel membuat server milik provider akan otomatis membaca lokasi Anda, sehingga dapat langsung mengirim SMS promosi tersebut.
Jumlah pengguna ponsel di Indonesia, menurut Statista, mencapai 173,3 juta pada 2017. Sementara yang menggunakan ponsel pintar sehingga terkoneksi dengan internet berjumlah 103,5 juta orang. Angka ini jelas menggiurkan bagi para produsen untuk menyebarkan promosi mereka lebih cepat dan praktis: langsung dibaca calon konsumen.
Cara ini bukan satu-satunya yang bisa dimanfaatkan dari geolocation. Produsen tak cuma bisa melempar tawaran produk mereka langsung ke hadapan layar ponsel konsumen, mereka bahkan bisa membaca selera, merekomendasikan produk, bahkan menggiring konsumen kepada toko yang direkomendasikan.
Fortune mencatat kelebihan-kelebihan teknologi ini yang terus dikembangkan para ahli pemasaran. Misalnya, digabung dengan teknologi augmented reality atau lebih dikenal dengan istilah virtual reality (VR), L’Oreal, Sony, dan IMG bisa membuat pameran seni virtual yang bisa langsung dilihat konsumen mereka.
Atau ketika digabung dengan teknologi kecerdasan buatan dan algoritma, McDonald bisa mencari lingkungan masyarakat yang masih berbahasa Spanyol di Phoenix, Amerika Serikat, untuk mengirimkan pesan-pesan promosi dalam bahasa Spanyol. Bahkan kelak geolocation bisa membantu para pengiklan untuk memetakan influencer di media sosial, guna mempermudah mereka menarik massa tertentu.
Praktik-praktik ini mulai sering terlihat. Namun, teknik geofenching masih yang paling kentara umum dipakai produsen Indonesia. Sejumlah provider bahkan terang-terangan mengiklankan bisnis ini di situs mereka.
Baca lanjutannya: Tawaran Iklan di SMS, dan Hak Privasi Pengguna Ponsel