Skandal “Gila” yang Kini Membelit Facebook
https://www.naviri.org/2018/04/skandal-gila-yang-membelit-facebook.html
Naviri.Org - Bocornya data Facebook yang terkait dengan Cambridge Analytica rupanya menjadi pintu pembuka untuk melihat betapa jauh Facebook dalam pengumpulan data para pengguna internet. Ternyata, selama ini, Facebook tidak hanya mengumpulkan data orang-orang yang memang menjadi pengguna Facebook, namun juga mengumpulkan data-data orang yang tidak menggunakan layanan Facebook.
Mark Zuckerberg, CEO Facebook, mengakui perusahaan media sosial yang dipimpinnya telah mengumpulkan informasi tentang orang yang tidak terdaftar sebagai penggunanya. Ia pun mengakui praktik ini sudah terjadi, tetapi tidak diungkapkan kepada publik oleh perusahaan.
Hal ini diungkapkan Zuckerberg yang menjawab pertanyaan senator Ben Lujan dari Partai Demokrat, dalam kesaksian hari kedua di depan anggota parlemen AS, di Capitol Hills, Washington D.C, AS. Lujan menggangap praktik Facebook ini disebut dengan "profil bayangan".
"Secara umum, kami mengumpulkan data tentang orang-orang yang tidak mendaftar Facebook untuk tujuan keamanan," kata Zuckerberg dalam kesaksiaan.
Mililarder berusia 33 tahun ini lebih lanjut mengatakan bahwa praktik seperti itu dimaksudkan untuk membantu mencegah pelaku jahat mengumpulkan informasi publik dari pengguna Facebook, termasuk soal nama.
"Kami perlu tahu ketika seseorang mencoba berulang kali mengakses layanan kami," tambahnya.
Dia juga tidak mengetahui pasti data apa saja yang diambil Facebook dari mereka yang bukan pengguna. "Anggota Kongres, saya tidak tahu, saya tidak akrab dengan itu," akunya.
Pernyataan Zuckerberg langsung mendapat kritik dari Lujan. Dia kembali melontarkan pertanyaan, bagaimana caranya jika ada seseorang yang bukan pengguna Facebook, ingin melihat data apa yang telah diambil Facebook tentang dirinya. "Pertanyaan saya adalah, bisakah seseorang yang tidak memiliki akun Facebook memilih keluar dari pengumpulan data tidak sukarela di Facebook ini?"
Zuckerberg berdalih bahwa siapa pun yang bukan pengguna Facebook tetapi datanya dikumpulkan oleh Facebook, akan bisa meminta penghapusan.
"Siapa pun dapat menonaktifkan dan menyisih dari kumpulan data apa pun untuk iklan, apakah mereka menggunakan layanan kami atau tidak... kami perlu tahu kapan seseorang berulang kali mencoba mengakses layanan kami," jelas Zuckerberg.
Facebook sebelumnya pernah terkena skandal privasi di tahun 2013. Dilaporkan TechCrunch, Facebook memiliki bug yang membuat platform ini mengumpulkan informasi teman pengguna yang terhubung lewat email atau nomor ponsel. Data mereka akan terbawa ke dalam data Facebook tanpa sepengetahuan atau persetujuan.
Selama pelanggaran privasi tersebut, Facebook memaparkan ada 6 juta alamat email dan nomor ponsel yang sudah terjaring, meskipun kemudian menjadi jelas bahwa sebagian dari akun tersebut tidak pernah diserahkan ke platform secara langsung oleh pengguna Facebook.
Informasi-informasi tersebut dapat ditarik ke dalam mesin data Facebook yang sangat besar melalui teman atau teman dari teman, dari berbagai jenis saluran, termasuk fitur "temukan teman" yang memungkinkan aplikasi untuk memindai kontak ponsel.
Baca juga: Ternyata, Facebook Tidak “Sebaik” yang Kita Sangka