Fakta-fakta Penting di Balik Serangan Amerika ke Suriah
https://www.naviri.org/2018/04/serangan-amerika-ke-suriah.html
Naviri.Org - Dunia tidak baik-baik saja. Meski kita yang tinggal di Indonesia mungkin menganggap kehidupan damai tanpa perang, namun di berbagai belahan dunia—di negara-negara lain—peperangan masih dan sedang terjadi. Sementara kita di Indonesia asyik memesan kopi di kafe, atau ber-selfie di Instagram, orang-orang di negara lain sedang menghadapi kecamuk peperangan.
Pada 13 April 2018, misalnya, Amerika Serikat dan sekutunya menembakkan sekitar 100 rudal ke lokasi yang diduga kuat pusat senjata kimia Suriah. Serangan ini sebagai balasan atas terjadinya serangan senjata kimia yang diduga dilakukan pasukan pemerintah Suriah ke Douma, kota tempat pemberontak tinggal.
"Pada 7 April, lusinan laki-laki, perempuan, dan anak-anak, terkubur secara massal di Douma, oleh senjata kimia yang sungguh melanggar perjanjian internasional. Garis merah yang dibuat Prancis pada Mei 2017 dilanggar," kata Presiden Prancis, Emmanuel Macron, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Rusia, sebagai sekutu Presiden Suriah, Bashar al Assad, menganggap tudingan tentang serangan gas kimia itu sebagai rekayasa. Berikut 5 hal yang perlu diketahui dari serangan rudal Amerika Serikat dan sekutunya ke Suriah:
1. Apa tujuan serangan ini?
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menegaskan tujuan serangan ini untuk membuat efek jera yang kuat terhadap pembuatan, penyebaran, dan penggunaan senjata kimia.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, juga menegaskan bahwa pihaknya tidak dapat menoleransi penggunaan senjata kimia yang dalam waktu singkat membahayakan penduduk Suriah dan aparat koalisi.
2. Berapa banyak rudal yang ditembakkan?
Menurut Pentagon, Amerika Serikat dan sekutunya telah menembakkan lebih dari 100 rudal dalam satu kali tembakan. Rudal-rudal ini ditargetkan untuk menyerang fasilitas persenjataan kimia Suriah. Pentagon belum bisa memastikan jumlah rudal yang mengenai sasaran.
Menurut Suriah, sekitar 30 rudal ditembakkan dan sepertiganya ditembak jatuh. Menurut seorang pejabat, informasi akan terjadinya serangan sudah lebih awal dikabarkan Rusia. Sehingga semua basis militer sudah dievakuasi sejak beberapa hari sebelumnya.
3. Apa jenis rudal yang ditembakkan?
Amerika Serikat menggunakan rudal penjelajah Tomahawk yang diangkut kapal perang di laut Mediterania dan Laut Merah.
"Berdasarkan sumber tak resmi, Amerika Serikat mengerahkan sejumlah kapal perang dengan rudal-rudal penjelajah di laut Mediterania dan laut Merah," kata Fuad Shahbazov, seorang ahli keamanan dan militer, yang berkantor di Azerbaijan.
Menurut Shahbzov, kemungkinan beberapa jet tempur Amerika Serikat juga terlibat, karena negara itu memiliki sejumlah pangkalan militer di negara-negara Teluk.
Menteri Pertahanan Inggris menyebutkan 4 jet tempur Tornado menembakkan rudal Storm Shadow, rudal penjelajah, ke pangkalan militer Suriah di barat kota Homs.
Adapun Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly, mengatakan negaranya mengerahkan kapal perangnya di Laut Mediterania dan jet tempur. Reuters menyebut, jet tempur Mirage dan Rafale, dan 4 kapal perang frigat dikerahkan menggempur Suriah.
4. Apa saja target serangan itu?
Menurut Kepala staf gabungan Amerika Serikat, Joseph Dunford, ada tiga target, yakni pusat penelitian, pengembangan, dan uji coba senjata kimia di dekat Damaskus. Kemudian, fasilitas penyimpanan peralatan militer di dekat Homs, dan pos komando di dekat Damaskus.
5. Apa tanggapan Rusia?
Duta besar Rusia untuk Amerika Serikat, Anatoly Antonov, menegaskan, akan ada konsekuensi dari serangan ke Suriah. Rusia juga tidak dapat menerima penghinaan yang ditujukan kepada Presiden Rusia. "Sekali lagi, kami diancam. Kami peringatkan tindakan seperti ini tidak dibiarkan tanpa konsekuensi," ujar Antonov lewat akun Twitternya.
Baca juga: Konflik dan Perang di Dunia dari Masa ke Masa