Kisah Dua Penyiar BBC yang Telanjang Dalam Acara
https://www.naviri.org/2018/04/penyiar-bbc-telanjang.html
Naviri.Org - Acara talkshow sudah biasa kita lihat atau dengar, karena talkshow memang kerap muncul di televisi dan radio. Umumnya, acara talkshow dilakukan satu atau beberapa orang yang mewawancarai dan bercakap-cakap dengan satu atau beberapa orang lain yang sengaja diundang dalam acara itu. Dalam acara tersebut, tentu saja, semuanya berpakaian lengkap, bahkan rapi dan sopan.
Apa jadinya jika orang-orang dalam acara talkshow sama-sama telanjang tanpa pakaian? Itulah yang dilakukan dua penyiar BBC, Jenny Eels dan Kat Harbourne. Mereka menanggalkan pakaiannya saat melakukan siaran, dan telanjang saat membawakan acara.
"Rasanya janggal, memalukan, tapi semua berada dalam keadaan yang sama; kami semua awalnya mengenakan jubah mandi," tutur Jenny Eels dan Kat Harbourne, dua perempuan yang berada di balik acara The Naked Podcast.
Namun jubah mandi tak dikenakan lama. Mereka segera bugil bersama orang yang mereka wawancarai, tepat sebelum percakapan podcast dimulai.
Pertanyaannya, tentu saja, mengapa mereka melakukan hal itu?
"Saya kira karena kami ingin melihat apakah orang-orang akan sepenuhnya blak-blakan dalam keadaan tanpa busana? Apakah orang-orang akan lebih terbuka dalam berbicara?" kata Jenny. "Dari para perempuan yang kami ajak bicara, itulah yang terjadi, mereka berbicara lebih terbuka."
Rekan Jenny pun menanggapi, "Orang-orang begitu terbuka dan benar-benar jujur, itulah yang membuat saya terpana. Itu yang membuat saya tercengang."
Dua penyiar nekad itu penuh semangat dalam mengeksplorasi isu seputar citra tubuh dan ketelanjangan dalam podcast mereka, yang dirilis oleh BBC Radio Sheffield, keduanya adalah reporter di sana. Acara yang mereka bawakan terdiri dari 10 episode dalam seri ini.
Kat mengatakan, podcast itu menyentuh hal yang sangat pribadi dari dirinya. "Bagi saya, salah satu hal yang membekas adalah bahwa kami sama-sama berada di usia 30-an, dan banyak perempuan menghabiskan waktu lama untuk mengubah tubuh mereka, agar lebih langsing, lebih bugar, mempergelap kulit, mengubah rambut jadi keriting atau lurus," katanya.
"Jika saya melihat kembali foto-foto zaman dulu, saya pikir, 'Wow, saya terlihat hebat.' Tetapi pada saat itu, saya justru menganggap saya tampak gemuk atau jelek atau tidak cukup keren.' Bayangkan jika kita berbicara dengan perempuan biasa tentang kerepotan sehari-hari, untuk melihat apakah kita bisa menghancurkan citra diri yang negatif, bukan hanya untuk diri kita sendiri tetapi untuk para perempuan lain?"
Mereka mengaku penampilan penyiar telanjang saat mewawancarai orang bukan hal yang cocok bagi semua orang. Tetapi, "Kita jadi sedikit santai dan muncul saling percaya yang nyata, karena telanjang bersama orang lain bukan hal yang enteng".
Namun semua itu tidak menghalangi para narasumber mereka, antara lain seorang perempuan berjuluk "perempuan mencret" karena penyakit radang usus yang diidapnya, dan seorang perempuan lain yang mengatakan orang pertama yang dia lihat telanjang adalah suaminya setelah mereka menikah.
"Banyak kisah yang kami dengar, kami baru mengetahuinya lewat podcast," tambah Kat.
Salah satu hal yang paling menyedihkan adalah betapa banyak kaum perempuan yang "merendahkan diri dan tubuh mereka sendiri", kata Kat. "Ini sungguh mengejutkan. Saya pikir, kami duduk bersama para perempuan yang kuat, cerdas, lucu, tapi toh betapa banyak hal negatif yang mereka katakan tentang diri mereka sendiri."
Namun ada satu masalah serius yang terus muncul, yaitu dampak yang dapat muncul dari orang tua terhadap citra tubuh anak-anak mereka.
"Sejumlah perempuan yang kami ajak bicara berkisah tentang dampak yang diakibatkan oleh ibu mereka yang sedang diet, yang menatap cermin dan mengatakan, 'saya tampak gemuk' atau 'saya perlu menurunkan berat badan.' Kemudian mereka tumbuh dengan anggapan bahwa perempuan memang begitu," kata Kat.
"Seorang perempuan mengatakan, fakta bahwa ibunya terus-menerus melakukan diet, membentuk pola pikirnya tentang perkembangan tubuhnya, dan tentang penerimaan terhadap penampilannya." tambah Jenny.
Kat berbicara dengan penuh semangat tentang model bernama Alison, yang merupakan salah satu tamu mereka, dan berbicara bagaimana dia dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang relijius: tidak pernah membahas soal seks.
"Pertama kali mendapat haid, dia turun ke lantai bawah memberi tahu ibunya. Tapi sang ibu justru menamparnya, sambil mengatakan, 'Kita tidak membicarakan hal-hal macam itu'."
Alison baru menerima permintaan maaf dari ibunya menjelang kematian sang ibu. "Setelah itu, Alison berkata, 'Sudah lama saya tidak memikirkan hal itu.' Namun kembali terkuak dalam wawancara dengan kami," tambah Jenny.
"Setiap perempuan yang kami wawancarai, dalam waktu lima menit mengatakan 'Kamu lupa bahwa kamu telanjang'," kata Jenny sambil tertawa, dan menambahkan bahwa semua orang mengatakan wawancara tersebut merupakan pengalaman yang sangat"positif".
Meskipun sudah ada beberapa program televisi yang menampilkan orang-orang telanjang seperti Naked Attraction, How to Look Good Naked dan The Full Monty, Kat mengatakan program-program itu "memperlakukan ketelanjangan sebagai taktik kejutan, untuk membuat Anda menyoroti tubuh orang lain".
Sebaliknya, dia mengatakan percakapan podcast mereka adalah tentang "pemberdayaan". "Ini hanya audio, jadi Anda tidak terganggu dengan apa yang Anda lihat, itu hal yang sangat intim." katanya.
Untuk Jenny dan Kat, hal ini telah mengubah hidup mereka. Pengalaman ini telah mengubah Kat, dia mengatakan meski "sangat sulit" untuk menanggalkan busana, dia merasa "sangat kuat dan bahagia dan kuat".
Membuang-buang waktu berpikir kita gemuk
"Salah satu alasan untuk melakukan podcast adalah ibu saya, dia mengidap penyakit Huntington dan meninggal ketika berusia 54 tahun. Ini gangguan genetik, dan saya punya peluang 50% mengidap penyakit yang sama. Saya belum pernah melakukan tes kesehatan.
"Itu membuat saya berpikir, tidak ada yang tahu apa yang bakal terjadi dan kita bisa saja saat berjalan ditabrak bus. Apa pun bisa terjadi. Sungguh membuang-buang waktu berpikir kita gemuk, padahal sebenarnya tubuh kita dalam keadaan sempurna.
"Sekarang, kalau saya pulang dan berdiri di depan cermin dalam keadaan telanjang, itu membuat saya sadar, sekarang saya jauh lebih mampu melakukan hal-hal yang dulu saya anggap tidak bisa dilakukan. Pandangan saya dulu tentang diri saya, tidak selalu benar."
Baca juga: Mengapa Wanita Lebih Cepat Dewasa Dibanding Pria?