Mengenal Mikroplastik yang Bikin Geger Dunia
https://www.naviri.org/2018/04/mikroplastik.html
Naviri.Org - Masyarakat dunia, termasuk Indonesia, ramai menyebut-nyebut mikroplastik, beberapa waktu yang lalu. Istilah mikroplastik mendadak populer, setelah ada penelitian yang menyebutkan bahwa di sebagian air minum kemasan terdapat zat tersebut.
Orb Media, sebuah organisasi jurnalisme, melakukan penelitian terhadap 11 merek minuman kemasan yang bertaraf internasional dan lokal. Tujuan penelitian mereka adalah meneliti kandungan plastik di dalam botol kemasan. Mereka menggandeng peneliti dari State University of New York di Amerika Serikat untuk melakukan penelitian. Dari penelitian itulah, lalu muncul istilah mikroplastik yang bikin geger.
Masyarakat dihebohkan dengan penemuan peneliti tentang partikel plastik di sejumlah air kemasan, karena sifat partikel plastik yang sulit terurai secara sempurna. Akibatnya dikhawatirkan akan menjadi ancaman bagi lingkungan, khususnya kesehatan manusia.
Menurut ahli lingkungan hidup dari Universitas Sebelas Maret, Prabang Setyono, mikroplastik adalah plastik dengan ukuran mikroskopis atau ukuran yang tidak bisa terlihat mata telanjang.
"Partikel serat plastik bersifat mikroskopis, dan selama ini sebagian besar ukuran mikroplastik tidak lebih dari 5 milimeter. Ada juga yang menyebut ukurannya kurang dari 1 milimeter. Ini berarti ukurannya bisa lebih kecil ketimbang kutu rambut (Pulex irritans) atau plankton Sagitta setosa," kata Prabang kepada media.
Apabila terakumulasi dalam jumlah tertentu, mikroplastik berpotensi menganggu metabolisme tubuh manusia.
"Contohnya, seekor ikan yang terkontaminasi mikroplastik di habitatnya, dikonsumsi manusia. Secara akumulatif, mikroplastik akan terkonsentrasi di dalam tubuh manusia, dan pada jumlah tertentu akan mengakibatkan gangguan metabolisme tubuh. Namun, hal ini harus melalui penelitian lebih lanjut," kata Prabang.
Sementara itu, ahli oseanografi LIPI, Muhammad Reza Cordova, mengatakan, berdasarkan sumbernya, mikroplastik dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni primer dan sekunder.
"Kelompok primer itu berarti mikroplastik memang dibuat dalam ukuran kecil, biasanya dipakai dalam kosmetik, yang sering disebut microbeads," kata Reza kepada media.
Dia melanjutkan, kelompok sekunder adalah plastik yang ukurannya mengecil karena faktor alami, seperti gelombang laut, panas ultraviolet, dan bakteri. Contohnya, tas kresek di laut yang ukurannya mengecil karena pengaruh alam.
Baca juga: Fakta dan Masalah Sampah Plastik di Indonesia