Mesin Pembuat Kopi, Temuan yang Mengubah Dunia
https://www.naviri.org/2018/04/mesin-pembuat-kopi.html
Naviri.Org - Selain teh dan air putih, kopi adalah minuman yang sangat populer di dunia. Bisa dibilang, kopi dikenal di semua negara, dan digemari hampir semua orang. Karenanya, kedai kopi juga ada di mana-mana, dan ramai dikunjungi orang setiap hari.
Selain menikmati kopi di kedai-kedai, orang juga bisa membuat kopi sendiri di rumah. Di masa lalu, orang biasa membuat kopi dengan menyeduh bubuk kopi dan dicampur dengan gula atau lainnya. Belakangan, muncul kopi instan berbagai rasa, yang makin memudahkan orang untuk menikmati secangkir kopi.
Seiring dengan itu, dunia kopi terus berkembang dan melahirkan penemuan-penemuan terbaik dalam menyeduh kopi.
Salah satu contohnya adalah kehadiran mesin pembuat kopi elektronik. Wigomat disebut-sebut sebagai mesin kopi elektronik pertama. Ia dipatenkan oleh penciptanya, Gottlob Widmann, pada 1954. Cara kerjanya menjadi cetak biru bagi mesin-mesin kopi generasi berikutnya.
Ada tiga tabung kaca pada mesin ini. Satu tabung paling besar berisi air. Dari tabung itu, ada semacam selang logam yang berfungsi mengucurkan air panas ke tabung bawahnya yang berisi bubuk kopi. Tetesan itu nantinya akan menggenangi bubuk kopi, dan meneteskan kopi ke dalam buli-buli di bawahnya. Metode penyeduhan ini disebut dengan drip.
Dari sana, kelahiran mesin-mesin kopi seperti tak terbendung. Mesin kopi ini membawa perubahan besar dan seperti tak kasat mata. Contoh: berkurangnya kepemilikan ceret untuk merebus air. Fenomena ini terjadi di Inggris. Di sana, tingkat permintaan ceret turun lebih dari 7,5 persen dalam periode 2008-2013. Penjualannya pun turun, dari 8,1 juta unit ceret pada 2007, menjadi hanya 7,5 juta ceret pada 2012. Pada 2008, ada 83 persen populasi Inggris yang punya ceret, lalu turun menjadi hanya 78 persen.
Sebaliknya, penjualan mesin pembuat kopi meningkat. Pada 2008, 16 persen rumah tangga punya mesin pembuat kopi di rumah. Pada 2013, jumlahnya naik jadi 22 persen. Penjualan alat-alat dan mesin pembuat kopi di Inggris bernilai £52 juta pada 2008, dan naik jadi £69 juta pada 2012. Apa boleh buat. Mesin kopi bisa dianggap lebih praktis ketimbang menyeduh kopi dengan ceret, pula dianggap lebih hemat energi.
Mesin kopi juga berkembang sesuai kebutuhan. Jika sebelumnya mesin kopi identik dengan pembuatan dalam porsi besar dan karenanya identik dengan perkantoran, maka lahirlah pula mesin kopi yang menyajikan kopi per porsi. Mesin kopi jenis ini akrab dengan rumah tangga, karena porsi bisa dibuat satuan. Penjualan mesin ini turut mengalami peningkatan. Di Amerika Serikat, 1,2 juta mesin kopi single-serve terjual pada 2006. Jumlahnya melonjak jadi 4,1 juta unit di 2010.
Salah satu mesin kopi single-serve pertama adalah Senseo, yang dibuat oleh dua perusahaan Belanda, Philips dan Douwe Egberts. Mesin ini pertama dirilis pada 2001 di Belanda, lalu diikuti Belgia, Prancis, hingga Amerika Serikat dan Australia. Mesin kopi ini memakai kopi yang sudah dikemas dalam bentuk pod—saringan berbentuk bundar yang mirip dengan teh celup. Mesin ini menuai kesuksesan besar. Hingga 2008, mesin ini terjual lebih dari 20 juta unit.
Nama lain yang kemudian jadi nama besar dalam industri mesin kopi single-serve adalah Keurig. Mesin mereka menggunakan K-Cups, kopi yang diletakkan dalam wadah plastik mirip bungkus pasta cokelat era 90-an.
Kemudian menyusul produk Nespresso dari Nestle, Tassimo dari Kraft, dan yang terbaru: Grinders Caffitaly System yang dibuat oleh Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI), Grinders Coffee Roaster, dan Caffitaly System.
Baca juga: Mewaspadai Bahaya Kesehatan di Baoik Kopi Sachet