Upaya Menyambut Kematian dengan (Sedikit) Ceria
https://www.naviri.org/2018/04/menyambut-kematian-dengan-ceria.html
Naviri.Org - Jauh lebih banyak orang yang takut mati daripada sebaliknya. Bukan hanya takut dirinya yang mati, tapi juga takut kalau anggota keluarganya, atau saudara dan sanak kerabatnya, yang mati. Karena kematian berarti perpisahan dengan orang-orang terdekat, karena kematian adalah rasa kehilangan. Yang menjadi masalah, sampai saat ini, belum ada cara untuk menunda apalagi menghilangkan kematian.
Karenanya, perbincangan kematian kerap menjadi hal yang tabu dan menakutkan. Perasaan aneh sering merasuki setiap pikiran tentang kematian. Ketakutan akan mati dalam kesendirian, mati dalam keadaan payah dan mengenaskan, atau apa yang akan terjadi setelah mati, menjadi salah satu bagian dari ketidaksiapan menyambut ajal.
Di antara rasa yang mencekam, kematian adalah kepastian yang tak terelakkan. Penolakan terhadap kematian membuat beberapa orang berpikir bagaimana membuat hidup lebih panjang dari seharusnya. Bahkan para jutawan di Silicon Valley tengah mencari formula untuk ‘menunda’ datangnya ajal, demi keinginan untuk hidup abadi (death cure).
Sementara sebagian lainnya memilih untuk menghadapi kematian dalam kedamaian. Segala cara dilakukan untuk menyambut kematian, menyulap ketakutan menjadi penerimaan.
Salah satunya coba dilakukan oleh seniman konseptual asal Prancis, Sophie Calle, di pemakaman Green Wood, Brooklyn, Amerika Serikat. Ia membuat instalasi berjudul “Here Lie the Secrets of the Visitors of Green-Wood Cemetery” (Di Sini Bersemayam Rahasia Para Pengunjung Pemakaman Green-Wood).
Di sana, ia menampung segala catatan rahasia yang ingin dikubur oleh para pengunjung. Selain itu, demi menghilangkan kesan suram, ia juga mengadakan pesta koktail, pertunjukan tari, dan kelas yoga. Tampaknya, Sophie Calle bermaksud menghibur orang-orang yang ditinggal mati, sekaligus berusaha mengubah kesan suram kematian menjadi sedikit ceria.
Baca juga: Menjemput Kematian dengan Tenang dan Indah