Film-film Horor Paling Seram dari Malaysia
https://www.naviri.org/2018/04/film-film-horor-paling-seram-dari-malaysia.html
Naviri.Org - Horor adalah genre film yang terkenal, sehingga jenis film ini dibuat di berbagai negara, termasuk Malaysia. Tidak beda dengan Indonesia, Malaysia juga memiliki industri perfilman yang terus melahirkan film-film dalam aneka jenis atau genre. Horor adalah salah satunya.
Menyaksikan film-film horor asal Malaysia mungkin terasa seperti menyaksikan film horor asal Indonesia. Selain memiliki latar belakang yang mirip, horor ala Malaysia juga agak memiliki kemiripan dengan horor ala Indonesia, meski tetap memiliki ciri khas tersendiri.
Terkait film-film horor dari Malaysia, berikut ini adalah film-film horor mereka yang paling seram.
Munafik (2016)
Disutradarai oleh Syamsul Yusof yang sekaligus berperan sebagai pemeran utama, Munafik mengangkat fenomena kerasukan arwah yang banyak terjadi di negara-negara Asia. Film ini mengisahkan perjuangan seorang uztad bernama Adam (Syamsul Yusof) dalam mengusir sosok arwah misterius dalam tubuh seorang wanita bernama Maria.
Maria adalah putri saudagar kaya yang mengalami sakit tak kunjung sembuh meski sudah berobat dengan segala macam metode medis. Belakangan diketahui jika penyakit yang dialami Maria bukan sakit biasa, melainkan sakit akibat gangguan makhluk halus. Karena itu, orang tua Maria kemudian datang ke tempat uztad Adam untuk meminta bantuan.
Sejak itu, satu demi satu peristiwa misterius dan mengerikan mulai menimpa kehidupan Uztad Adam yang memang sedang goyah imanya akibat kematian sang istri karena kecelakaan tragis. Segala cerita di atas dirangkum dengan cukup bagus dalam Munafik, meski tanpa banyak menggunakan efek khusus, yang justru membuat horor film ini terkesan lebih natural.
Hal itu terbukti dengan begitu meledaknya film ini di Malaysia, dengan memecahkan rekor penjualan terbanyak hingga mencapai 19 juta Ringit. Padahal film ini dibuat hanya dengan budget sekitar 1,6 juta Ringgit.
Histeria (2008)
Mengangkat cerita tentang kisah mistis di lingkungan sekolah, Histeria merupakan film arahan sutradara James Lee yang tayang pada 2008 lalu. Dalam film ini diceritakan perjuangan sebuah geng siswi bermana The Pink Ladies, yang harus berjuang untuk bertahan hidup dari pembantaian yang dilakukan oleh sesosok arwah misterius di sekolah mereka.
The Pink Ladies, yang terdiri dari Alissa, Marina, Murni, Tini, Junita, dan Kerek, ini harus menginap di asrama sekolah sebagai hukuman akibat ulah jahil mereka yang pura-pura mengalami kesurupan di sekolah. Selama menginap di asrama, mereka diwajibkan membersihkan sekolah yang kala itu sedang libur. Saat membersihkan sekolah inilah, salah satu dari mereka menemukan selendang berwarna kuning yang misterius.
Karena dasarnya memang anak bandel, siswi itu menyimpan selendang tersebut. Tanpa disangka, selendang itu ternyata milik arwah kejam yang kemudian memburu dan membunuh satu demi satu anggota geng Pink Ladies dengan cara tragis.
Dalam film ini, selain sosok hantu yang lumayan menyeramkan, kita juga akan disuguhi adegan-adegan sadis yang cukup banyak serta penuh darah, yang membuat Histeria menjadi salah satu film horor paling mengerikan di Malaysia.
Jwanita (2015)
Dibintangi oleh jajaran artis papan atas Malaysia, seperti Maya Karin, Bront Palarae, Christina Suzanne Stockstill, dan Marsha Milan, membuat Jwanita sudah diantisipasi akan menjadi film horor yang menjanjikan, bahkan sebelum masa rilisnya. Terlebih lagi film ini disutradarai oleh Osman Ali, sutradara kenamaan Malaysia yang terkenal dengan film-film horor garapannya yang sangat menyeramkan.
Jwanita bercerita tentang wanita yang sering tersakiti dalam hidupnya. Puncak rasa sakit itu terjadi saat pria yang ia sukai justru lebih menyukai adik Jwanita. Merasa dendam dengan orang-orang yang melukainya, Jwanita akhirnya memilih jalan sesat dengan menganut ilmu hitam yang membuatnya dapat membangkitkan mayat.
Dengan bantuan mayat hidup, Jwanita kemudian memburu dan membunuh setiap orang yang ia benci. Dalam film ini, kita banyak disuguhi adegan pembunuhan yang sadis, serta scene yang penuh darah.
Highland Tower (2013)
Dengan mengambil konsep 'found footage' atau pandangan kamera yang menggunakan sudut pandang para pemerannya, Highland Tower bisa dibilang memberi suguhan baru bagi penikmat film horor di Malaysia.
Film ini sebenarnya lebih mirip dokumenter, karena dibuat dengan alur cerita perburuan hantu di sebuah apartemen tua bernama Highland Tower, yang ada di Selangor, Malaysia. Apartemen yang dulunya hunian mewah itu kini terbengkalai, akibat peristiwa tragis yang terjadi pada 1993 lalu.
Kala itu, apartemen yang memiliki 3 bangunan utama ini salah satu gedungnya runtuh, dan mengakibatkan setidaknya 50 orang tewas. Setelah itu, dua bangunan yang tersisa jadi terbengkalai karena tak lagi dihuni, dan konon menjadi sangat angker.
Sisi historis itulah yang berusaha dimanfaatkan oleh sutradara Mohd Pierre Andre, dengan menggunakan konsep 'found footage' dalam pengambilan gambar film Highland Tower. Dan hal itu terbukti berhasil, karena Highland Tower benar-benar mampu menyuguhkan kesan seram sekaligus mistis dengan gambar yang terkesan sederhana namun nyata. Selain itu, dalam film ini konon juga terdapat beberapa penampakan yang secara tak sengaja terekam oleh kamera.
Claypot Curry Killers (2011)
Film horor Malaysia ternyata tak melulu bercerita tentang setan. Hal inilah yang dibuktikan Claypot Curry Killers, sebuah film horor bertema slasher asal Malaysia arahan sutradara James Lee.
Film ini meninggalkan tradisi horor Malaysia yang biasanya mengangkat kisah urban legend dan menggunakan sisi thriller mencekam dengan menyuguhkan cerita tentang keluarga pembunuh berdarah dingin khas film-film thriller pada umumnya. Dalam film ini, sutradara James Lee boleh dibilang mengaduk-aduk perasaan penonton dengan adegan-adegan sadis yang tergolong sinting, yang diselingi drama dari kehidupan keluarga pembunuh.
Claypot Curry Killers bercerita tentang keluarga pengelola restoran kari ternama, dengan marga Chew. Keluarga ini digambarkan sebagai keluarga yang misterius, meski memiliki restoran kari ternama. Sisi misterius kelurga ini ternyata berhubungan dengan resep rahasia kari mereka yang berbahan dasar daging manusia.
Dengan sosok Pearlly Chua yang berperan sebagai ibu penyayang, tapi di sisi lain juga misterius, dingin, hampir tidak punya emosi, dan “berhati” iblis, membuat Claypot Curry Killers berhasil menyuguhkan atmosfer mencekam sekaligus sadis. Sangking sadisnya, film bahkan dilarang tayang di Malaysia, dan hanya bisa tampil di ajang festival film.
Pontianak: Harum Sundal Malam (2004)
Pontianak: Harum Sundal Malam merupakan film arahan sutradara Shuhaimi Baba, yang dirilis pada 2004 lalu. Fim ini segera meraih kesuksesan paska dirilis, berkat laur cerita yang bagus serta akting para pemainya. Saking suksesnya film ini, bahkan langsung mendapatkan sekuel keduanya, yang dirilis tak lama kemudian.
Pontianak: Harum Sundal Malam merupakan film yang mengangkat kisah urban legend Pontianak (Kuntilanak), yang menggunakan setting tahun 1947 dan masa kini. Dalam film ini, kita akan disuguhi kisah seorang penari ternama, bernama Meriam (Maya Karin), yang berkat kecantikanya berhasil memikat dua saudagar kaya bernama Marsani dan Danial yang berasal dari desanya.
Namun, ketertarikan dua saudagar ini justru menjadi malapetaka bagi Meriam. Setelah ia memilih salah satu saudagar, yang bernama Danial, dan menikah denganya, saudagar lain yang bernama Marsani tak dapat menerima keputusan itu. Ia lalu merencanakan pembunuhan terhadap kembang desa pujaannya tersebut.
Kisah ini kemudian berlanjut dengan dibunuhnya Meriam, ketika ia tengah mengandung. Sejak kematian Meriam, di desa mereka mulai sering terjadi peristiwa misterius yang berujung pada kematian beberapa orang, yang dibunuh dengan kejam. Dasar cerita inilah yang dieksekusi dengan baik oleh sutradara Shuhaimi Baba dan para pemain film, yang akhirnya berhasil menggambarkan suasana horor yang nyata dalam tiap adegan yang ada.
Selain itu, akting Maria Karin juga mendapat pujian karena perannya yang begitu apik saat mendalami karakter Meriam. Dalam film ini, Maya Karim juga berperan ganda sebagai Meriam dan Maria. Hal ini menngingatkan kita pada akting almarhum Suzana yang juga berperan ganda sebagai Ayu dan Minati sekaligus, dalam salah satu film horor legendaris Indonesia, 'Malam Jumat Kliwon'.
Baca juga: Film-film yang Dibuat dengan Adegan Seks Asli