Film-film Hollywood yang Dilarang Tayang di Indonesia
https://www.naviri.org/2018/04/film-film-hollywood-yang-dilarang-di-indonesia.html
Naviri.Org - Sebagai karya seni, film adalah karya seni yang kompleks. Karena selain menyuguhkan hiburan, film juga kerap menyampaikan fakta dan pesan-pesan tertentu kepada penontonnya. Ada banyak film yang semacam itu—tidak hanya bagus, tapi juga memiliki muatan pesan yang kuat. Pesan itu bisa berupa fakta atau pelajaran yang bisa dipetik oleh penonton.
Dalam beberapa kasus, film-film tertentu dinilai memiliki muatan pesan atau fakta yang berpotensi kontroversial, atau tidak sejalan dengan sebagian kalangan. Ketika hal semacam itu terjadi, biasanya film itu akan mengalami pencekalan di negara-negara tertentu.
Indonesia juga sempat melarang beberapa film untuk tayang di negeri ini, karena alasan serupa. Terkait hal tersebut, berikut ini adalah lima film Hollywood yang dilarang tayang di Indonesia.
Noah (2014)
Film ini secara garis besar menceritakan kehidupan Noah atau Nabi Nuh. Dibintangi oleh Russel Crowe dan Emma Watson, ini bukan film yang buruk dan tidak patut ditonton. Namun, banyak yang berpandangan bahwa cerita yang diangkat sutradara Darren Aronofsky ini tidak sesuai fakta.
Apalagi, masyarakat Indonesia mayoritas penganut Islam. Film ini dikhawatirkan jadi perdebatan karena dinilai terlalu menyimpang. Makanya, Noah tidak ditayangkan di bioskop-bioskop Tanah Air.
The Year of Living Dangerously (1982)
Film ini juga dilarang tayang di bioskop Indonesia. Alasan utamanya karena film ini menceritakan konflik pemberontakan PKI di Tanah Air pada 1965. Makanya, pemerintah waktu itu langsung menolak film ini ditayangkan.
Peristiwa pemberontakan PKI dianggap masih sensitif bagi masyarakat. Apalagi, film ini juga menceritakan situasi politik sebelum pemberontakan PKI berlangsung. Film yang diangkat dari novel ini sampai sekarang belum pernah tayang di bioskop Indonesia. Namun, salah satu televisi swasta pernah menayangkan setelah 1998.
Fifty Shades Of Grey (2015)
Sama dengan The Year of Living Dangerously (1982), film Fifty Shades of Grey juga diangkat dari sebuah novel. Sama-sama dilarang di Indonesia. Tidak sedikit pembaca novelnya di Indonesia menunggu film garapan sutradara Sam Taylor tersebut.
Sayangnya, pembaca novel di Indonesia harus gigit jari karena film ini ditolak di Indonesia. Alasannya, Fifty Shades Of Grey terlalu banyak nenampilkan adegan vulgar. Banyak adegan intim yang dinilai terlalu porno. Makanya, film ini dan sekuelnya tidak bisa tayang di Indonesia.
Balibo (2009)
Film Balibo dianggap cukup kontroversial, termasuk di Indonesia. Film ini menceritakan sudut pandang lain tentang konflik di Timor Leste. Ditambah, film ini juga menunjukkan adegan ketika lima wartawan Australia yang meliput konflik tersebut dibunuh oleh TNI.
Makanya, pemerintah Indonesia benar-benar menolak film ini. Soalnya dianggap mengangkat fakta sejarah yang tidak valid. Dikhawatirkan bakal memunculkan konflik nantinya, pemerintah Indonesia menolak tegas film ini.
Schindler’s List (1993)
Film tentang Nazi memang seringkali kontroversial. Salah satunya film Schindler’s List garapan Steven Spielberg. Film ini ditolak di beberapa negara, termasuk Indonesia. Film ini menceritakan Oskar Schindler’s yang menyelamatkan para tawanan Yahudi dari Nazi.
Sama seperti PKI, film ini dinilai terlalu sensitif. Selain itu juga punya potensi membuat kegaduhan massal di seluruh dunia. Makanya, banyak negara yang mencekal film ini. Speilberg pun menyayangkan beberapa negara yang mencekal tersebut. Menurutnya, Schindler’s List hanyalah ungkapan rasa kemanusiaan seorang Oskar.
Baca juga: 5 Film yang Memberi Pelajaran Tentang Nilai Kekayaan