Death Doula, Pendamping Dalam Menghadapi Kematian
https://www.naviri.org/2018/04/death-doula.html
Naviri.Org - Apa yang kita inginkan saat menjelang ajal? Atau, bagaimana yang kita harapkan saat melewati detik-detik akhir kehidupan?
Mungkin banyak orang yang takut mati. Namun, kematian adalah hal pasti yang akan terjadi pada setiap orang. Dan kematian bisa terjadi pada segala usia, dengan berbagai sebab. Yang umum, orang mati karena usia tua. Biasanya pula ada sakit tertentu yang menyertai, sehingga orang bersangkutan mulai menyadari bahwa usianya tidak lama lagi. Pada saat-saat seperti itulah, orang kadang menginginkan pendamping yang bisa menemaninya dalam menghadapi ajal.
Tak hanya proses melahirkan—menghadirkan kehidupan baru di muka bumi—yang perlu didampingi. Kematian pun menuntut hal yang serupa. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan kematian dengan sebaik mungkin. Maka lahirlah profesi baru bernama death doula, untuk membantu menghadapi kematian.
Death doula biasanya disewa oleh kaum borjuis nan kaya raya. Bagi sebagian besar kaum borjuis, setiap gerak dan tindak yang dia lakukan menggambarkan citra dirinya.
Maka, mereka menginginkan segala sesuatu dipersiapkan untuknya sesempurna mungkin. Tak terkecuali kematian yang harus disambut dengan persiapan matang, seperti halnya pesta pernikahan.
Mereka menyusun rencana untuk hari terakhirnya dengan detail dan hati-hati, persis ibarat pernikahan atau kelahiran. Kematian menjadi hal yang harus dipersonalisasi, disesuaikan dengan citra yang telah dibangun selama hidup.
“Setiap kematian memiliki cara-cara yang spesial dan tersendiri,” tulis Marisa Meltzer di the Guardian.
Untuk mempersiapkan hari berpulang dengan matang, sebagian kaum borjuis menyewa jasa profesi death doula. Mereka dibayar untuk memilihkan baju dan jenis riasan yang digunakan, tempat memandikan, dekorasi ruangan untuk keluarga dan kerabat yang berduka, hingga tempat persemayaman. Death doula juga membantu dalam menangani masalah wasiat, baik warisan ataupun permintaan terakhir.
Itu baru sebagian dari pekerjaan death doula.
Doula, yang dalam bahasa Yunani berarti “pelayan perempuan”, lebih dikenal sebagai pendamping dalam proses persalinan (birth doula). Pendampingan yang dilakukan doula mulai dari menjadi teman diskusi jelang kelahiran, pendampingan saat persalinan, hingga pascapersalinan.
Death doula memiliki peran yang hampir serupa, tetapi doula yang ini disiapkan untuk menemani seseorang menghadapi transisi terakhir kehidupan. Seorang death doula menjadi teman setia mereka yang diprediksi tak lama lagi menyambut ajal, karena penyakit yang hampir tak bisa disembuhkan, seperti kanker tahap akhir ataupun HIV/AIDS.
Berbeda dengan paliative care atau perawat medis, tugas death doula tidak termasuk perawatan untuk menghilangkan rasa sakit dan sebagainya. Doula fokus pada menghilangkan beban psikis, agar kliennya menghadapi kematian dengan rasa tenang.
Death doula menyiapkan jasa konseling, pemberian dukungan moral, emosional, serta spiritual. Dalam pemberian dukungan ini, doula membantu kliennya mengatasi kesedihan dengan cara ritual khusus untuk menenangkan pikiran, termasuk membantu keluarga menerima akhir hayat orang yang dicintai.
Terkadang, tugas doula hanya memeluk atau memegang tangan si klien, memberinya semangat hidup.
Ketakutan akan kematian ini dilihat oleh para pebisnis sebagai peluang usaha. Rasa takut akan kematian dieksploitasi menjadi nilai-nilai ekonomi yang menguntungkan. Penyewaan death doula, jasa pembersihan kematian, desain peti mati, hingga lokasi kematian, menjadi bentuk pembuktian seberapa baik hidup yang dijalani.
Di sisi lain, deretan hal itu dilakukan demi membantu seseorang mempersiapkan diri dalam menyambut datangnya kematian. Sebuah keniscayaan dalam hidup yang tak bisa kita hindari.
Baca juga: Upaya Menyambut Kematian dengan (Sedikit) Ceria