Christopher Wyllie, Pengungkap Kasus Pencurian Data di Facebook
https://www.naviri.org/2018/04/christopher-wyllie.html
Naviri.Org - Skandal pencurian data di Facebook, yang dilakukan oleh Cambridge Analytica, bikin geger dunia. Pasalnya, skandal pencurian itu melibatkan media sosial terbesar di dunia, dengan jumlah data yang dicuri juga berskala raksasa. Lebih dari itu, kasus pencurian data itu terkait dengan pemilihan presiden Amerika.
Namun, kasus itu tidak terkuak dengan sendirinya. Ada orang yang mengungkap kasus itu hingga diketahui masyarakat luas, dan orang itu adalah Christopher Wyllie.
Christopher Wylie, 28 tahun, membocorkan informasi tentang pencurian data jutaan pemilik akun di Facebook oleh Cambridge Analytica untuk kepentingan antara lain pemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden tahun 2016, dan referendum Inggris dari Uni Eropa atau Brexit di tahun yang sama.
Wylie, yang merupakan ahli pengelolaan data berkewarganegaraan Kanada, bekerja di Cambridge Analytica sebagai kepala bagian riset. Steve Bannon, yang memimpin tim kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat pada tahun 2016, merupakan bos Wylie.
Mereka bekerja sama dengan perusahaan yang didirikan profesor psikologi Universitas Cambridge, Alesandr Kogan, Global Science Research. Dari kolaborasi ini, Cambridge Analytica mencuri data akun Facebook dengan menggunakan aplikasi tes kepribadian, dengan target para pemilih Amerika Serikat.
"Kami mengekploitasi Facebook untuk memanen jutaan profil orang-orang. Dan membuat model untuk mengeksploitasi apa yang kami tahu mengenai mereka, dan menyasar emosi mereka. Itulah dasar dari keseluruhan yang dibangun perusahaan," kata Wylie, seperti dikutip dari The Guardian.
Menurut Wylie, Cambridge Analytica sebenarnya mencuri lebih dari 50 juta akun Facebook pada tahun 2014, dan berlanjut hingga ke pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2016.
Kemudian, selama lebih dari satu tahun, Wylie menjadi sumber berita untuk media Observer. Dia mengungkapkan berbagai peristiwa tentang kerja Cambrige Analytica dan tim pemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden dan referendum Brexit.
Selama itu pula, Wylie menolak informasi yang dibocorkan ke Observer diungkap ke publik. Barulah setelah diyakinkan jurnalis media itu, Carole Cadwalladr, pria yang tidak punya ijazah pendidikan formal ini mengungkapkan ke publik.
Pada tahun 2014, Wylie keluar dari Cambridge Analytica. Facebook kemudian menyadari terjadinya pencurian data pemilik akun di media sosial itu pada tahun 2016.
Facebook dan Instagram kemudian memblokir akun Wylie, namun ia masih bisa berkicau di Twitter.
"Ini pelanggaran besar atas kepercayaan, dan saya sungguh-sungguh mohon maaf atas peristiwa ini. Tanggung jawab kami sekarang untuk memastikan hal ini tidak terulang kembali," kata Zuckerberg, pendiri Facebook dalam wawancara televisi, menanggapi kasus tersebut.
Baca juga: Skandal "Gila" yang Kini Membelit Facebook