Memahami Bahaya Menghirup Uap Bensin
https://www.naviri.org/2018/04/bahaya-menghirup-uap-bensin.html
Naviri.Org - Ketika kita mengisi bensin kendaraan di SPBU, hidung kita mengendus bau bensin yang khas. Sebagian orang punya kebiasaan yang mungkin tidak lazim, yaitu menyukai uap bensin yang menguar tersebut. Kalau sekadar menyukai uap bensin selama pengisian bensin di SPBU, mungkin masih bisa dibilang tidak terlalu masalah. Karena hanya sesaat. Begitu urusan pengisian bensin selesai, urusan menghirup uap bensin itu pun selesai.
Namun, dalam tataran tertentu, ada orang-orang yang benar-benar menyukai menghirup uap bensin. Jadi, mereka tidak sekadar senang membaui aroma bensin selama mengisi kendaraannya di SPBU, tapi sampai sengaja menghirup uap bensin, misal dari baskom atau mangkuk. Orang yang punya kebiasaan aneh itu biasanya menjadikan uap bensin sebagai sarana relaksasi.
Yang menjadi masalah, aktivitas menghirup uap bensin semacam itu bisa sangat berbahaya. Selain bensin sangat mudah terbakar, aktivitas tersebut juga bisa berbahaya bagi kesehatan. Orang bisa tewas karena aktivitas tersebut.
Kasus kematian akibat mencium bensin menjadi masalah besar di masyarakat suku Aborigin, Australia. Mengendus bensin, merupakan suatu kebiasaan yang lazim bagi mereka. Tercatat dari tahun 1980 hingga 1987, terdapat 121 orang suku Aborigin yang dinyatakan tewas karena perilaku buruk ini.
Antara 1981 hingga tahun 2003, jumlah korban tewas mencapai 100 orang. Pada tahun 2000 hingga 2006, sebanyak 60 suku Aborigin tewas di wilayah utara Australia karena menghirup bensin. Kebiasaan ini mulanya ditularkan oleh para tentara Amerika yang ditempatkan pada negara-negara yang memenangkan Perang Dunia II.
Kebiasaan ini mulai masif dilakukan suku Aborigin pada tahun 1951. Pada tahun 1994, sebanyak 4 persen dari seluruh populasi suku Aborigin telah mencoba praktik mengendus bensin. Namun, hanya sekitar 0,3 persen yang aktif melakukannya. Pada tahun 2005 diketahui terdapat sekitar 700 orang pelakon endus bensin di Australia tengah. Umumnya, para pecandu bensin ini berumur mulai dari 10-19 tahun, dengan rata-rata pelaku aktif berada di kisaran umur 12-15 tahun.
Efek menghirup uap bensin
Korban tewas akibat mengendus uap bensin dapat dijadikan takaran bahaya dari kegiatan ini. Mencium uap bensin dalam jangka pendek memberikan efek mulai dari perasaan euforia seperti saat mengonsumsi alkohol, hingga hilangnya kesadaran. Efek ini terjadi dalam beberapa menit dan hanya bertahan dalam waktu singkat, biasanya kurang dari satu jam.
Selain itu, efek jangka pendek lainnya dapat meliputi sensasi mati rasa, pusing, mual, bersin, batuk, sesak napas, gangguan pencernaan, nyeri dada, halusinasi, kelemahan otot, kehilangan koordinasi motorik, dan refleks yang melambat.
Aktivitas dalam jangka panjang bisa mengakibatkan kerusakan organ dalam, otak, dan sistem saraf. Sifat bensin sebagai pelarut akan terbawa ke otak saat aktivitas mengendus, dan melarutkan jaringan lemak di otak. Kerusakan permanen bisa terjadi pada otak, hati, dan ginjal, korban bisa menjadi cacat atau meninggal dunia.
Hasil pembakaran bensin yang berupa hidrokarbon bersifat racun. Hidrokarbon adalah sejenis zat organik yang terdiri dari hidrogen dan molekul karbon. Keracunan yang sama juga bisa terjadi ketika Anda menghirupnya secara tidak disengaja. Seperti menghirup asap knalpot dalam area tertutup.
Menghirup secara langsung dapat menyebabkan keracunan karbon monoksida. Sedang paparan menghirup di tempat terbuka—misalnya pada asap polusi—dalam jangka panjang juga bisa merusak paru-paru.
Karena itulah, ada baiknya Anda tidak memanaskan kendaraan di dalam garasi, dan selalu menggunakan masker di tempat-tempat terbuka, guna mengurangi paparan asap polusi ke dalam tubuh.
Baca juga: Hati-hati, "Ngelem" Bisa Menyebabkan Kematian