Sejarah dan Asal Usul Lahirnya Silet di Dunia
https://www.naviri.org/2018/04/asal-usul-silet.html
Naviri.Org - Silet adalah benda yang kemungkinan ada di hampir setiap rumah di dunia. Karenanya, silet merupakan sesuatu yang dibutuhkan banyak orang, di mana-mana, dari untuk memotong benang sampai untuk mencukur bulu-bulu wajah pria.
Kenyataannya, setiap pria membutuhkan silet (yang dilengkapi alat cukur) untuk membersihkan bulu-bulu wajahnya, seperti kumis dan jenggot. Khususnya untuk pria yang memang ingin tampil dengan wajah bersih tanpa bulu. Pernahkah Anda membayangkan, bagaimana para pria di zaman dulu membersihkan wajahnya? Sebelum ada silet dan alat cukur sebagaimana yang kita kenal, apa yang digunakan para pria di masa lampau untuk mencukur bulu wajah?
Silet, meski benda yang sepele, namun digunakan hampir seluruh pria di dunia. Pangsa pasarnya sangat menjanjikan, mencapai miliaran dolar setiap tahunnya. Dari produk-produk silet yang beredar di dunia, Gillette menguasai lebih dari setengahnya.
Gillette ditemukan oleh King Camp Gillette. Nenek moyang King Gillette berasal dari kaum Hugeunot Perancis—yang lari ke Inggris pada 1572, lalu menyeberang ke Massachusetts pada 1630. King Camp Gillette sendiri lahir pada 5 Januari 1855 di Fond du Luc, Winconsin, dan besar di Chicago. Dia pernah jadi pedagang keliling.
Menurut catatan Patent and Trade Mark Review, Volume 9-11 (1911:3588), pisau cukur aman itu ditemukan King Gillette di tahun 1895. Ketika itu, belum ada alat cukur dengan pisau tipis tajam dua sisi. Pada masa itu, pisau untuk cukur sering kali harus diasah untuk menajamkannya.
Chaim M. Rosenberg, dalam The Great Workshop: Boston's Victorian Age (2004:43), menuliskan, King Camp Gillette sudah mendirikan American Safety Razor Company pada September 1901. Kantornya berada di atas sebuah toko ikan, di 424 Atlantic Avenue. Di sebelah dermaga tempat sampah Boston dimuat ke tongkang, siap dibuang ke pelabuhan. Nama Gillette Safety Razor Company disematkan pada tahun 1902.
Dia mulai menjual pisau dan alat cukur temuannya pada 1903. Temuan Gillette ini dipatenkan pada 15 November 1904.
Dalam lembaran terbitan Kantor Paten Amerika Serikat, US Patent Nomor 775,134, disebutkan King Camp Gillette tinggal di Brookline, Massachusetts. Di mana E. D. Chadwick dan Joseph T. Brennan menjadi saksi.
“Penemuan saya terutama berlaku untuk pisau cukur dari jenis pengaman, penggunaan yang selama ini dibangun melibatkan sejumlah besar masalah, waktu, dan biaya dari pihak pengguna untuk menjaga agar pisau tetap tajam, tidak hanya karena pisau itu,” jelas Gillette.
Pisaunya yang tipis, diharapkan menghemat biaya dan menghilangkan kejengkelan dalam mengasah pisau. Dalam lembaran paten nomor 775,134, alat cukur atau pisau tipisnya itu disebut sebagai Gillette—yang oleh orang Indonesia dieja: silet.
Gillette tidak sendirian membuat produknya. Di samping Gillette, ada William Emery Nickerson (1853-1930), seorang teknisi. “Ide Gillette tidak akan terwujud jika bukan karena sumbangan teknis dari William Emery Nickerson,” tulis Robert K. Waits dalam Before Gillette: The Quest for a Safe Razor: Inventors and Patents, 1762-1901 (2009:243).
Ketika keluarganya pindah ke Boston, menurut catatan August Bolino dalam Men of Massachusetts: Bay State Contributors to American Society (383), “King Gillette mengerjakan bagian besar penemuannya di tahun 1895.”
Dia kesulitan membuat pisau tajam tipis dalam jumlah besar. Hingga dia pun membawa idenya ke departemen metalurgi Institut Teknologi Massachusetts alias Massachusetts Institute of Technology (MIT). Kala itu, ide Gillette sulit direalisasikan. Enam tahun kemudian, barulah dia bertemu Nickerson, yang berhasil merealisasikannya.
Menjual temuan Gillette tidaklah mudah. Tahun 1903, seperti dicatat The New York Times (11/07/1932) dalam obituari Gillette, perusahaan itu hanya berhasil menjual 51 alat cukur dan 14 pisau tajam tipisnya. Tahun berikutnya, 90 ribu alat cukur dan 15 juta pisau tipisnya terjual. Hingga kematian Gillette pada 9 Juli 1932, alat cukur temuannya sudah terjual 20 juta, dan pisaunya—yang di Indonesia disebut silet—terjual miliaran.
Perusahaaan itu terus melakukan inovasi. Tahun 1971, seperti dilansir dari laman Gillette, perusahaaan ini mengembangkan alat cukur dengan mata pisau kembar. Pisaunya tak lagi bermata dua. Inovasi dilakukan terus. Slogan perusahaan yang telah menjadi bagian dari Procter & Gamble (P&G) pada tahun 2005 ini adalah, “Kami akan berhenti membuat pisau cukur ketika kami tidak lagi dapat membuatnya menjadi lebih baik.”
Gillette merupakan penguasa pasar. Forbes menuliskan, Gillette digunakan oleh 750 juta orang di 200 negara. Nilai brand-nya mencapai 19,2 miliar. Penjualan Gillette mulai tergerus oleh kehadiran kompetitor yang lebih kompetitif. Namun, Gillette masih memegang pangsa pasar terbesar di industri ini.
Di Indonesia, Gillette juga masih memegang pangsa pasar. Menurut Warta Ekonomi Volume 3 (1992:38), di tahun 1990an beredar silet merek Panda, Tiger, atau Tatra, selain Gillette di Indonesia. “PT Gillette Indonesia berdiri sejak 1972. Khusus untuk produk-produk yang ditujukan bagi segmen menengah ke atas, PT Gillette Indonesia sudah leading,” tulis Warta Ekonomi.
Baca juga: Sejarah dan Asal Usul RT (Rukun Tetangga)