Zombie-zombie di Dunia Nyata
https://www.naviri.org/2018/03/zombie-zombie-di-dunia-nyata.html
Naviri.Org - Sosok zombie bisa dibilang tak jauh beda dengan sosok vampir. Sama-sama berasal dari kisah fiksi, namun kemudian populer di kalangan masyarakat, bahkan dipercayai benar-benar keberadaannya. Bahkan, ada cukup banyak orang yang terobsesi dengan zombie, sebagaimana ada banyak orang yang terobsesi dengan vampir.
Orang-orang yang sangat gandrung dengan zombie bahkan ada yang memutuskan untuk melakukan aksi memerankan zombie secara terbuka. Aktivitas yang awalnya hanya sekadar iseng belaka itu kemudian menjadi sesuatu yang besar dan rutin.
Pada Agustus 2000, misalnya di Milwaukee, pada acara Gen Con—expo permainan kontemporer di Amerika Serikat—diadakan Zombie Walk. Acara ini tidak direncanakan, tapi malah menjadi besar. Saat itu ada 60 peserta yang berdandan serupa zombie.
Gerakan ini kemudian muncul di berbagai tempat di dunia, seiring populernya genre film zombie. Saat promosi film seri Walking Dead, di beberapa negara di Asia Tenggara diadakan acara yang mengundang para pecinta zombie untuk melakukan flash mob bersama di tempat umum.
Meski terdengar mudah dan lucu, tapi menjadi zombie bukan perkara mudah. Ada kaidah dan juga pakem zombie yang mesti dipenuhi. Di luar perlengkapan pakaian dan make up, ada hal esensial seperti cara berjalan, berpikir seperti zombie, dan bertindak selayaknya zombie.
Zombie Apocalypse
Subkultur zombie tidak hanya berhenti di game, film, dan lagu, tapi kini mulai masuk ke permainan langsung. Di Spanyol, pada 2014, di sebuah kota di Collado Villalba, 2.000 orang berpartisipasi dalam acara permainan kiamat zombie. Mereka mesti bertahan hidup dari serangan zombie.
Aturan permainan ini sederhana, kamu harus bisa selamat dari serangan mayat hidup sepanjang malam hingga pagi. Tidak hanya selamat, kamu tak boleh membunuh zombie, tidak boleh sembunyi terlalu lama di satu titik, dan secara berkala harus memecahkan teka-teki untuk bisa menuju tempat penyelamatan.
Jika kamu ditemukan oleh zombie, kamu harus lari dan sembunyi. Jika kamu tergigit oleh zombie, kamu bisa melanjutkan permainan sebagai zombie. Banyak peserta yang merasa frustrasi dan kesal karena mereka tergigit dan harus menjadi zombie dalam beberapa menit setelah acara dimulai.
Acara ini pada mulanya dilakukan sebagai kegiatan waktu luang pada 2012, tapi kesuksesan dan respons positif partisipan membuat acara ini semakin terkenal. Jumlah peserta dibatasi, dan hingga 2015 partisipan acara Zombie Apocalypse ini telah penuh dipesan.
Tidak hanya di Spanyol, permainan live action Zombie juga diselenggarakan di Universitas Adelaide. Bagian utara kampus Universitas Adelaide diubah menjadi beberapa bagian.
Manusia penyintas akan diberikan pistol mainan dengan beberapa peluru melawan zombie. Pemain akan diberi pita merah sebagai penanda bahwa dia adalah manusia, sementara pita hijau untuk penanda zombie. Setiap pemain yang tergigit akan menjadi zombie. Peluru akan sangat dibatasi, dan mereka dibagi menjadi beberapa faksi.
Peluru juga digunakan untuk alat tukar makanan dan minuman. Strategi jadi elemen penting. Kamu tak boleh membuang peluru terlalu banyak, faksi lawan bisa membunuh dan merebut pelurumu, dan perjuangan bertahan hidup bisa begitu lama. Inilah yang membuat permainan ini jadi seru, makanan dan peluru terbatas, sementara lewat sekali tepukan, zombie akan mengubahmu jadi monster.
Baca juga: Kisah Diktator Haiti, di Antara Zombie dan Voodoo