Bagaimana Sikap Negara-negara Dunia Terhadap Bitcoin?

 Bagaimana Sikap Negara-negara Dunia Terhadap Bitcoin?

Naviri.Org - Sejak kemunculannya, Bitcoin telah melahirkan pro dan kontra. Sebagian orang menganggap kemunculan Bitcoin sebagai semacam revolusi mengenai standar nilai tukar, sementara sebagian yang lain menganggap Bitcoin sebagai semacam “subversi” di dunia keuangan. Pro kontra semacam itu juga meluas hingga negara-negara di dunia juga ikut menyampaikan pandangan atau sikapnya masing-masing.

Randal Quarles, wakil ketua pengawasan Federal Reserve, mengatakan volume cryptocurrency yang tersembunyi dapat menjadi "masalah" dalam hal kebijakan moneter. Sedang Vitor Constancio, wakil presiden Bank Sentral Eropa menilai, cryptocurrency bukan mata uang, tapi sebuah "tulip", sebagaimana merebaknya Tulip Mania pada zaman keemasan abad ke-17 di Belanda. Bagi yang mempelajari sejarah bubble dan crash ekonomi tentu mengerti bagaimana gambaran Vitor Constancio ini.

Otoritas keuangan lainnya di dunia seperti Bank of Japan (Jepang), Bundesbank (Jerman), Bank of France (Perancis), India's Central Bank (India), Monethary Authority of Singapore (Singapura), Bank of Korea's (Korea Selatan), Russia's Central Bank (Rusia), Australia's Central Bank (Rusia), dan Autorite Marocaine Du Marche Des Capitaux (Maroko) sama dengan Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa, lebih cenderung negatif melihat fenomena cryptocurrency.

Maroko dan India dengan tegas menyatakan transaksi yang melibatkan cryptocurrency adalah melanggar hukum. Sedang Singapura memberikan peringatan resmi atas risiko cryptocurrency pada masyarakat.

Di sisi lain, People's Bank of China (Tiongkok), Bank of England (Inggris), Banco Central do Brasil (Brazil), Bank of Canada (Kanada), Turkish Central Bank (Kanada), De Nederlandsche Bank (Belanda) adalah kelompok negara yang cenderung positif melihat fenomena cryptocurrency.

Inggris melalui Gubernur Bank of England, Mark Carney, menyebut cryptocurrency sebagai potensi revolusi. Teknologi berbasis blockchain, dengan database akuntansi terdistribusi, menunjukkan "janji besar" dalam memungkinkan bank sentral memperkuat pertahanan mereka melawan serangan cyber dan merombak cara pembayaran antara institusi dan konsumen.

Sedangkan Belanda, menjadi salah satu negara yang paling berani ketika harus bereksperimen dengan mata uang digital. Dua tahun lalu De Nederlandsche Bank menciptakan uang kripto-nya sendiri, yang disebut DNBcoin.

Skandinavia (Nordic Authorities, Sweden's Riksbank, Norway's Norges Bank), Selandia Baru (The Reserve Bank of New Zealand's), dan Swiss (Bank for International Settlements) lebih netral melihat fenomena ini. Bagi mereka cryptocurrency adalah opsi, sama dengan mata uang yang dibuat sebelumnya, juga memiliki nilai positif dan negatif. Tinggal bagaimana menyikapi.

Baca juga: Bagaimana Hukum di Indonesia Mengatur Bitcoin?

Related

Money 7772534502738942177

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item