Sid Vicious, di Antara Sex Pistol dan Cinta yang Tragis
https://www.naviri.org/2018/03/sid-vicious.html
Naviri.Org - Sid Vicious adalah bintang rock yang menjadi personil salah satu band punk rock terkenal di dunia, yaitu Sex Pistol. Band ini pernah menguncangkan dunia, dan bisa jadi akan eksis lama, kalau saja Sid Vicious tidak terjerumus ke dalam kisah cinta yang tragis.
Wanita yang membuat hidup Sid Vicious bisa dibilang kacau-balau adalah Nancy Spungen. Ketika bertemu hingga jatuh cinta kepadanya, Sid Vicious menyatakan kepada dunia, "Aku menyembah Nancy. Itu jauh lebih dari sekadar cinta. Bagiku, dia adalah seorang dewi. Tidak ada yang pernah menyukai cara yang kami lakukan, tapi Nancy adalah hidupku. Aku tinggal untuknya. Sekarang aku harus mati untuknya.”
Selain terjerumus ke dalam kisah cinta, hubungannya dengan Nancy juga menjadikan Sid Vicious menjalani kehidupan yang brutal. Bersama Nancy, Sid kemudian terjerumus ke dalam heroin dan menjadi pecandu akut.
Sang manajer, Malcolm McLaren, dan beberapa personil Sex Pistol lainnya, khawatir akan kedekatan itu. Kecanduan heroin membuat Sid tak bisa dikontrol, dan selalu berbuat onar dalam beberapa kali penampilan mereka. Hal ini sekaligus menjadi pemicu keretakan grupnya.
Setelah diguncang isu keretakan, band asal Inggris itu resmi bubar pada Januari 1978, tepat di saat konser mereka di Winter Ballroom. Setelah hengkang dari bandnya, Sid memilih bersolo karir, dan Nancy berperan sebagai manajer. Mereka pindah ke New York, dan tinggal di Chelsea Hotel. Tempat ini juga pernah dihuni oleh musisi legenda lainnya, seperti Bob Dylan, Janis Joplin, Leonard Cohen, dan Jimi Hendrix.
Dalam karier solonya, Sid tampil bersama musisi lainnya, seperti Mick Jones dari The Clash, Glen Matlock (mantan bassis Sex Pistols), Rat Scabie dari The Damned, Arthur Kane dari New York Dolls, dan masih banyak lagi.
Hubungan sepasang kekasih ini semakin kelam. Heroin telah membuat keduanya depresi. Ketika Sid terbangun dari efek mabuknya, ia menemukan mayat kekasihnya terbujur kaku di kamar hotel tempat tinggalnya. Tubuh Nancy bersimbah darah akibat tikaman pisau di perutnya.
Sid kemudian diinterograsi oleh pihak kepolisian. Menurut pengakuannya, di malam sebelumnya mereka memang terlibat pertengkaran, tapi Sid bersikeras bahwa ia tidak menikam Nancy. Ia tak mampu mengingat detail kejadian itu. Menurutnya, Nancy hanya terjatuh dan tewas tertusuk pisau.
Meskipun demikian, Sid tetap ditahan dengan tuduhan pembunuhan berencana, namun beberapa hari kemudian ia dibebaskan dengan uang jaminan.
Mengenai kabar pembunuhan itu, mantan manajernya, Malcolm McLaren, menyatakan Sid tidak mungkin melakukan tindakan keji itu. "Sid tidak membunuh Nancy. Dia adalah cinta pertama dalam hidupnya." ungkap McLaren kepada The Guardian.
Sepuluh hari setelah kematian Nancy, depresinya semakin parah, Sid mencoba bunuh diri dengan mengiris pergelangan tangannya dengan pecahan lampu. Ia akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Bellevue.
Tak lama setelah keluar dari rumah sakit, ia kembali berulah dan berkelahi dengan menyerang Todd Smith menggunakan pecahan botol di konser Skafish. Akibatnya, Sid kembali ditahan dan dikirim ke penjara Rikers Island selama 55 hari. Ia dibebaskan dengan uang jaminan.
Tak lama berselang, Sid menyusul Nancy. Ia tewas setelah overdosis heroin dalam sebuah pesta di rumah Michelle Robinson, New York, pada 2 Februari 1979. Ia menghembuskan napas terakhirnya saat menginjak usia yang ke 21.
Sebelum dikremasi, ibunya, Anne, menemukan pesan di saku jaketnya. "Kami memiliki fakta kematian dan aku harus menepatinya. Tolong kuburkan aku di samping kekasihku. Kuburkan aku dengan mengenakan jaket kulit, jins, dan sepatu bot. Selamat tinggal." begitu pesan itu tertulis, seperti yang dikutip dari dangerousminds.net.
Meskipun demikian, permintaan Sid tak terkabulkan, ia tidak bisa dimakamkan bersama Nancy, karena Sid bukan keturunan Yahudi. Akhirnya, ibu Sid dan Jerr Only dari Misfits menebarkan abu Sid di makam Nancy.
Kisah cinta ini mengilhami sutradara Alex Cox untuk membuat film berjudul “Sid and Nancy”, yang dirilis pada 1986. Sosok Sid diperankan oleh Gary Oldman, sedangkan Nancy diperankan oleh Chloe Webb. Film ini kembali dirilis di bioskop pada 5 Agustus 2016 dengan beberapa perubahan.
Baca juga: Charlie Chaplin, Aktor Genius yang Dimusuhi Amerika