Penyakit Misterius di Balik Kegilaan Raja George III
https://www.naviri.org/2018/03/penyakit-misterius-raja-george-iii.html
Naviri.Org - George III ialah Raja Britania Raya dan Raja Irlandia dari 25 Oktober 1760 sampai 1 Januari 1801. Ia juga menguasai Britania Raya sampai kematiannya. Selama masa pemerintahannya, Britania Raya kehilangan banyak koloni di Amerika Utara. Hal itu tak bisa dilepaskan dari “kegilaan” Raja George III semasa hidup. Selama masa-masa itu, tidak ada yang tahu bahwa kegilaan Raja George III dipengaruhi oleh penyakitnya yang misterius.
Lahir pada 4 Juni 1738 di Norfolk House, Raja George III meninggal pada 29 Januari 1820. Semasa hidupnya, Raja George III terkenal dengan sebutan “mad king who lost America”. Dia sering jatuh sakit, mudah marah dan meracau, dan hal itu mengganggu kinerjanya di panggung politik.
Tahtanya berakhir pada tahun 1820, tetapi sepuluh tahun sebelumnya dia sebenarnya sudah dipaksa meninggalkan jabatan karena penyakit mental. Nahas baginya, orang-orang terlalu cepat menyimpulkan kegilaan itu dengan dikaitkan pada asumsi polahnya yang negatif.
Baru pada tahun 1969, sisi terang tentang kondisi Raja George III mulai terkuak. Studi dari Scientific American mengasumsikannya telah mengidap porfiria, penyakit yang disebabkan penumpukan porfirin dalam tubuh.
Asal kata porfiria ialah porphura, yang dalam bahasa Yunani berarti ungu. Merujuk pada warna air seni penderitanya yang umumnya berwarna ungu. Tetapi dalam beberapa kasus, seperti dialami Raja George III, urine penderitanya berwana biru.
Penyakit ini mempengaruhi sistem saraf, yang gejalanya meliputi halusinasi, insomnia, kegelisahan, bahkan paranoia. Raja George III hidup ketika ilmu kedokteran masih sangat terbatas, tak ada yang mengerti cara menangani penderitaannya kala itu.
Baca juga: Kisah Idi Amin Dada, Diktator Gila dari Uganda