Mengapa Orang Zaman Modern Cenderung Kesepian?
https://www.naviri.org/2018/03/orang-zaman-modern-cenderung-kesepian.html
Naviri.Org - Kesepian sebenarnya kondisi yang telah mengikuti manusia sejak zaman dahulu kala, dan tentu juga masih ada hingga zaman sekarang. Kadang-kadang, seseorang menghadapi sesuatu dalam hidupnya, kemudian merasa kesepian. Misal seseorang yang hidup terasing dan sulit berkomunikasi dengan orang lain. Atau orang yang tinggal di tempat baru, sehingga tidak mengenali lingkungannya.
Kesepian bisa disebabkan oleh banyak hal, dan bisa dipicu oleh beragam alasan. Namun, fenomena kesepian tampaknya makin meningkat di zaman modern. Terbukti, topik ini kerap kali dibahas di mana-mana, bahkan pemerintah Inggris sampai menunjuk seorang pejabat setingkat menteri untuk secara khusus menangani masalah kesepian warga negaranya.
Mengapa orang-orang di zaman modern cenderung merasa kesepian?
Di negara-negara maju (Barat, seperti Britania Raya, negara-negara Eropa, termasuk Amerika Serikat), kesepian dialami oleh orang-orang jompo, yang “dirumahkan” anak-anaknya di panti, dan orang-orang yang tinggal di tempat dengan kepadatan rendah. Kondisinya serupa di negara-negara berkembang, lebih tepatnya penduduk di kawasan perkotaan.
Perkembangan riset peneliti sosial kemudian mengonfirmasi universalitas fenomena kesepian, sebagaimana yang disebut Cox, dengan mengacu pada salah satu faktor utama penyebab kesepian itu muncul: media sosial.
Generasi milenial, yang merentang di usia awal 20-an hingga akhir 30-an, dan generasi di bawahnya, menjadi rombongan pengguna medsos terbesar. Efek yang ditimbulkan macam-macam. Salah satunya, merujuk pada riset Elizabeth Miller dari University of Pittsburg, adalah rasa kesepian yang makin meningkat.
Miller meneliti 1.787 orang dewasa berusia antara 19 dan 32 tahun tentang penggunaan 11 situs media sosial paling populer; Facebook, YouTube, Twitter, Google Plus, Instagram, Snapchat, Reddit, Tumblr, pinterest, Vine dan LinkedIn, pada 2014.
Ia menemukan bahwa orang yang mengunjungi jejaring sosial lebih dari 58 kali seminggu, cenderung tiga kali lebih mungkin merasa kesepian ketimbang mereka yang menggunakan situs di bawah sembilan kali.
Melalui beragam medsos dan akses internet yang makin terjangkau, manusia modern kini ada di era yang paling terhubung dengan manusia-manusia lainnya. Namun, mengapa justru yang dekat terasa jauh dan sebaliknya?
Sebagaimana dilaporkan Independent, Miller menyatakan bahwa studinya menunjukkan bahwa semakin lama seseorang menghabiskan waktu di media sosial, semakin sedikit waktu yang mereka miliki untuk interaksi sosial dalam kehidupan nyata. Ini satu teori, dan ia belum memberikan jawaban yang pasti terkait faktor penyebab dari fenomena yang anomali itu.
"Kami belum tahu mana yang datang duluan: penggunaan media sosial atau perasaan isolasi sosial," katanya.
Mungkin orang dewasa berusia muda yang awalnya merasa terisolasi secara sosial beralih ke media sosial. Miller menambahkan, bisa pula terjadi bahwa peningkatan penggunaan media sosial yang akhirnya menyebabkan perasaan terisolasi dari dunia nyata.
Baca juga: Memahami Perbedaan Kesepian dan Kesendirian