Hal-hal yang Mempengaruhi Kebahagiaan Dunia
https://www.naviri.org/2018/03/kebahagiaan-dunia.html
Naviri.Org - Kebahagiaan dunia dipengaruhi oleh tingkat kebahagiaan masing-masing negara. Kebahagiaan suatu negara dipengaruhi oleh tingkat kebahagiaan masing-masing masyarakatnya. Dan kebahagiaan masyarakat di masing-masing daerah dipengaruhi oleh beragam hal.
Jadi, hal-hal apa yang mempengaruhi masyarakat di berbagai negara dunia? Jika merujuk pada World Happiness Report yang dirilis oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), setidaknya ada tiga hal yang memiliki pengaruh signifikan dalam urusan kebahagiaan pada banyak masyarakat dunia. Yaitu uang, kesehatan mental, dan politik.
Itu adalah faktor-faktor yang dinilai mempengaruhi kebahagiaan. Laporan PBB dibuat sebagai cara mengevaluasi kualitas hidup masyarakat lebih dari sekadar angka-angka kuantitatif dari statistik pertumbuhan ekonomi.
Untuk itu, laporan ini mengukur enam variabel, yaitu: pendapatan per kapita, ekspektasi kehidupan hidup sehat, keberadaan sistem pendukung sosial (berhubungan dengan kesehatan mental), kebebasan untuk memilih, dan kepercayaan terhadap institusi (tingkat korupsi di bisnis dan pemerintah).
Laporan ini menemukan beberapa temuan menarik. Misalnya, Amerika Serikat yang tahun 2007, berada di peringkat ketiga dalam daftar negara paling bahagia, turun ke peringkat 19. Penyebabnya adalah tergerusnya sistem penyokong kesejahteraan dan korupsi.
Namun, menurut American Psychological Association (APA), berdasarkan survei online terhadap 3.440 orang berumur 18 tahun ke atas, ada banyak hal yang menyebabkan tingkat kebahagiaan orang Amerika Serikat turun.
Misalnya, uang (62 persen) dan pekerjaan (61 persen) memang masih menjadi penyebab stres dan kegelisahan sehari-hari. Namun, 63 persen mempersoalkan masa depan bangsa sebagai alasan mereka tak begitu bahagia—pikiran penuh tekanan. Stres perihal masa depan bangsa ini dipicu oleh beberapa isu, mulai dari asuransi kesehatan (43 persen), situasi ekonomi (35 persen), kepercayaan terhadap pemerintah (32 persen), sampai kejahatan kebencian (31 persen).
Lalu, bagaimana dengan Indonesia?
Penelitian The Key Determinants of Happiness And Misery, oleh Clark et al untuk World Happiness Report 2017, menganalisis faktor yang memengaruhi kepuasan hidup di Indonesia sebagai negara berkembang dibandingkan dengan Australia, Inggris, dan Amerika Serikat.
Salah satu temuannya, di Amerika Serikat, Australia, dan Inggris, gangguan kesehatan mental yang telah didiagnosa lebih berpengaruh dibandingkan pendapatan, pekerjaan, dan kesehatan fisik. Sementara di Indonesia, kesehatan mental tetap penting, tetapi pendapatan masih lebih berpengaruh terhadap kepuasan hidup.
Penelitian itu juga menemukan, di empat negara tersebut, mengurangi permasalahan depresi dan gangguan kecemasan memiliki efek yang paling signifikan dalam mengurangi tingkat kesedihan, sebagai sebuah kondisi yang mengurangi tingkat kebahagiaan. Walaupun begitu, pengurangan angka kemiskinan, pengangguran, dan penyakit fisik, juga tetap mengurangi tingkat kesedihan.
Baca juga: Keharmonisan Keluarga, Kunci Bahagia Orang Indonesia