Charles Manson, Shoko Asahara, dan Sekte Pembunuh
https://www.naviri.org/2018/03/charles-manson-shoko-asahara.html
Naviri.Org - Apa persamaan Charles Manson dan Shoko Asahara? Berdasarkan sejarah, keduanya adalah sama-sama pemimpin sekte yang mengajarkan pembunuhan demi mencapai misi sekte mereka. Persamaan lain, keduanya berakhir tragis. Charles Manson mati di penjara, sementara Shoko Asahara dijatuhi hukuman mati.
Di Penjara Negara Bagian California, 19 November 2017, Charles Manson menemui ajal. Usianya 83 tahun. Meninggalnya Manson membuat namanya kembali diperbincangkan. Apalagi setelah ia disebut-sebut di Mindhunter, film serial terbaru keluaran Netflix yang berkisah tentang upaya membongkar kondisi psikologis para pembunuh berantai. Namun, Manson bukanlah pembunuh berantai.
Pada 1968, Manson membentuk sekte bernama Keluarga Manson. Ia dikenal sebagai sosok karismatik. Ia kenal beberapa pesohor dan musikus. Karena karismanya pula, banyak anak muda yang rela menjadi pengikutnya. Mereka loyal dan tak pernah membantah perintah Manson. Termasuk seorang anggota perempuan yang dimanipulasi untuk melayani nafsu seorang tua berusia 80 tahun, supaya mereka diperbolehkan menumpang di peternakannya.
Manson percaya akan adanya Helter Skelter, diambil dari judul lagu milik The Beatles, yakni kiamat yang disebabkan oleh perang antar-ras. Ia sangat terobsesi dengan kiamat itu. Dalam pikirannya, untuk mempercepat perang ras, maka kelompoknya harus membunuh.
Pada 8 hingga 9 Agustus 1969, Tex Watson, tangan kanan Manson, mengajak tiga orang anggota perempuan Keluarga Manson untuk pergi ke rumah artis Sharon Tate. Saat itu suami Tate, sutradara Roman Polanski, sedang tidak ada di rumah karena harus syuting di Eropa. Hanya ada Tate dan tiga orang temannya.
Perintah Manson adalah membunuh semua orang di sana, tanpa ampun. Dalam Helter Skelter – The True Story of the Manson Murders 25th Anniversary Edition (1994), Watson berujar kepada para korbannya bahwa ia adalah, "Iblis, dan di sini untuk melakukan urusan iblis."
Total ada 6 orang yang tewas hari itu, termasuk Tate yang sedang hamil 8,5 bulan. Ia ditusuk 16 kali, dan dengan darah itu, sang pembunuh menuliskan "PIG" di pintu depan. Ditambah Donald Shea, yang dibunuh pada 26 Agustus, total ada 7 pembunuhan yang dilakukan oleh Keluarga Manson.
Scott Bonn, dosen kriminologi di Universitas Drew, mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Keluarga Manson bukanlah pembunuhan berantai, melainkan pembunuhan dengan misi, mission kill.
"Manson punya ide besar tentang kiamat ini, dan hal itu membuatnya merancang pembunuhan yang dianggap bisa mempercepat kiamat," tulis Bonn dalam situs Psychology Today.
Manson tidak sendirian sebagai pelaku pembunuhan dengan misi ini. Kasus besar lain yang sempat bikin geger adalah apa yang dilakukan oleh sekte Aum Shinrikyo. Sekte ini didirikan oleh Shoko Asahara yang menyebut dirinya sebagai Kristus, serta satu-satunya orang Jepang yang tercerahkan. Ia mendaku diri bisa menghapus dosa para pengikutnya, dan meramalkan kiamat. Dunia akan berakhir, ujarnya, kecuali bagi para pengikut Aum.
Pada 20 Maret 1995, 10 orang anggota sekte Aum Shinrikyo menyerang stasiun bawah tanah Tokyo, di jam sibuk. Mereka menggunakan gas sarin, bahan kimia yang juga mereka pakai di penyerangan kecil sebelumnya. Karena serangan di stasiun itu, 12 orang tewas, dan ribuan orang lain mengalami kebutaan sesaat. Teror ini membuat Jepang dilanda kepanikan. Pemerintah kemudian mengganjar hukuman mati bagi Shoko Asahara.
Baca juga: Di Balik Kesuksesan Para Pemimpin Sekte Sesat