Kiprah Yockie Suryoprayogo di Dunia Musik Indonesia
https://www.naviri.org/2018/02/yockie-suryoprayogo.html?m=0
Naviri.Org - Yockie Suryoprayogo adalah nama besar di dunia musik Indonesia. Ia, khususnya, dikenal sebagai salah satu personil God Bless, grup musik legendaris Indonesia, dan Yockie Suryoprayogo telah melahirkan cukup banyak lagu yang sama legendaris, yang dibawakan oleh God Bless.
Lagu-lagu Yockie Suryoprayogo kebanyakan tentang kehidupan, manusia, dan romantika yang dijalani. Salah satu lagunya yang sangat terkenal, "Menjilat Matahari", mengisahkan tentang manusia yang mengembara dan melihat ada banyak luka di atas bumi.
"Dunia, simpanlah tangis dan duka yang melanda. Harapan sia-sia di kehidupan, manusia tak mampu bicara," begitu Yockie menulis.
Dalam "Kehidupan", samar tersirat kehidupan kelas pekerja yang keringatnya diperas. Sekali waktu, sang pekerja meminta waktu untuk berhenti. Namun ia terbentur satu problem. Apa itu? Susu anaknya. Rasanya lagu itu tetap akan relevan hingga kapan pun.
Lain waktu, Yockie bercerita tentang manusia yang ternyata tak lebih mulia ketimbang semut hitam. Dalam "Semut Hitam" yang masuk dalam album Semut Hitam (1988), ia menyentil bahwa manusia yang konon mahluk paling bijaksana ternyata, "halalkan segala cara, menipu soal biasa."
Lagu-lagu seperti itu, yang tetap relevan meski sudah puluhan tahun berlalu, hanya bisa dilahirkan oleh seorang manusia yang menimba banyak pengalaman hidup. Dari bangku sekolah, dari jalanan, dari pergaulan, juga dari buku.
Yockie memang seolah terlahir sebagai petualang yang mencecap banyak pengalaman. Ia lahir di Demak, Jawa Tengah, pada 14 September 1954. Nama aslinya adalah Jockie Surjoprajogo. Hal ini menimbulkan banyak versi penulisan namanya. Ada yang menulis sebagai Yockie Suryoprayogo, ada Yockie Suryo Prayogo, pula ada Jockie Suryo Prayogo. Apapun itu, kawan-kawan dan penggemarnya mengenalnya sebagai Yockie.
Yockie remaja sempat hidup berpindah-pindah. Ia pernah tinggal di Semarang, Balikpapan, Jakarta, Surabaya, juga Malang. Selama perpindahan itu, ia bermain di beberapa band. Di Balikpapan, ia bergabung dengan Safira. Ia juga sempat bergabung dengan Jaguar Band bersama Michael Merkelbach. Di Malang, Yockie juga sempat bermain dengan Bentoel Band bersama Ian Antono dan Teddy Sujaya.
Ketika pindah ke Jakarta, ia kenal dengan Ahmad Albar dan Donny Fattah, yang saat itu membentuk band bernama Crazy Wheels. Nama itu kemudian berganti menjadi God Bless, dan Yockie masuk menjadi kibordis, menggantikan posisi Deddy Dores.
Pada 5 Mei 1973, God Bless tampil pertama kali di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Nama mereka perlahan menanjak. Lagu yang dibawakan kebanyakan adalah lagu mancanegara. Mulai Deep Purple, sampai James Gang. Saat itu memang band Indonesia sedang terserang demam menggarap lagu rock barat dan meniru semirip-miripnya.
Yockie sempat keluar tak lama setelah God Bless terbentuk. Ia bertemu dengan Benny Soebardja, Deddy Stanzah, dan Sammy. Mereka membentuk band bernama Giant Step. Tapi itu pun tak lama. Tahun 1974, Yockie kembali ke God Bless. Kali ini dengan membawa serta dua orang kawannya semasa di Bentoel: Ian Antono dan Teddy Sujaya.
God Bless melaju makin kencang. Album perdana God Bless dirilis pada 1975 (versi lain menurut buku Musisiku, dirilis pada 1976). Album ini melejitkan lagu "Huma di Atas Bukit", "Setan Tertawa", juga "She Passed Away".
Ketika penggarapan album kedua, Yockie tak ikut serta. Ada beberapa kisah soal ini. Antara lain, Yockie tak diajak. Karena zaman dulu, band tak akan latihan kalau tak ada jadwal manggung. Begitu pula Yockie. Tahu-tahu saja, album Cermin (1980) lahir. Posisinya digantikan oleh Abadi Soesman.
Pengaruh musikal Yockie pada God Bless baru terasa di album ketiga, Semut Hitam (1988). Ia menulis sebagian besar lagu di album yang didapuk sebagai album terlaris God Bless itu. Mulai dari "Kehidupan", "Semut Hitam", "Suara Kita", juga "Badut-Badut Jakarta".
Yockie juga berkolaborasi dengan Iwan Fals untuk menulis dua lagu, "Damai yang Hilang" dan "Orang Dalam Kaca". Pertemuannya dengan Iwan membuka babak baru dalam petualangan hidup Yockie. Saat itu, 1989, Iwan sedang dilarang tampil karena tekanan Orde Baru. Seniman Sawung Jabo merasa prihatin, dan mengajak Iwan untuk bergabung dengan kelompoknya, Sirkus Barock.
Tak lama setelah itu, Iwan mengajak Jabo untuk bikin album. Awalnya, Iwan mengusulkan nama Septiktank, tapi kemudian menjadi Swami: plesetan dari semua personelnya yang sudah jadi suami. Sebagian besar sudah lama berkiprah di Sirkus Barock, mulai Naniel, Nanoe, dan dummer Inisisri. Iwan sendiri pernah ikut pentas Sirkus Barock pada 1986.
Tapi Yockie tak ikut dalam album pertama Swami yang melejitkan "Bento" dan "Bongkar" itu. Ia tampil di Swami II. Yockie juga ikut dalam proyek Kantata Takwa, yang sah-sah saja disebut grup super terbesar di Indonesia. Saat itu Yockie bergabung bersama Iwan, Setiawan Djodi, Budhy Haryono, Eet Sjahranie, Donny Fattah, Sawung jabo, juga penyair W.S Rendra.
Konser Kantata Takwa pada 23 Juni 1990 di Senayan disebut-sebut sebagai salah satu konser musik terbesar di Indonesia. Ada beberapa perkiraan jumlah penonton. Sejumlah media menyebut 100 ribu orang. Sejumlah yang lain menyebut 150 ribu.
Kiprah Yockie tidak hanya terbatas dalam lingkup musik rock. Ia pernah punya kerja sama panjang dengan Chrisye. Semua bermula dari album Lomba Cipta Lagu Remaja 1977 yang dirilis oleh Radio Prambors. Yockie berperan sebagai musisi dan penata lagu di album itu. Di album yang sama, ada lagu "Lilin-Lilin Kecil" ciptaan James F. Sundah yang dinyanyikan oleh Chrisye. Kerja sama mereka terus berlanjut, melahirkan enam album. Dari Sabda Alam (1978) higga Nona (1985).
Yockie pernah pula bekerja sama dengan Eros Djarot, Chrisye, dan Nasution Bersaudara di album soundtrack Badai Pasti Berlalu (1977), yang oleh Rolling Stone Indonesia dinobatkan sebagai album Indonesia terbaik sepanjang masa.
Pria berkacamata ini dikenal sebagai sosok yang tegas, oleh sebagian orang dianggap sebagai sikap yang keras. Terutama terkait hak kekayaan intelektual. Ia menegur sutradara Hanung Bramantyo yang memakai lagu "Kesaksian" tanpa izin. Konser Kantata Barock pun digugat karena alasan yang sama, bahkan hingga ke pengadilan. Saat PT Arasy Cinta Sakti merilis ulang album Badai Pasti Berlalu, Yockie mengirimkan somasi karena album itu dirilis tanpa izin.
Ia memang tak pandang bulu. God Bless juga pernah digugat karena memainkan repertoar "Menjilat Matahari", "Cendawan Kuning", juga "Kehidupan" tanpa seizinnya. Pertikaiannya dengan Ahmad Albar pada 2003 juga sempat menjadi konsumsi khalayak luas.
Yockie juga pernah bertikai dengan Chrisye, kawan lamanya. Bahkan hingga tak bertegur sapa. Dalam buku The Last Words of Chrisye (2010), Chrisye menuturkan perang dinginnya dengan Yockie dan Eros Djarot. Ada yang bilang perselisihan ini dikarenakan idealisme tiga orang yang sama-sama kuat, dan tak ada yang mau mengalah. Perlahan, ada jarak di antara tiga orang yang pernah kompak mengarap Badai Pasti Berlalu ini.
Orang-orang dekat, juga penggemar, tahu benar bahwa Yockie adalah orang yang serius soal musik. Ia juga tak segan memberikan saran dan kritik pada musisi-musisi muda.
Tak lama setelah menjadi bintang tamu di acara temu wicara Archipelago Festival, 14 dan 15 Oktober 2017, Yockie jatuh sakit dan tak sadarkan diri.
Pada 24 Januari 2018, puluhan kawan Yockie menggelar pentas Pagelaran Sang Bahaduri untuk mengumpulkan dana pengobatan Yockie. Ada banyak musisi yang tampil di acara ini. Mulai Benny Soebardja sang kawan lama sejak di Giant Step, Kadri Mohamad, Keenan Nasution, Dira Sugandi, hingga Mondo Gascaro. Konser ini berhasil mengumpulkan dana Rp514 juta.
Namun pada 5 Februari 2018, Yockie Suryo Prayogo meninggal dunia. Usianya 63 tahun. Indonesia harus menelan pil pahit sekali lagi. Salah satu musisi terbesarnya pergi.
Yockie meninggalkan seabrek warisan bagi dunia musik Indonesia. Dari album bersama God Bless, album-albumnya bersama Chrisye, Badai Pasti Berlalu, hingga album-album yang pernah ia produseri. Pengetahuan musiknya yang luas, tak pernah ia simpan sendirian. Ia mempersilakan banyak orang untuk menimba samudera ilmu darinya.
Dengan sikap hidupnya, juga idealisme yang ia bopong hingga masuk liang lahat, Yockie mengajarkan bahwa seorang musisi tidak boleh berhenti belajar. Tidak boleh berhenti bereksplorasi. Harus tidak betah di zona nyaman. Seorang musisi harus selalu lapar terhadap penemuan cakrawala bermusik baru.
Baca juga: Fakta Tersembunyi di Balik Popularitas Keanu Reeves