Fakta Mengerikan di Balik Teknologi Internet
https://www.naviri.org/2018/02/teknologi-internet.html
Naviri.Org - Nyaris seluruh dunia terhubung oleh internet. Dari detik ke detik, jutaan orang menggunakan internet, entah lewat desktop, laptop, tablet, atau pun ponsel pintar. Semuanya itu adalah bagian teknologi yang membutuhkan listrik untuk bisa mengoperasikannya. Komputer butuh listrik, begitu pula laptop. Sementara tablet dan ponsel menggunakan baterai yang juga perlu diisi daya menggunakan listrik.
Apa artinya itu?
Artinya, semakin banyak dan semakin tinggi penggunaan internet, maka semakin tinggi pula daya listrik yang digunakan. Dan hal ini terjadi di seluruh dunia. Akibatnya, bumi membutuhkan setidaknya dua miliar pohon untuk mengatasi polusi emisi karbon yang disebabkannya. Polusi itu datang dari konsumsi energi yang dibutuhkan data center, peranti untuk menyimpan lalu lintas informasi di dunia maya.
Konsumsi energi pada data center bisa mencapai 20 persen total energi untuk operasional perusahaan. Server yang harus siaga 24 jam untuk melayani aktivitas virtual dunia yang semakin mendigital, jadi pemicu.
Berkirim e-mail maupun pesan singkat dalam jaringan (daring), kegiatan perbankan di ATM, maupun jual-beli lewat layanan e-commerce, adalah informasi yang “dirumahkan” dalam data center. Di pusat data ini, informasi dikumpulkan dan disimpan agar bisa diakses dari mana pun dan kapan saja.
Data dari Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (US EPA) menyebutkan, energi yang dipakai data center di seluruh dunia per tahun ternyata melebihi konsumsi listrik yang dipakai 10 juta rumah tangga dalam setahun. Itu setara dengan kapasitas 20 pembangkit listrik bertenaga batubara dalam satu tahun. Emisi karbon yang dihasilkan konsumsi energi ini sekitar 70 juta ton per tahun, yang butuh dua miliar pohon untuk mengatasinya.
Efisiensi dan inovasi
Karena itu, inovasi untuk mendapatkan data center yang ramah lingkungan terus ditunggu. Namun, bukan berarti tak ada yang bisa dilakukan selama inovasi itu belum mewujud nyata. Sejumlah hal tetap bisa dilakukan untuk menekan penggunaan energi di pusat data ini.
Dalam data center, tingkat penggunaan daya bisa dilihat melalui Power Usage Effectiveness (PUE). Efektivitas penggunaan daya listrik ini mengukur total konsumsi daya data center, dibagi dengan nilai catu daya terpakai.
Penggunaan listrik semakin efisien ketika angka PUE makin mendekati 1.0. Artinya, setiap 1 kilo Watt hour (kWh) listrik yang mengalir ke data center memang menjadi 1 kWh listrik yang dipakai peranti di dalamnya.
Untuk meningkatkan efisiensi, sistem pengatur suhu di data center juga perlu dihitung. Bukan rahasia lagi kalau komponen data center sangat rentan rusak, termasuk oleh suhu dan kelembapan yang tak tepat. Menyediakan pendingin yang bisa menghasilkan suhu dan kondisi optimal sesuai kebutuhan, akan menjadi solusi untuk efisiensi dan biaya.
Seiring kemajuan teknologi, infrastruktur data center dan sistem server sudah perlu pula dirancang dengan memperhitungkan efisiensi energi. Dengan teknologi seperti itu, tak perlu lagi dua miliar pohon "bekerja keras" mengatasi imbas polusi penggunaan energinya.