Dampak Skandal Seks Selebriti dan Politisi Dunia
https://www.naviri.org/2018/02/skandal-seks-selebriti.html
Naviri.Org - Skandal seks bisa terjadi pada siapa saja, meski yang sering disorot adalah skandal seks yang terjadi pada orang-orang terkenal, figur publik, semacam selebritas atau politisi. Biasanya pula, skandal seks yang terungkap akan membawa dampak atau pengaruh, baik bagi pelakunya maupun bagi orang-orang lain secara luas.
Artis atau selebritas yang terlibat skandal seks biasanya menghadapi karier yang macet, meski ada pula yang bisa terus melanjutkan kariernya. Meski tetap saja skandal yang pernah membelitnya jadi semacam noktah yang sulit dihilangkan. Begitu pula skandal seks yang terjadi pada politisi. Kebanyakan politisi segera jatuh begitu skandalnya terkuak, meski ada pula yang bisa terus melanjutkan kariernya.
Shaun Bowler dan Jeffrey A. Karp, dalam tulisannya, “Politicians, Scandals and Trust in Government”, memaparkan bagaimana suatu skandal tak hanya mempengaruhi citra seseorang di hadapan publik namun memiliki konsekuensi luas hingga pada institusi politik.
Sebuah skandal tak hanya mampu membunuh karier seorang politisi, juga dapat mencoreng institusi sang politikus di hadapan publik. Suatu skandal bukan hanya mempengaruhi popularitas seorang kandidat, tetapi mengurangi kepercayaan terhadap pemerintahan.
Akan tetapi, meski sebagian masyarakat akan marah terhadap seorang politisi yang tersangkut skandal, ada beberapa politikus yang mampu mempertahankan jabatan atau kekuasaan dan terhindar dari jerat maut sebuah skandal. Hal itu diungkapkan Dimock dan Jacobson yang pernah meneliti sebuah skandal yang terjadi tahun 1992.
Bahkan, ada juga politikus yang terpilih kembali dalam pemilu meski hasil pemilu sedikit berkurang dari target suara yang diharapkan. Apa yang membuat politisi mampu bertahan dan dapat menghindari sebuah skandal?
Paul Gallagher dari Burson-Marsteller menjawab pertanyaan itu dengan dua kata, yaitu political goodwill. Keinginan untuk memimpin dengan menunjukkan melalui hasil kerja terkadang dapat membantu sang politikus untuk mendapat dukungan warga. Sebagian besar warga masih melihat pada kinerja, sehingga hal ini dapat menyamarkan skandal seperti seks atau foto, video asusila, yang dibuat oleh seorang politisi.
Presiden AS tahun 1993-2001, Bill Clinton, menjadi salah satu politisi yang mampu bertahan saat diterpa skandal seks tahun 1998 dengan dengan staf Gedung Putih, Monica Lewinsky, yang berusia 22 tahun.
Clinton membantah isu miring tersebut dan mengungkapkan bahwa ia tak mengenal Lewinsky. Penyangkalan kerap digunakan para politisi, namun terkadang itu tak akan banyak mengubah tudingan soal skandal yang menerpa dirinya. Kepada Hillary, Bill Clinton juga mengungkapan bahwa kabar tersebut adalah bohong.
"Saya tidak memiliki hubungan seksual dengan wanita itu [Lewinsky]," ujar Clinton.
Upaya Clinton untuk menghidar dari skandal itu gagal setelah Linda Tripp, pegawai Pentagon, secara diam-diam merekam percakapan Bill dengan Lewinsky. Tripp lalu menyerahkan rekaman itu kepada Kenneth Starr, seorang jaksa independen.
Pada 9 September 1998, Starr menyampaikan laporan rekaman ini ke Kongres. Usaha Clinton untuk membantah tuduhan tentang perselingkuhannya pun berakhir dengan ia harus menghadapi pemakzulan, lantaran telah memberikan kesaksian palsu dan menghalangi proses hukum.
Senat pun harus mengambil keputusan dengan memilih apakah Clinton bersalah atau tidak dalam skandal seks, dan jika ingin menumbangkan Clinton maka suara senat harus mencapai dua per tiga dari 100 suara yang setuju Clinton bersalah.
Ternyata, sebagian besar senat masih menginginkan Clinton sebagai presiden. Ada 45 suara Demokrat dan 10 orang Republikan memilih bahwa Clinton "tidak bersalah."
"Pada saat skandal Lewinsky, Clinton memiliki persediaan pendukung Demokrat yang cukup bagus, dan opini publik juga agak berbalik melawan kaum Republik pada saat bersamaan," kata Gallagher.
Cara lain para politisi keluar dari jeratan skandal seks yaitu memanfaatkan media. “Aliran dan arus dari siklus berita memainkan peran penting dalam menentukan dampak dari skandal seks,” kata Gallagher.
Silvio Berlusconi, yang diserang isu skandal seks saat masa jabatan ketiganya sebagai Perdana Menteri Italia, mampu menghindar karena memiliki pengaruh yang kuat dalam berbagai sektor termasuk media. Selain sebagai pengusaha kaya raya, ia juga memiliki klub sepakbola yang memiliki banyak penggemar.
Dengan pengaruhnya yang sangat kuat, ia kerap terhindar dari skandal yang menerpanya, termasuk skandal korupsi. BBC bahkan menyebutnya “Perdana Menteri yang tak tersentuh.”
Baca juga: Terkuaknya Skandal Seks dan Hilangnya Kehormatan