Sao Paulo, Kota dengan Kemacetan Paling Buruk di Dunia

Sao Paulo, Kota dengan Kemacetan Paling Buruk di Dunia

Naviri.Org - Anda yang tinggal di Jakarta tentu sudah biasa menghadapi kemacetan di jalan raya, khususnya di jam-jam sibuk, seperti pagi dan sore, ketika orang berangkat dan pulang kerja. Tetapi, semacet apa pun, bisa dibilang kemacetan di Jakarta masih belum ada apa-apanya dibandingkan kemacetan yang terjadi di Sao Paulo.

Sao Paulo adalah kota terbesar di Brasil, yang juga menjadi kota terkenal, bahkan kerap dijadikan tujuan wisata orang-orang dari luar negeri. Tetapi Sao Paulo juga menjadi kota dengan kemacetan paling buruk di dunia.

Jumat petang adalah mimpi buruk bagi pengguna jalan di Sao Paulo. Itu adalah saat ketika kemacetan dapat mencapai panjang 180 km, dan jika benar-benar parah bisa 295 km.

Lampu rem berwarna merah menyala di sepanjang jalan, berkedip berulang-ulang saat pengemudi berusaha bertahan di perjalanan melelahkan yang bisa mencapai berjam-jam.

"Jalan raya bagaikan laut. Lautan mobil," kata Fabiana Crespo, yang mengemudi ditemani bayinya Rodrigo, 10 bulan. "Saya tinggal dengan keluarga saya di selatan Sao Paulo sejak lama, dan bekerja di sisi lain kota. Jadi ketika saya menikah, saya memutuskan untuk pindah ke utara kota agar lebih dekat dengan kantor. Bepergian pulang-pergi dapat menjadikan hidup Anda seperti neraka."

"Namun setelah anak pertama saya lahir, saya memutuskan untuk kembali menjalankan bisnis keluarga di lingkungan lama saya. Jadi saya kembali mengalami cobaan menyeberangi kota ini untuk pergi bekerja," sambungnya.

Bagi Crespo, mengemudi dapat memakan dua jam waktunya sekali jalan.

Investasi transportasi publik

Kemacetan lalu lintas menyebabkan permasalahan di seluruh dunia, dan bukan hanya untuk pengemudi. Di Sao Paulo, macet sudah menjadi lebih dari sebuah gangguan. Macet parah adalah bagian tak terpisahkan dari hidup dan budaya di kota besar berpenduduk 11 juta jiwa ini.

"Kami telah menjadi budak lalu lintas, dan kami harus merencanakan hidup kami dengan lalu lintas sebagai pusatnya," kata Crespo.

Bagi mereka yang memiliki cukup uang, ada pilihan lain yaitu terbang dengan helikopter sewaan.

Pemilik Helimart Air Taxi, Jorge Bittar, mengatakan bahwa perusahaannya menikmati pertumbuhan 10 persen per tahun, dan memiliki 16 helikopter yang jarang ada di darat untuk waktu lama. "Dalam hal lalu lintas; semakin buruk, semakin baik bagi kami."

Profesor Barbieri, pakar teknik dan transportasi dari Universitas Sao Paulo, mengatakan bahwa kota itu memiliki insinyur lalu lintas yang terampil, berpengalaman, dan mampu mencairkan kemacetan di kota itu.

"Akan tetapi, masalah besarnya adalah kami, orang Brasil, buruk dalam perencanaan dan lalu lintas, hanya dapat diatasi jika kita mulai melihat solusi jangka panjang," ujarnya. "Tidak ada kota di dunia yang akan mampu mengakhiri kemacetan karena ketika lalu lintas lancar, orang lebih suka mengemudikan mobil mereka sendiri. Kuncinya adalah menemukan keseimbangan, titik ketika pengguna jalan dapat menggunakan transportasi umum karena lebih cepat dari mengemudi."

"Sao Paulo harus secepatnya berinvestasi di transportasi publik daripada membangun jalan raya dan jalan tol yang hanya akan dipenuhi mobil."

Baca juga: London, Kota dengan Lalu Lintas Terburuk di Eropa

Related

World's Fact 1502716714373222609

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item