Rahasia di Balik Lagu-lagu Indah Kim Jonghyun
https://www.naviri.org/2018/02/rahasia-di-balik-lagu-lagu-jonghyun.html
Naviri.Org - Kim Jonghyun sudah tiada, namun nama dan sosoknya masih terus dikenang, khususnya oleh para penggemar K-pop, khususnya lagi para penggemar SHINee. Sebagai vokalis SHINee, Kim Jonghyun memang telah memberi warna tersendiri dalam industri musik Korea. Ia tidak hanya menjadi penyanyi dan penari, namun juga penulis lagu yang hebat.
Dalam lagu berjudul Obsession, misalnya, Jonghyun menulis lirik yang indah dan sangat puitis berikut ini.
Bahkan jika alasan cintaku merupakan dosa
Luka mendalam ini membakar, jadi abu
Tapi lebih menyakitkan untuk dilupakan daripada kalah
Saat aku mematikan napasku,
aku perlahan sekarat karena derita perpisahan
Kemampuan Jonghyun dalam menulis lirik lagu yang indah tampaknya tidak bisa dilepaskan dari kedekatannya dengan buku-buku sastra.
“Aku menerima banyak inspirasi dari medium lain seperti sastra,” ujarnya menceritakan. “Aku menulis lirik ‘Obsession’ setelah baca satu cerita pendek Edgar Allan Poe, dan itu tentang sisi gelap cinta.”
Jonghyun juga diketahui sangat menggemari buku karya Franz Kafka. Dia pernah diwawancara majalah sastra Littor, dan membicarakan The Metamorphosis karya Franz Kafka, salah satu karya penting dalam khasanah kesusastraan dunia. Cerita The Metamorphosis dibuka dengan adegan Gregor Samsa terbangun, dan menyadari dirinya telah berubah menjadi serangga raksasa.
Sangat jamak idol Korea Selatan diwawancara majalah gaya. Namun muncul di sebuah majalah sastra tentu cerita lain. Apalagi sang idol menyebut karya pengarang berbahasa Jerman yang demikian berpengaruh dalam kesusastraan itu sebagai buku yang paling sering dibaca.
Jonghyun mengisahkan perkenalannya dengan buku itu. Katanya, “Buku Metamorfosis pertama yang kubaca adalah sebuah buku besar dengan ilustrasi. Buku itu berisi gambar hitam dan putih yang aneh. Aku membaca beberapa versi lainnya, tapi menurutku buku dengan ukuran besar yang pertama kumiliki itu yang paling berkesan.”
Premis cerita Kafka terletak di kalimat pembuka yang begitu mengesankan. Namun kekuatan yang sebenarnya cerita itu bukan berasal dari transformasi fisik Gregor Samsa itu sendiri. Transformasi itu sering dianggap sebagai alusi bagi alienasi dan absurditas kehidupan modern.
“Dulu aku berbagi kamar dengan kakak perempuanku, dan membayangkan hal-hal seperti jika aku terbangun dari tempat tidur dan berada di posisi protagonis novel itu, apakah jendela akan terlihat sama, bagaimana meja kerja jadi berbeda, atau bagaimana aku bisa membuka laci?” kenangnya lagi.
Jonghyun agaknya menginsafi hal itu. Namun, tak seperti The Metamorphosis dan karya-karya Kafka lain yang banyak tak rampung, Jonghyun punya akhir cerita.
Jonghyun ditemukan tak sadarkan diri di sebuah apartemen studio di Cheongdam-dong, Gangnam, Seoul, pada 18 Desember 2017. Tubuhnya dicengkeram karbon monoksida. Ia kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Konkuk, namun nyawanya tak dapat diselamatkan.
Menurut Variety, polisi melaporkan bahwa kakak perempuan Jonghyun menerima pesan teks pada hari Senin (18/12) bahwa sang bintang tersebut akan bunuh diri. Dan pada hari Selasa, catatan bunuh diri yang terdahulu diunggah di akun Instagram Nine, seorang musisi band rock Dear Cloud. Menurut manajemen Nine, surat itu diserahkan kepadanya dua minggu sebelum kematian Jonghyun.
"Aku hancur dari dalam. Depresi yang telah perlahan memakanku akhirnya melahapku dan aku tidak bisa mengalahkannya," penyanyi dan penulis lagu berusia 27 tahun itu menulis di awal catatannya.
Jonghyun juga menulis bahwa dokter tidak membantunya lolos dari tekanan. Dokter malah menyalahkan kepribadiannya, karena tidak dapat melepaskan diri dari depresi.
"Mungkin aku tidak seharusnya melawan dunia; mungkin tidak seharusnya aku diketahui dunia; aku telah belajar bahwa itulah yang membuat hidupku sulit. Kenapa aku memilih itu?" tulisnya.
Catatannya tidak terang-terangan menyebutkan alasannya bunuh diri. Namun cukup jelas tersirat bahwa status selebritas menghadirkan tekanan yang luar biasa.
Sejak akhir 1990an, ketika drama pop, film dan TV Korea Selatan tumbuh menjadi fenomena di Asia, beberapa talenta muda Korea lainnya telah memutuskan bunuh diri. Banyak dari mereka yang meninggalkan catatan serupa tentang betapa gelapnya industri ini.
Baca juga: Kim Jonghyun, SHINee, dan Kiprahnya di Industri K-Pop