Pocahontas, Tokoh Fiksi yang Benar-benar Ada
https://www.naviri.org/2018/02/pocahontas.html
Naviri.Org - Pada 1995, Disney merilis sebuah film berjudul Pocahontas. Sebagaimana film-film Disney yang lain, Pocahontas menjadi film populer. Sebagian orang mungkin menyangka Pocahontas hanya tokoh fiksi rekaan Disney. Namun, ternyata, Pocahontas benar-benar ada, dan pernah hidup di masa lalu.
Pocahontas terlahir dengan nama Matoaka, atau Amonute. Ia diperkirakan lahir pada 1596. Matoaka adalah anak perempuan kesayangan Powhatan, Kepala Suku Tertinggi (paramount chief) kelompok suku Amerika Asli Tsenacommaca yang beranggotakan sekitar 32 suku lain, dan berjumlah sekitar 15 ribu orang. Suku ini menempati kawasan Virginia, yang kemudian kedatangan koloni imigran Inggris pertama pada 1607—koloni ini kelak bernama Jamestown.
Pada 1607, salah satu pemimpin di Jamestown, bernama John Smith, ditangkap oleh Opchanacanough yang sedang berburu. Smith kemudian mengatakan pada 1624 bahwa Matoaka menyelamatkannya, dan meminta agar ayahnya tak membunuh Smith.
Tapi kisah ini sendiri diragukan oleh banyak sejarawan. Para ahli sejarah beranggapan kisah penyelamatan itu tidak pernah ada, atau setidaknya tak sesuai dengan gambaran Smith. Bahkan, mereka beranggapan bahwa Smith salah sangka. Yang sebenarnya terjadi adalah Powhatan mencoba mengadopsi Smith melalui ritual eksekusi bohongan.
Setelah ritual itu selesai—yang dianggap oleh Smith sebagai eksekusi yang batal—Powhatan menawarkan Smith posisi wakil kepala suku di sebuah permukiman Capahosic. Dan sang kepala suku yang digambarkan oleh Smith sebagai lelaki tinggi dan gagah meski usianya sudah 60, berjanji akan mengirimkan bantuan makanan dan apapun yang mereka butuhkan.
Namun, para imigran Inggris ini malah berlaku kurang ajar. Misal, setahun kemudian, para kolonialis ini mengeksplor daerah Chesapeake Bay tanpa seizin Powhatan. Puncaknya, pada April 1613, Kapten Samuel Argall, salah satu pemimpin di Jamestown, menculik Matoaka. Mereka menuntut suku di bawah Powhatan menyerahkan semua senjata.
Dalam penculikan itu, Matoaka kemudian dipaksa untuk masuk agama Kristen. Ia pun diberikan nama baru, Rebecca. Di sana, Matoaka bertemu dengan John Rolfe, seorang petani tembakau saleh. Mereka jatuh cinta, dan memutuskan untuk menikah.
Pernikahan mereka direstui oleh Powhatan, dan turut membantu mengakhiri pertikaian antara Tsenacommaca dan koloni Inggris di Virginia. Pernikahan ini mengubah banyak hal dalam diri Pocahontas.
Perusahaan Virginia Company of London menyaksikan pernikahan ini dari kacamata bisnis dan agama. Matoaka dianggap sebagai "keberhasilan" orang Inggris mengubah orang "barbar" menjadi orang beragama.
Mereka pun memboyong Matoaka ke Inggris, sebagai simbol bahwa para orang Inggris berhasil menjinakkan "kebuasan" Dunia Baru dan bukti kesuksesan koloni Jamestown. Matoaka menjadi idola baru di Inggris. Ia beberapa kali menghadiri acara perjamuan, dan disebut sebagai ratu kerajaan Powhatan.
Pada 1617, Matoaka dan Rofle berlayar kembali ke Virginia. Dalam perjalanan, Matoaka jatuh sakit. Pelayaran mereka hanya sampai di kawasan Gravesend, di sungai Thames. Matoaka, alias Pocahontas, meninggal dunia di Gravesend. Usianya diperkirakan 21. Penyebab kematiannya tak pernah diketahui, tapi teorinya berkisar antara penyakit pneumonia, cacar, tuberkulosis, hingga diracuni. Matoaka meninggalkan Rolfe beserta satu anak, Thomas Rolfe.
Meski sudah meninggal, imaji Matoaka terus direproduksi, terutama oleh dunia barat. Dalam buku Travels in the United States of America (1833), disebut Pocahontas memiliki hubungan asmara dengan Smith, padahal mereka hanya berkawan. Kisah ini yang kemudian terus diulang-ulang, termasuk dalam berbagai film.
Matoaka kemudian kerap dijadikan simbol "keberhasilan menaklukkan suku Amerika Asli". Tapi yang kerap dilupakan, Matoaka adalah simbol kebaikan suku Bumiputra Amerika terhadap pendatang. Mereka menyambut kedatangan para imigran dengan tangan terbuka, hingga kemudian para imigran itu beralih menjadi penjajah dan menyebabkan perlawanan sengit.
Baca juga: Kisah Lahirnya Undang-Undang Sihir di Inggris