Kisah Jilbab dan Perjuangan Para Wanita di Iran

Kisah Jilbab dan Perjuangan Para Wanita di Iran

Naviri.Org - Iran adalah salah satu negara muslim yang mewajibkan kaum wanita mengenakan jilbab saat di luar rumah. Aturan atau kewajiban itu bahkan dikukuhkan dengan undang-undang. Namun, rupanya tidak semua wanita Iran setuju dengan kewajiban atau undang-undang tersebut.

Sebelumnya, aturan itu bisa dibilang telah berlangsung sangat lama, sampai kemudian mulai muncul perlawanan dari sejumlah wanita. Mereka yang melakukan perlawanan bahkan beramai-ramai melepaskan jilbab di tempat umum untuk memprotes undang-undang yang memaksa wanita mengenakan jilbab di depan publik.

Gambar-gambar aksi itu muncul di media sosial, yang menunjukkan sejumlah wanita dengan rambut terurai, memegang jilbab mereka di ujung tongkat, dan berdiri di atas kotak utilitas di trotoar jalan.

Aksi itu dilakukan sebagai dukungan terhadap seorang wanita yang ditahan setelah melepas jilbabnya, dalam aksi massa anti-pemerintah akhir tahun lalu di Teheran.

Protes telah menyebar sejak Vida Mohaved, seorang wanita yang ditangkap bulan Desember 2017 oleh pemerintah Iran, setelah melepaskan jilbabnya saat gelombang demonstrasi anti-rezim, dibebaskan pada Ahad lalu.

Unggahan dan kiriman di media sosial telah menggunakan hashtag "Revolution Street Girls," penghormatan kepada Mohaved, yang demonstrasi awalnya terjadi di jalan raya pusat kota Teheran, Jalan Enghelab.

Video Mohaved berdiri di sebuah kotak gardu listrik, dengan rambut hitamnya yang terurai, dan jilbab putihnya menggantung di ujung tiang, disebarkan secara online. Vida Movahed, wanita berusia 31 tahun yang dikenal sebagai "Girl of Enghelab Street," ditangkap karena melepaskan jilbabnya untuk memprotes hukum wajib jilbab di Iran.

Protes itu dilakukan meski pemerintah mulai melonggarkan peraturan mengenai penggunaan jilbab.

Sebelumnya, wanita Iran yang membiarkan jilbab mereka terbuka bisa diingatkan oleh polisi agama, namun pasukan ini kurang menonjol di bawah rezim Presiden Hassan Rouhani.

Pihak berwenang juga mengumumkan bahwa wanita yang mengemudi dengan penutup kepala yang tidak benar tidak akan lagi ditangkap, dan hanya akan dikenai denda yang relatif kecil.

Pelonggaran penegakan hukum telah membuat wanita muda Iran lebih berani mengekspresikan diri dengan tidak mengenakan jilbab.

Mohaved menarik perhatian selama demonstrasi di seluruh negara bagian bulan lalu, untuk menentang kondisi ekonomi, korupsi, dan ketidakpuasan publik yang tidak menentu dengan pemerintah Iran saat ini.

Pada pertengahan Januari, lebih dari 400 orang yang ditahan dalam demonstrasi anti-pemerintah. Dua puluh satu orang meninggal, dan sejumlah yang tidak diketahui ditahan selama enam hari demonstrasi, yang merupakan aksi massa terbesar bagi rezim Iran sejak 2009.

Anggota parlemen Iran, Mahmoud Sadeghi, mengklaim bahwa sekitar 3.700 orang telah ditangkap secara total. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari angka resmi yang dirilis pihak berwenang, setelah demonstrasi dimulai pada 28 Desember 2017.

Baca juga: Kisah Para Wanita Pemberontak yang Inspiratif

Related

World's Fact 1310223950074648567

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item