Kesalahan yang Sering Dilakukan Pengguna Mobil Matic
https://www.naviri.org/2018/02/mobil-matic.html?m=0
Naviri.Org - Mobil matic adalah kendaraan yang menggunakan transmisi otomatis (otomatic). Tak jauh beda dengan sepeda motor matic yang mudah dikendarai, mobil matic juga mudah dikendarai. Setidaknya, mengendarai mobil matic tidak serepot mengendarai mobil manual yang mengunakan transmisi manual. Tetapi, meski mudah, pengendara mobil matic sebaiknya juga mengetahui hal-hal apa yang sebaiknya tidak dilakukan, agar kondisi mobil lebih baik dan awet.
Mobil dengan transmisi otomatis jelas berbeda dari transmisi manual. Bila dalam transmisi manual, pengguna harus direpotkan dengan menginjak kopling saat perpindahan persneling, tidak demikian dengan transmisi matic.
Kendati demikian, bukan berarti pengguna matic bisa "bermalas-malasan" untuk hal lain, salah satunya dalam penggunaan tuas persneling.
Cukup sering ditemui pengguna matic yang terus-menerus menggunakan transmisi D (Drive) saat berkendara. Mereka bahkan sama sekali tidak memindahkan ke level transmisi lain. Padahal, cara seperti ini dinilai salah kaprah.
Terus-menerus menggunakan transmisi D bisa menyebabkan gearbox terus menerus bekerja. Dampaknya bisa menyebabkan selip kopling. Sebaiknya, pengguna mobil matic tidak malas memindahkan tuas ke posisi lainnya, seperti N (Netral) saat kondisi jalan macet atau sedang berhenti sebentar.
Artinya, pengguna mobil matic harus pintar-pintar pindah gigi. Misal pindah 2 atau 3. Atau kalau lagi nanjak, pindah ke Low. Jangan di D terus. Bukan berarti mentang-mentang matic, terus tidak dipindah tuasnya.
Hal yang sama berlaku saat terjebak macet. Sebaiknya, pengguna matic tidak malas untuk memindahkan tuas ke posisi netral. Jangan terus di D kalau berhenti lama. Kalau terus di D berarti gearbox-nya terus bekerja. Otomatis, kalau direm bisa selip koplingnya.
Baca juga: Mobil Listrik di Indonesia, Antara Harapan dan Kenyataan