Kisah Toyota, Bangkit Setelah Hampir Bangkrut
https://www.naviri.org/2018/02/kisah-toyota.html?m=0
Naviri.Org - Ada banyak mobil yang setiap saat berlalu-lalang di jalan-jalan mana pun di Indonesia, dengan berbagai bentuk dan model, serta dengan berbagai merek. Salah satu merek yang pasti ada di jalanan mana pun di Indonesia adalah Toyota. Di jalan raya, Toyota bersaing keras dengan Honda, Yamaha, Suzuki, yang semuanya berasal dari Jepang.
Tidak hanya di Indonesia, produk otomotif Toyota juga masuk ke berbagai negara lain, bersaing dengan perusahaan otomotif asal Amerika dan Eropa. Karenanya, saat ini, Toyota adalah perusahaan otomotif yang tidak hanya besar namun juga sangat kuat. Namun, di balik kejayaannya saat ini, Toyota pernah hampir hancur karena kebangkrutan.
Sebelum menjadi produsen mobil terkemuka di dunia, Toyota merupakan anak perusahaan Toyoda Automatic Loom Works (TALW)—sebuah perusahaan yang bergerak di industri tekstil, yang berdiri pada November 1926.
Toyota resmi didirikan oleh Kiichiro Toyoda—anak dari Sakichi Toyoda, pemilik TALW—pada 1937. Sebelum didirikan, Toyota sudah meluncurkan mobil dan truk pertamanya, yakni Toyoda AA dan truk model G1.
Toyota kemudian berkembang menjadi penghasil kendaraan tangguh. Di era 1940-an, Toyota sibuk mencari pendanaan melalui pasar modal. Pada 1947, penjualan mobil Toyota di Jepang sudah menembus 100.000 unit kendaraan.
Sayangnya, kinerja positif itu tersebut tidak bertahan lama. Ketika perang dunia II berakhir, ekonomi Jepang hancur lebur. Inflasi meningkat tidak terkendali. Pada 1949, pemerintah Jepang mengambil sejumlah tindakan drastis untuk mengendalikan inflasi.
Akibat langkah anti-inflasi tersebut, Toyota kena imbasnya. Mereka tidak bisa membayar gaji sebanyak 8.000 pegawai. Aksi mogok kerja dari pegawai pun pecah pada April 1949. Toyota berada di ambang kebangkrutan. Untuk mencegah Toyota bangkrut, Pemerintah Jepang melakukan bailout menggunakan dana segar dari Bank Sentral Jepang. Perlahan-lahan, kinerja perusahaan mulai membaik.
Keputusan Pemerintah Jepang melakukan bailout terhadap Toyota pada 1949 bisa dibilang sangat tepat. Kini, Toyota sudah menjelma menjadi penantang utama produsen mobil terbesar di dunia, yaitu General Motors.
Baca juga: Kisah Timor, Mobil Indonesia yang Gagal Terkenal