K-Pop dan Skandal Artis-artis SM Entertainment
https://www.naviri.org/2018/02/k-pop-dan-skandal-artis.html
Naviri.Org - SM Entertainment adalah perusahaan raksasa di Korea Selatan yang telah mencetak dan melahirkan banyak artis serta grup-grup terkenal. Di antara grup terkenal yang dilahirkan SM Entertainment adalah SNSD dan Super Junior. Sayangnya, di antara kesuksesan tersebut, SM Entertainment juga harus terbelit skandal berupa gosip sampai tuntuan dari para artisnya sendiri.
Salah satu artis SM Entertainment yang sempat bermasalah dengan perusahaan itu adalah Jessica Jung, yang semula menjadi anggota SNSD.
Terkait masuknya dia ke dalam grup SNSD, Jessica bercerita pada jurnalis The New Yorker, John Seabrook, yang kemudian ditulis dalam artikel berjudul "Factory Girls: Cultural Technology and the Making of K-pop". Jessica menyatakan, “Aku sebenarnya tidak ikut audisi. Aku pergi ke Korea untuk bertemu keluarga papaku. Saat sedang belanja, seorang agen melihatku, dan memilih aku dan adikku.”
Jessica bersama adiknya, Krystal, kemudian menjadi trainee di SM. Trainee adalah para calon idol, yang harus melalui suatu sistem pelatihan selama bertahun-tahun. Metode ini dipopulerkan oleh Lee, sebagai bagian dari konsep teknologi kebudayaannya. Bahwa idol diciptakan, bukan dilahirkan. Seorang trainee berlatih bernyanyi, menari, akting, sampai belajar beragam bahasa. Latihan fisik dan diet ketat juga diterapkan.
Setelah melewati masa trainee, Jessica debut menjadi member SNSD, sementara Krystal di f(x). Namun pada 2014, Jessica keluar dari SNSD. Menurut pengakuan Jessica, dirinya didepak secara sepihak oleh SM. Hal itu terkait dirinya yang berencana membuka bisnis fashion, yang menurut SM bakal mengganggu jadwal promosi SNSD.
Selain Jessica, keluarnya seorang artis di bawah naungan SM bukan peristiwa langka. Tiga member TVXQ keluar karena masalah kontrak yang panjang sekaligus menyiksa, diperparah dengan gaji yang tidak sesuai. Tiga member EXO asal Cina juga keluar secara bertahap dan menggugat SM, karena telah mengeksploitasi mereka lewat “kontrak perbudakan”.
“Perusahaan telah memperlakukanku layaknya mesin atau obyek yang bisa dikontrol ketimbang mempresentasikan visi seorang penghibur,” keluh Kris Wu mantan EXO, yang secara resmi keluar dari SM pada 2016, namun kontraknya masih valid sampai 2022.
Padahal, Korean Fair Trade Commission (FTC) pernah menginvestigasi kebijakan SM Entertainment pada 2010, khususnya masalah kontrak yang dinilai tidak adil. Untuk menindaklanjuti hal ini, semua artis di bawah SM melakukan kontrak ulang dengan kebijakan baru di tahun yang sama. Selain menjadi perusahaan K-pop paling raksasa, SM Entertainment dikenal karena sistemnya yang ketat dan represif pada artis-artisnya.
Baca juga: SM Entertainment, Cikal Bakal Lahirnya Idol Korea