Israel dan Mesin Pembunuh Terkuat Sepanjang Sejarah
https://www.naviri.org/2018/02/israel-dan-mesin-pembunuh.html
Naviri.Org - Menyebut Israel adalah menyebut kontroversi. Sejak pertama kali muncul di muka bumi dalam bentuk negara, Israel terus menerus menimbulkan aneka kontroversi. Dari berdirinya negara di tanah yang sebenarnya milik Palestina, sampai ulah mereka yang terkesan seenaknya terhadap Palestina dan pihak-pihak lain yang tidak mereka sukai. Belakangan, terungkap bahwa Israel bahkan telah menyiapkan diri sejak mereka belum terbentuk sebagai negara.
Hal tersebut terungkap dalam buku karya seorang jurnalis Israel, yang diterbitkan baru-baru ini. Buku itu berjudul Rise and Kill First: The Secret History of Israel's Targeted Assassinations, ditulis oleh wartawan investigasi Ronen Bergman, diterbitkan berdasarkan 1.000 wawancara dan fakta ribuan dokumen.
Bahkan sebelum berdiri menjadi sebuah negara, Israel ternyata telah mengembangkan mesin pembunuh untuk menargetkan orang penting negara lain yang melawannya.
Sejak Perang Dunia II, Bergman menghitung, negara Yahudi dan organisasi paramiliter pra-negara telah membunuh lebih banyak orang daripada negara lain di dunia Barat, sekitar 2.300 operasi pembunuhan yang ditargetkan.
Kebanyakan dari mereka yang terbunuh adalah warga Palestina, selain juga ditujukan untuk orang Mesir, Syria, Iran, dan lainnya.
Banyak cerita yang ditawarkan Bergman bukanlah hal baru, namun ia menambahkan detailnya. Buku setebal 600 halaman tersebut mengungkapkan pembunuhan sebuah organisasi semi bersenjata yang beroperasi sebelum berdirinya rezim Tel Aviv pada 1948.
Menurut Bergman, rezim Israel telah membunuh banyak pemimpin Palestina, termasuk menggunakan racun radiasi untuk membunuh mantan Presiden Yasser Arafat.
Studi Bergman juga mengungkapkan bagaimana pembunuhan ilmuwan nuklir Jerman yang bekerja untuk Mesir pada 1950-an dan awal 1960-an, serta rincian operasional yang menargetkan ilmuwan Teheran.
"Ini adalah mesin pembunuh yang paling efisien dalam sejarah, banyak di antaranya kemudian diadopsi oleh Amerika Serikat," kata dia, seperti dilansir Washington Post pada 28 Januari 2018.
Kesan umum yang dia berikan mengenai mesin pembunuh Israel adalah prajurit cerdas, berdedikasi, dan bersahaja. Dia mengatakan bahwa mereka terus mencari cara baru yang kreatif untuk mengidentifikasi dan membunuh musuh mereka, meyakinkan diri mereka sendiri bahwa mereka bukan hanya yang terbaik dari apa yang mereka lakukan, tapi juga yang paling bermoral.
Menurutnya, pemimpin Israel telah mengembangkan sebuah reputasi untuk efisiensi yang kejam, dengan menghormati mandat Talmud, "Jika seseorang datang untuk membunuh Anda, bangkit dan bunuhlah terlebih dulu."
Operasi garis bawah tanah, di belakang musuh, Bergman menulis, menjadi "prinsip inti dari doktrin keamanan Israel." Hal itu didasarkan pada kecurigaan akan adanya serangan teror dari negara-negara Arab di sekitar wilayah Israel.
Bergman melukiskan potret mengerikan dari evolusi program pembunuhan tersebut, karena tentara Israel semakin terampil dalam mencapai target mereka dengan bom mobil, bom surat, serangan udara, alat peledak yang terpasang pada mobil, dan bahkan meracuni baklava (makanan penutup).
Awalnya, dia menulis, setiap usulan pembunuhan memerlukan "Red Page" yang ditandatangani oleh perdana menteri. Tapi ketika prosesnya terbukti terlalu menyita waktu, kepala badan rahasia menciptakan solusi "dimana pembunuhan disebut sesuatu yang lain, sehingga bisa jatuh di bawah protokol pengambilan keputusan yang berbeda."
Program ini dilengkapi dengan Orwellian (pembunuhan warga sipil tak berdosa diberi label "kerusakan yang tidak disengaja," sementara pembunuhan tersebut kemudian dikenal sebagai "tindakan pencegahan yang ditargetkan").
Menjelang akhir buku ini, Bergman mengisyaratkan bahwa perdana menteri Ariel Sharon mengizinkan pembunuhan Arafat, yang meninggal pada tahun 2004 karena "penyakit usus misterius."
Seringkali, Bergman menulis, para pemimpin Israel menghabiskan karier mereka untuk saling bersaing dalam cara-cara kreatif untuk membunuh musuh-musuh Israel, hanya untuk menyesali kepicikan mereka saat meninggalkan kantor.
Untuk mengungkap hal ini, Bergman telah berbicara dengan ratusan pejabat intelijen dan pertahanan Israel. Dia juga mempelajari dokumen rahasia yang mengungkapkan sebuah sejarah kelam Israel yang biadab.
Baca juga: Perang Propaganda Israel Melawan Dunia