iPhone: Murah Produksinya, Mahal Harga Jualnya
https://www.naviri.org/2018/02/iphone-murah-produksinya-mahal-harganya.html?m=0
Naviri.Org - Ada banyak penggemar ponsel iPhone, tidak hanya di Indonesia tapi juga di berbagai negara. Sebagai merek, iPhone adalah merek yang sangat digandrungi, bahkan ada jutaan orang yang bisa disebut “fans berat” produk Apple tersebut. Setiap tahun, setiap kali Apple meluncurkan iPhone seri terbaru, hampir bisa dipastikan akan ada banyak orang yang mengantre demi mendapatkan barang tersebut.
Popularitas iPhone, dan begitu banyaknya peminat yang selalu tinggi, sebenarnya agak mengejutkan, mengingat harga iPhone rata-rata lebih mahal dibanding harga umumnya ponsel lain, dengan kualitas dan kemampuan yang tak jauh beda. Yang lebih mengejutkan, biaya produksi iPhone sebenarnya jauh lebih rendah atau lebih murah dibanding harga jualnya.
Meski Apple adalah perusahaan asal Amerika, produk-produk keluarannya diproduksi di Cina, oleh perusahaan manufaktur elektronik terbesar di dunia, Foxconn. Untuk membuat satu unit iPhone, dibutuhkan berbagai material, dari aluminium hingga silikon.
Statista memerinci berbagai material tersebut berdasarkan apa yang terkandung dalam iPhone 6 model 16GB. Karbon adalah material yang paling banyak digunakan, sekitar 19,9 gram. Besi dan Oksigen menjadi dua material setelah karbon yang penggunaannya cukup banyak dibandingkan material lainnya, yakni sekitar 18,7 gram.
Selanjutnya, iPhone 6 juga membutuhkan 13,1 gram aluminium, 8,1 gram silikon, 7,8 gram tembaga, 6,6 gram kobalt, 5,5 gram hidrogen, 4,9 gram krom, dan 2,7 gram nikel. Sisanya, ada sekitar 4,9 gram material lain seperti magnesium, lithium, klorin, potassium, dan lainnya dalam jumlah sangat kecil, tak sampai 1 gram. Beda jenis dan model, akan berbeda pula jumlah material yang dibutuhkan.
Jika ditotal, harga seluruh material untuk membuat satu buah iPhone 6 hanyalah $1,03, tak sampai Rp15 ribu jika dirupiahkan dengan kurs saat ini. Sementara harga jual iPhone 6 mencapai Rp5,5 juta.
Biaya material tentu berbeda dengan biaya produksi. Ia belum termasuk ongkos pekerja, biaya perakitan, biaya distribusi, hingga perangkat lunak. Menurut IHS Markit, biaya produksi iPhone 6 sekitar $200 atau sekitar Rp2,6 juta. Iphone 6 memiliki layar sentuh 4,7 inchi. Semakin besar layarnya, maka biaya material dan produksi akan lebih mahal.
Model lainnya, iPhone SE yang memiliki layar lebih kecil, hanya 4 inchi, memiliki biaya produksi lebih murah, sekitar $160. Layar adalah komponen paling mahal dalam setiap produk iPhone. Untuk tipe iPhone 6 saja, biaya produksi layarnya sekitar $41,5.
Komponen lain yang juga cukup mahal adalah prosesor. Pada iPhone 6 dan 6S, biaya produksinya sekitar $37. Sementara pada model pendahulunya, iPhone 5S, harga prosesornya hanya terpaut sedikit yakni, $36,4.
Pada model terbarunya, iPhone 7, Apple mengeluarkan ongkos produksi lebih besar, yaitu $224,8. Ukuran layarnya sama saja dengan iPhone 6, tetapi ia memiliki kamera lebih bagus. Model terbaru ini juga tahan air dan debu, kelebihan yang tidak dimiliki model-model pendahulu. Apple menjual iPhone 7 dengan kapasitas 32 GB seharga $649 atau sekitar Rp8,3 juta. Tetapi itu harga di Amerika. Di Indonesia, ia dibanderol di atas Rp9 juta.
Sama seperti mode terdahulu, komponen termahal dari iPhone 7 adalah layarnya, sekitar $43. Komponen mahal berikutnya adalah prosesor, dengan total $33,9. Sedangkan harga dua kamera pada iPhone hanya $19,9.
Membeli iPhone berarti membayar lebih dari dua kali lipat dari biaya produksi dan 300 kali lipat dari harga materialnya. Tetapi iPhone tetap diminati. Penjualannya terus tumbuh dari tahun ke tahun, kecuali tahun lalu. Tahun lalu, Apple menjual 211,8 juta unit iPhone. Angka tersebut turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 231,22 juta unit. Meski begitu, terlalu dini untuk mengatakan peminat iPhone berkurang, sebab tahun lalu adalah pertama kalinya penjualan iPhone turun sepanjang 10 tahun sejak ia diciptakan.