Ingvar Kamprad, Sosok Sederhana di Balik IKEA

Ingvar Kamprad, Sosok Sederhana di Balik IKEA

Naviri.Org - Pada 27 Januari 2018, Ingvar Kamprad meninggal dunia, dan bisa jadi peristiwa itu menjadi salah satu berita buruk di awal 2018. Siapakah Ingvar  Kamprad? Namanya mungkin tidak sepopuler produk yang dihasilkannya, yaitu IKEA. Banyak orang di dunia yang mengenal IKEA sebagai merek perabot populer, namun tidak tahu siapa orang di belakangnya. Ingvar Kamprad itulah, orang di balik IKEA.

Kabar meninggalnya Ingvar Kamprad telah dikonfirmasi oleh IKEA, perusahaan yang ia dirikan, melalui situs resmi. Kamprad tutup usia di umur 91 tahun, di kediamannya di Smaland.

Kamprad lahir dan tumbuh di Smaland. Sejak masih kanak-kanak, ia sudah mandiri. Kamprad memerah sapi serta berjualan korek, pensil, biji-bijian, dan kaus kaki – sejak berusia lima tahun – di desa-desa sekitar tempat keluarga miskinnya tinggal. Dengan itulah Kamprad membiayai sekolahnya sendiri.

Pada 1943, di usia 17 tahun, Kamprad mendirikan IKEA – singkatan dari namanya, nama ladang keluarganya (Elmtaryd), dan nama desa tempat tinggalnya (Agunnaryd) – dan mulai memproduksi perabotan.

Merujuk laporan Forbes, pada 1953 Kamprad membuka showroom di Almhult; pada 1958, showroom ini menjadi toko IKEA pertama. Pada 1963, Kamprad membuka toko IKEA di Norwegia; pada 1969, Denmark. Swiss dan Jerman menyusul pada 1973 dan 1974. Amerika Utara tak ketinggalan – pada 1976, toko IKEA dibuka di Kanada. Baru pada 1985 toko IKEA dibuka di Amerika Serikat.

Dari sebuah desa di selatan Swedia, IKEA mendunia. Saat ini sudah ada 412 toko di 49 negara. Katalog produk IKEA tersedia dalam 32 bahasa. Sepuluh persen populasi Eropa, kabarnya, demikian Guardian menulis, lahir dari pasangan yang bercinta di ranjang IKEA.

Meninggalnya Kamprad bukanlah awal dari berakhirnya IKEA. Menurut keterangan resmi IKEA, Kamprad  sudah tidak mengemban tugas operasional sejak 1998. Walau demikian, ia tetap terlibat sebagai penasihat senior.

Jesper Borjesson, jurnalis terakhir yang mewawancarai Kamprad, mengatakan Kamprad terus terlibat di IKEA hingga tahun lalu. “Ia tinggal di lantai atas (kediaman terakhirnya), dan lantai bawah adalah tempatnya menggelar rapat, dan saya rasa ini simbolik karena di sinilah ia tumbuh,” ujar Borjesson, sebagaimana dikutip dari Guardian.

“Saya rasa semua orang berduka hari ini, namun ia sudah membahas kematiannya sejak lama,” lanjut Borjesson. “Ia telah mempersiapkan diri dan perusahaan untuk hari ini.”

Kamprad meninggalkan seorang putri, Annika, dari pernikahannya dengan Kerstin Wadling pada 1950 (bercerai pada 1960) dan tiga orang putra – Peter, Jonas, dan Mathias – dari pernikahannya dengan Margaretha Sennert pada 1963 (Sennert meninggal dunia pada 2011).

IKEA membuat Ingvar Kamprad kaya raya. Media-media Swedia menyebut jumlah kekayaan Kamprad, per 2016, mencapai 610 triliun kronor Swedia. Menurut Bloomberg Billionaires Index, dikutip dari New York Times, Kamprad adalah orang terkaya kedelapan di dunia, dengan jumlah kekayaan 58,7 triliun dolar AS. (Pada 2006, Forbes menempatkan Kamprad di peringkat keempat orang terkaya dunia.)

Entah versi mana yang paling akurat. Satu yang pasti, kekayaan Kamprad tak tampak.

Pada 2008, kepada surat kabar Sydsvenskan, Kamprad berkata ia melampaui anggaran cukurnya karena mengeluarkan 22 euro untuk pangkas rambut di Belanda. “Biasanya saya pangkas rambut di negara berkembang. Terakhir kali di Vietnam,” ujarnya.

Sebagai penasihat senior, Kamprad sering bepergian ke toko-toko IKEA di seluruh dunia. Selalu, ke mana pun ia pergi, Kamprad naik penerbangan ekonomi. Kalau ia menggunakan kereta, ia duduk di gerbong kelas dua. Kamprad menginap di hotel murah dan makan makanan murah. Liburan mewah versi Kamprad adalah bersepeda di pedesaan Swedia.

Rumahnya, menurut pengakuan Kamprad, sederhana. Kendaraan pribadinya sebuah Volvo tua. Pakaian-pakaian yang melekat di badannya ia beli di pasar loak – pakaian bekas, tentu saja.

“Saya berusaha menjalani gaya hidup sederhana,” kata Kamprad kepada Forbes pada 2000. “Menurut saya, tugas saya adalah melayani masyarakat mayoritas. Pertanyaannya kemudian, bagaimana caranya memahami keinginan mereka, bagaimana cara terbaik melayani mereka? Jawaban saya adalah dengan tetap dekat ke orang-orang biasa, karena pada dasarnya saya juga salah satu dari mereka.”

Gaya hidup dan dasar bisnisnya adalah menyediakan perabot dengan harga terjangkau. Dengan kata lain, Kamprad adalah IKEA, dan IKEA adalah Kamprad. Anggapan tersebut tampak semakin tepat jika mengingat Kamprad tak hanya menjalani gaya hidup sederhana, tetapi menanamkan hal sama pada karyawan dan petinggi IKEA (seperti Kamprad, mereka tidak boleh bepergian dengan penerbangan kelas satu).

Pada 1976, Kamprad menulis manifesto IKEA, berjudul “Wasiat Pedagang Perabot” – kesederhanaan adalah kebajikan, pemborosan adalah dosa, katanya. Karyawan diharap mengimani nilai-nilai IKEA: rendah hati, rapi, dan berbudi – dalam bekerja dan dalam hidup.


Related

Insight 6937513318762813597

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item