Dampak Positif dan Negatif Keberadaan WHOIS

 Dampak Positif dan Negatif Keberadaan WHOIS

Naviri.Org - Masing-masing data situs di internet tercatat di WHOIS, meliputi nama pemilik situs, alamat kantor, nomor telepon, juga alamat e-mail. Dengan adanya catatan semacam itu, siapa pun bisa mengidentifikasi situs mana pun di internet, sehingga tahu siapa pemiliknya, di mana kantornya, bagaimana cara menghubunginya, dan lain-lain. Di sisi lain, data-data itu juga memungkinkan WHOIS untuk menghubungi masing-masing pemilik situs jika dibutuhkan.

Di internet, ada perangkat bernama node, yang terhubung ke dalam suatu jaringan, saling terhubung antara satu dengan lainnya. Bila node mengalami masalah, keseluruhan operasional jaringan bisa terganggu. Menurut Garth O. Bruen, dalam buku berjudul “WHOIS Running the Internet: Protocol, Policy, and Privacy”, data-data dalam WHOIS ditujukan untuk mengontak pihak pemilik node jika gangguan itu terjadi.

Apa yang diungkap Bruen merupakan sisi lain dari manfaat penyediaan informasi melalui WHOIS. Selain itu, merujuk jurnal berjudul “The Who, What, Where, When, and Why of WHOIS: Privacy and Accuracy Concerns of the WHOIS Database” yang ditulis Kathryn Elliott, disebutkan bahwa pada Mei 2007, The Anti-Phishing Working Group alias APWG, sukses memusnahkan banyak situsweb penipu.

Yang menarik, 80 persen kesuksesan pemusnahaan situsweb phishing itu menggunakan informasi yang disediakan oleh WHOIS, dengan mengidentifikasi siapa di balik keberadaan domain.

Namun, WHOIS tak selamanya punya sisi positif. Nektarios Leontiadis, dari Carnegie Mellon University, dalam jurnal bertajuk “WHOIS Misuse Study”, menyatakan bahwa banyak terjadi penyalahgunaan informasi yang disediakan WHOIS.

Penelitian terhadap 400 domain untuk 16 layanan penjual domain selama 6 bulan itu, salah satunya menghasilkan temuan bahwa 18 persen responden mengaku melaporkan penyalahgunaan informasi milik mereka yang terpampang di WHOIS. Penyalahgunaan terutama terjadi pada informasi alamat e-mail.

Selain penyalahgunaan informasi, WHOIS bagai tambang emas bagi pelaku penipuan maya. Nama, alamat e-mail, nomor telepon, dan informasi pribadi lainnya, dapat dijadikan dasar bagi penjahat maya untuk bertindak. Leontiadis menyebutkan bahwa 74 persen responden mengaku menerima SPAM. Selain itu, ada 67 persen responden yang mengaku dikirimi e-mail berisi virus.

Baca juga: Peraturan Baru Google Terkait Pencarian Gambar

Related

Internet 4822743496317731655

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item