Ternyata, Cina juga Sangat Keras Melawan Pornografi

Naviri.Org - Upaya melawan pornografi di internet terus digalakkan oleh pemerintah Indonesia, melalui kemenkominfo. Bahkan, baru-baru ini, kementerian tersebut sampai membeli mesin khusus untuk memerangi pornografi di internet. Ternyata, upaya semacam itu tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di negara lain, salah satunya Cina.

Belum lama, Kantor Anti-pornografi Pengawas Penyiaran Cina menegur beberapa perusahaan teknologi besar yang dinilai tidak berbuat banyak dalam membasmi "informasi berbahaya" yang dipublikasikan di platform mereka. Beberapa di antaranya adalah Alibaba Digital Media and Entertainment Group (anak usaha Alibaba Holding Ltd), Tencent Holdings Ltd, dan Baidu Inc.

Kantor berita resmi Xinhua mengatakan kalau otoritas tersebut telah melakukan pertemuan dengan 16 perusahaan internet besar. Dimana mereka merasa perlu memperketat pengawasan informasi vulgar dan cabul. "Perusahaan yang tidak memenuhi tanggung jawab mereka secara penuh dan membiarkan informasi berbahaya menyebar akan dihukum dengan berat," demikian pernyataan resminya, seperti dikutip dari Reuters.

Sejauh ini, regulator Cina memang telah menindak konten vulgar secara online, seperti video, berita, serta blog, dan film siaran langsung, yang bertentangan dengan "nilai sosialis inti" mereka. Bahkan tahun lalu, Cina sudah menutup 128.000 situs web berkonten asusila dan berbahaya. Juga menghukum perusahaan internet yang pengawasannya longgar.

Januari 2018, polisi juga melancarkan tindakan keras terhadap kartun animasi online berkonten cabul dan kekerasan. Tencent, yang membawa permainan video “Playerunknown’s Battleground” ke Cina, juga telah memberi permainan pertarungan bergaya royal, dengan penambahan konten sosialis, untuk memenuhi peraturan ketat Negeri Panda itu.

Unit anti-pornografi, Administrasi Pers, Publikasi, Radio, Film dan Televisi mengatakan kalau perusahaan internet perlu "memperbaiki mekanisme audit konten dan penyaringan informasi berbahaya".

Tahun lalu, menjelang konferensi besar Partai Komunis Cina, portal utama yang dijalankan Tencent, Baidu dan Weibo ditegur dan didenda oleh regulator internet Cina, karena gagal menyensor konten dengan benar.

Cina juga telah memaksa jurnal luar negeri untuk menghapus akses ke dokumen sensitif dan ulasan buku tentang topik berkaitan seperti Tibet, Taiwan, dan tindakan keras di Lapangan Tiananmen 1989. Ini sebagai bagian dari upayanya untuk memperkuat kontrol terhadap akademisi.

Baca juga: Memahami Perbedaan Pornografi dan Pendidikan Seks