Sejarah dan Asal Usul Bisnis Layanan Airbnb
https://www.naviri.org/2018/02/asal-usul-airbnb.html
Naviri.Org - Airbnb adalah bisnis yang mengusung konsep sharing economy, yang menggunakan properti sebagai sarana. Bisa dibilang, konsep Airbnb tak jauh beda dengan Gojek. Bedanya, kalau Gojek menggunakan kendaraan, Airbnb menggunakan properti yang bisa berbentuk ruang tamu, kamar, tempat kost, dan lain-lain, yang bisa disewa.
Bentuk bisnisnya juga tak jauh beda dengan Gojek. Umpama kita punya rumah kosong, dan ingin bergabung dengan bisnis Airbnb, kita bisa mendaftarkan rumah tersebut pada Airbnb. Setelah disetujui, sistem Airbnb akan menawarkan rumah kita pada orang-orang yang mungkin ingin menginap. Jika ada orang yang menginap di rumah yang kita sediakan, kita mendapatkan bayaran (ongkos sewa).
Yang menjadikan Airbnb populer, karena rata-rata tarif sewa yang ditawarkan lebih murah dibandingkan hotel atau penginapan konvensional. Bagaimana asal usul bisnis Airbnb, hingga mendunia seperti sekarang?
Airbnb bisa dibilang lahir tanpa kesengajaan. Idenya dimulai suatu hari, ketika Joe Gebbia dan Brian Chesky berencana menghadiri konferensi desain, yang diadakan di San Fransisco, Amerika Serikat. Mereka adalah dua mahasiswa Rhode Island School of Design.
Untuk menghadiri acara konferensi tersebut, Joe Gebbia dan Brian Chesky harus menempuh jarak sekitar 5 ribu kilometer. Selain memesan tiket pesawat, mereka juga harus memesan kamar hotel. Sayangnya, hotel-hotel di San Fransisco telah penuh dipesan orang.
Pada waktu itulah, ide cemerlang kemudian muncul di kepala mereka. Kedua orang ini paham betul, akomodasi banyak dicari orang, tapi persediaan kamar hotel tak mencukupi. Sayangnya, dua sosok ini tak memiliki properti sendiri untuk dibisniskan sebagai tempat penginapan.
Ide mereka ingin menyewakan ruang tamu, lalu menyiapkan sarapan kepada para pendatang. Gagasan penting tak sekadar jadi ide semata, hingga akhirnya tercipta airbedandbreakfast.com. Enam hari berselang, pria India berumur 30 tahun, wanita asal Boston berusia 35 tahun, dan seorang ayah paruh baya asal Utah, AS, telah jadi tiga tamu pertama mereka.
Uang sebesar US$80 dari masing-masing tamu, jadi pendapatan. Ini jadi bukti bahwa ide mereka memang layak dipertaruhkan. Selepas bertemu dengan ahli komputer bernama Nathan Blecharczyk, airbedandbreakfast.com berubah menjadi Airbnb.
Airbnb merupakan aplikasi yang memberikan layanan peer-to-peer property rental. Suatu sistem yang memungkinkan pemilik properti menyewakan unit-unit properti pada pihak lain dalam tempo yang umumnya singkat, sebagai alternatif akomodasi seperti hotel. Ini merupakan bagian dari disrupsi kreatif.
Jika Uber, Grab, maupun Go-Jek mendisrupsi sistem transportasi konvensional, Airbnb mendisrupsi sistem akomodasi yang ditopang oleh hotel atau penginapan konvensional.
Dalam wajah lain, Airbnb merupakan salah satu startup populer. Klaim mereka, telah ada lebih dari 200 juta tamu akomodasi Airbnb. Salah satu alasan kepopulerannya ialah harga akomodasi yang terbilang lebih murah dibandingkan hotel atau penginapan konvensional.
Per Januari 2018, harga rata-rata tarif kamar per malam hotel atau penginapan konvensional di New York dipatok di angka US$306. Di kota yang sama, akomodasi yang ditawarkan Airbnb rata-rata harganya senilai US$187. Ini juga terjadi di kota-kota lain. Tarif hotel konvensional dengan Airbnb perbandingannya terpaut jauh, lebih murah Airbnb, seperti di Sydney (US$240 dan US$191), Tokyo (US$220 dan US$93), dan Moskow (US$118 dan US$65).
Kiprahnya yang populer digunakan orang untuk mencari akomodasi, dan Airbnb jadi ladang bisnis yang menjanjikan bagi para pemilik properti. Kebijakan Airbnb yang mengizinkan ragam properti disewakan melalui aplikasinya, turut punya andil. Kamar rumah, apartemen, indekos, hotel, atau bahkan ruang tamu seperti yang dilakukan oleh sosok pendiri Airbnb, dapat dijadikan properti yang disewakan melalui aplikasi ini.
Indonesia, sebagai negara tempat perputaran ekonomi terbesar di Asia Tenggara, juga jadi sasaran utama Airbnb. Sampai Juni 2017, sudah ada 38 ribu host Indonesia yang mendaftar ke Airbnb. Konsep ini pun mulai marak, khususnya di Jakarta dan Bali.
Baca juga: 4 Start-up Indonesia yang Meraih Sukses Besar