Antiklimaks Bitcoin, Naik Sangat Tinggi Lalu Jatuh

Antiklimaks Bitcoin, Naik Sangat Tinggi Lalu Jatuh

Naviri.Org - Membicarakan Bitcoin tampaknya seperti membicarakan perjalanan kisah yang kini mulai menuju antiklimaks. Sejak pertama kali muncul, apalagi saat nilainya mulai merangkak naik, Bitcoin menarik perhatian banyak orang di dunia. Tahun 2017 kemarin, nilai Bitcoin bahkan naik gila-gilaan, hingga membuat pemiliknya kaya-raya.

Meski selama waktu-waktu itu ada yang mencoba mengingatkan mengenai kemungkinan adanya bubble yang bisa menjatuhkan nilai Bitcoin, namun kebanyakan orang tampaknya tidak terlalu risau. Investasi Bitcoin terus berlanjut, dan nilai Bitcoin juga tampaknya stabil, bahkan terus naik.

Tetapi, kini, nilai Bitcoin mulai turun dan terus turun. Belakangan, Bitcoin bukan hanya turun, tapi malah jatuh, karena nilainya kini sudah sangat rendah dibanding waktu-waktu sebelumnya. Pada Senin, 5 Februari 2018, nilai Bitcoin turun lebih dari 15% pada perdagangan di Amerika Serikat (AS). Ini merupakan posisi terendah dalam tiga bulan terakhir.

Dikutip dari Reuters, penurunan Bitcoin dipicu oleh meluasnya kekhawatiran mulai dari pembatasan peraturan global, hingga larangan penggunaan kartu kredit untuk membeli Bitcoin oleh bank-bank Inggris dan AS.

Dari pantauan di bursa Bitstamp yang berbasis di Luksemburg, nilai Bitcoin mencapai USD 6.853,53 pada awal perdagangan sore di New York. Cryptocurrency itu pernah mencapai nilai tertinggi, hampir USD 20.000 pada Desember 2017.

Kinerja Bitcoin sepanjang 2018 ini berkebalikan dari tahun lalu, yang melonjak lebih dari 1.300%. Pada 2018 ini, Bitcoin telah kehilangan sekitar setengah dari nilai tertingginya.

Banyak pemerintah dan otoritas keuangan di berbagai negara menegakkan aturan keras yang melarang Bitcoin.

"Kami memperkirakan penurunan ini akan berlanjut. Secara teknis bisa mencapai USD 5.000 untuk setiap koin," kata Miles Eakers, analis pasar utama di Centtrip, yang mengkhususkan diri pada pembayaran valuta asing dan manajemen treasury.

Cryptocurrency lainnya juga mengalami penurunan dua digit pada hari yang sama. Mengacu pada data Coinmarketcap.com, Ethereum yang merupakan mata uang virtual terbesar kedua, turun hampir 19% pada USD 703,40, sementara Ripple yang terbesar ketiga, diperdagangkan pada 71 sen dolar AS atau turun 14,1%.

Baca juga: Di Masa Depan, Rupiah Mungkin Berbentuk Digital

Related

News 9187458547456581795

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item