Fakta di Balik Transplantasi Organ Manusia
https://www.naviri.org/2018/01/transplantasi-organ-manusia.html
Naviri.Org - Di dalam tubuh manusia terdapat aneka organ yang berfungsi menjaga agar tubuh dapat tetap sehat atau hidup. Di antara organ-organ dalam tubuh manusia itu adalah jantung, hati, empedu, ginjal, dan lain-lain. Seiring berjalannya waktu—bersama usia yang makin menua—kinerja organ dalam tubuh itu bisa mengalami masalah atau bahkan kerusakan, khususnya lagi jika si pemilik organ tidak menjaga kesehatan dengan baik.
Ginjal, sebagai contoh, bisa mengalami kerusakan karena berbagai latar belakang. Ketika ginjal mengalami masalah dan tidak bisa berfungsi, maka ginjal yang bermasalah bisa diangkat. Namun, jika sepasang ginjal sama-sama mengalami kerusakan, maka dibutuhkan ginjal baru. Dalam hal itu, tentu saja, harus ada pihak lain yang bersedia mendonorkan ginjalnya.
Kita yang saat ini menjalani kehidupan sehat dan baik-baik saja mungkin tidak menyadari bahwa di luar sana ada banyak orang yang sedang menunggu donor organ tubuh, karena organ miliknya mengalami masalah atau kerusakan. Dan jumlah orang yang butuh donor organ semacam itu tidak sedikit, melainkan sangat banyak.
Data U.S. Departement of Health & Human Services menunjukkan bahwa tiap sepuluh menit, satu orang ditambahkan dalam daftar tunggu nasional untuk mendapatkan transplantasi organ. Setiap hari ada 22 orang dalam daftar tersebut meninggal dunia tanpa organ yang mereka butuhkan. Sosialisasi transplantasi organ terus didorong sebab satu organ donor bisa menyelamatkan delapan nyawa.
Laman United Network of Organ Sharing (UNOS) hingga 3 Februari 2017 waktu AS pukul 11.53, menyebutkan ada 118.613 orang yang sedang membutuhkan transplantasi organ. Sebanyak 76.075 di antaranya adalah orang dalam daftar calon tunggu aktif. Sementara itu, total transplantasi organ yang telah dilaksanakan selama 2016 sebanyak 33.596 kali. Total pendonor organ tahun lalu jauh dibanding kebutuhan, yakni sebanyak 15.944 pendonor.
Donor organ akan menjadi penting bagi orang yang benar-benar sedang membutuhkan, sebab taruhannya nyawa. Jika tak bisa dipenuhi dengan cara legal, mereka akan memakai jalur ilegal. Jalur ilegal disokong oleh perdagangan organ (organ trade), dan selama ini telah terjadi secara diam-diam oleh para pelaku antarnegara. Mereka mencoba mengisi ceruk permintaan yang tinggi tetapi terbentur oleh minimnya persediaan di institusi kesehatan resmi.
Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), ada kurang lebih 106.879 organ yang ditransplantasikan di 95 negara anggota PBB secara legal dan ilegal pada tahun 2010. Ginjal mendominasi dengan 68,5 persen dari keseluruhannya. Pada kenyataannya, angka ini rupanya hanya mampu memenuhi 10 persen dari kebutuhan operasi transplantasi global.
WHO memperkirakan ada 10 ribu transaksi jual-beli organ di pasar gelap dunia. Pasien mencari organ dari Pakistan, India, dan Cina. Setelah AS, Cina adalah negara dengan angka kebutuhan tertinggi kedua untuk transplantasi organ.
Di sisi lain, Cina juga diperkirakan sebagai pemasok organ terbesar di dunia. Selain menanggulangi peredarannya, Pemerintah Cina juga kerepotan dalam upaya memberantas aktivitas pengambilan organ manusia secara ilegal dan tak aman, terutama dari para narapidana yang dihukum mati.
Baca juga: Kontroversi Khimaira, Hibrida Babi dan Manusia