Terkuaknya Skandal Seks dan Hilangnya Kehormatan
https://www.naviri.org/2018/01/terkuaknya-skandal-seks.html
Naviri.Org - Karena prestasi atau karya-karya yang telah dihasilkan, seseorang bisa saja mendapatkan aneka penghargaan dan kehormatan dari berbagai pihak. Namun, segala penghargaan dan penghormatan itu bisa sirna dan hilang, ketika kemudian orang bersangkutan diketahui terlibat dalam skandal seks, atau—secara lebih spesifik—melakukan tindakan pelecehan seksual kepada orang lain.
Kenyataan itulah yang terjadi pada Harvey Weinstein. Sebelumnya, ia dikenal sebagai produser ternama film Hollywood. Dia juga anggota Academy of Motion Picture Arts and Sciences, organisasi profesi sineas yang membagikan Piala Oscar. Ketika kemudian diketahui bahwa Harvey Weinstein melakukan pelecehan seks pada beberapa wanita, dia pun dipecat dari keanggotaannya.
Selain itu, Harvey Weinstein juga dipecat dari jajaran direksi Weinstein Company, yang tidak lain adalah perusahaan produsen dan distributor film layar lebar yang ia dirikan bersama saudaranya. Bahkan, Prancis pun sudah memulai proses untuk mencabut gelar Legion of Honor darinya, sebuah gelar tertinggi yang diperuntukkan bagi warga sipil.
Weinstein Company adalah perusahaan film terkemuka yang memproduksi dan mendistribusikan, untuk menyebut sejumlah blockbuster, The Immitation Game, Django Unchained, Silver Lining Playbooks, The Readers, dan, ironinya, dokumenter Michael Moore Capitalism: A Love Story.
Sejumlah sanksi sosial itu dikenakan kepada Weinstein setelah The New York Times menurukan liputan yang membongkar skandal pelecehan seksual yang sudah dilakukan salah satu orang terkuat di Holywood ini selama tiga dekade.
Korbannya bermacam-macam, mulai dari sekretaris, asisten, hingga aktris yang pernah bekerja untuknya. Beberapa aktris terkenal pernah mengalami pelecehan oleh Weinstein ketika mereka baru memulai karier. Kini mereka tidak lagi bungkam dan malah nyaring bersuara, seperti Angelina Joulie, Gwyneth Paltrow, dan Lea Seydoux.
Tindakan tersebut jelas memuakkan dan tidak etis bagi standar Academy of Motion Picture Arts and Sciences yang diwakilinya. Maaf, lembaga apa pun tidak layak membiarkan hal itu. Oleh karena itu, Dewan Direktur the Academy of Motion Picture Arts and Sciences melakukan pemungutan suara, dan hasilnya dua per tiga suara ingin mengeluarkan Harvey Weinstein dari keanggotaan Academy.
Mau bagaimana lagi, karena dengan kekuasaan yang dimiliki, Harvey Weinstein telah menggunakannya untuk mengintimidasi, melecehkan secara seksual, serta memanipulasi banyak perempuan dalam tiga dekade terakhir.
Baca juga: Negara-negara yang Penduduknya Hobi Bercinta